"Sudah sepantasnya Israel membebaskan tahanan dan tahanan untuk mencapai tujuan ini," imbuhnya.
Sebagian besar dari mereka yang akan dibebaskan adalah tahanan yang masih menunggu persidangan, dengan tuduhan mulai dari penghasutan hingga pelemparan batu hingga percobaan pembunuhan.
Dalam daftar yang beredar juga termasuk wanita dan remaja yang ditahan tanpa dakwaan atau persidangan dalam apa yang disebut penahanan administratif.
"Orang-orang ini juga seharusnya dibebaskan tanpa syarat.
Jadi kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel dan tahanan administratif Palestina disambut baik," katanya.
Tak Sabar Tunggu Anaknya Dibebaskan
Salah satu keluarga di Palestina yakni Salaymeh bersyukur mendengar kabar jika anaknya akan dibebaskan.
Selama berhari-hari, keluarga Salaymeh mengikuti, dengan penuh harap, setiap informasi terkait potensi kesepakatan antara Hamas dan Israel untuk menghentikan pertempuran dan menukar tahanan.
Anak mereka, Ahmed Salaymeh yang berusia 14 tahun telah dipenjara tentara Israel sejak Mei 2023.
Baca juga: Keluarga di Palestina Tak Sabar Tunggu Anaknya Dibebaskan Israel, Rindu Berat Usai 6 Bulan Terpisah
Hari Rabu lalu, Israel dan Hamas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan gencatan senjata selama empat hari.
Gencatan senjata ini ditengahi oleh Qatar, dengan kesepakatan pejuang Hamas akan membebaskan 50 tawanan warga Israel yang mereka tahan dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina dari penjara Israel.
Hamas menangkap sekitar 240 orang dalam serangan mendadak terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Keluarga Salaymeh melihat anak mereka, Ahmed, tercantum dalam daftar tahanan Palestina yang dijadwalkan akan dibebaskan.
Informasi itu mereka dapatkan dari informasi yang disebarkan media Israel.
Bagi mereka, ini akan menjadi momen yang sangat melegakan, harapan yang penuh kehati-hatian, dan kecemasan bagi Nawaf al-Salaymeh dan istrinya, Sahar.