Belum lagi partai pemenang Pilpres dua kali yakni Demokrat turut bergabung ke pihak Prabowo-Gibran.
Tercatat saat ini Prabowo diusung deretan partai lainnya yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, Partai Gelora, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Derasnya dukungan partai ke Prabowo itu lantas membuat koalisinya dijuluki sebagai koalisi gemuk.
"Bergabungnya Partai Demokrat dan semakin mantapnya dukungan dari partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) sedikit banyak berefek positif bagi naiknya elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran."
"Berdasarkan analisis LSN, soliditas pemilih Partai Demokrat dan partai-partai anggota KIM lainnya untuk mendukung Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan," ujar Gema.
3. Strategi Politik
Ketiga, strategi politik pasangan Prabowo-Gibran dinilai terbukti jauh lebih efektif ketimbang Ganjar-Mahfud maupun Anies-Cak Imin.
"Mereka terbukti berhasil merebut simpati generasi Z (Gen-Z) dan kaum milenial yang merupakan bagian pemilih terbesar dalam Pemilu 2024 nanti," ujar Gema Nusantara Bakry.
Dari hasil survei LSN terbaru, lebih dari 45 persen Gen-Z dan kaum milenial menjatuhkan pilihan pada pasangan Prabowo-Gibran.
4. Kepemimpinan Prabowo
Faktor keempat yakni model kepemimpinan Prabowo Subianto yang dinilai inklusif, sehingga cukup menarik bagi kaum nasionalis.
"Publik nampaknya cukup simpati terhadap Prabowo yang selalu menyerukan persatuan dan politik sejuk."
"Kini semua orang, semua unsur masyarakat maupun kekuatan politik seakan-akan merasa nyaman bersama Prabowo," ujar Gema.
Menurut survei LSN, Prabowo tidak lagi menjadi common enemy atau musuh bersama seperti pada Pilpres 2019 dulu.
5. Gibran Magnet Politik