Berita Viral

Nasib Pedagang di Puncak Bogor Getok Harga ke Wisatawan, Dapat Sanksi, Warung Bakal Tutup Sementara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini nasib warung di Puncak Bogor yang viral karena getok wisatawan, bakal ditutup sementara.

Satu di antara banyak contoh yakni harga untuk satu porsi Indomie telur.

Di warung makan tersebut wisatawan tersebut dikenakan tarif Rp 25 ribu.

Sontak hal itu membuat wisatawan menjerit dan memviralkan kejadian pahit yang dialami.

Melihat hal tersebut, Mumuh, Ketua Paguyuban Pedagang Puncak Bogor memberi pernyataan tak terduga.

Menurutnya, getok harga dari pedagang ke wisatawan adalah hal biasa.

Bahkan, pernah ada warung yang menjual kopi seharga Rp 100 ribu per cangkirnya.

"Udah biasa, udah biasa," ujarnya pada TribunnewsBogor.com.

"Kaya ini kan pernah disini sekali itu kopi 100 ribu, di pinus warung padang, pernah itu. Itu juga sama, dia masuk jam 9 malam pulang pagi jam 6," tuturnya.

"Keberatan juga itu tuh, akhirnya dijelasin lah sama yang punya kios, ya karena abang disini lama, jajan kopi cuma 2 ya wajar saya masukin 100 ribu karena itu jadi kena cas, ya ngerti juga gitu," paparnya.

Selain makan dan minumannya yang terbilang mahal, di warung Puncak Bogor juga bila wisatawan berlama-lama nongkrong di tempat tersebut akan terkena cas atau biaya tambahan.

Selain itu, menurutnya harga yang terbilang mahal ini seperti Indomie telur dihargai Rp 18 ribu per porsinya sudah disepakati dengan pemerintah tingkat kecamatan.

"Udah ada kesepakatan waktu itu Indomie harga 18 ribu, semacam kopi udah dikasih harga semuanya. Sama semua (setiap pedagang). Waktu zaman Pak Deni," bebernya.

Baca juga: Apes! Wisatawan Puncak Bogor Kena Modus Rem Rusak, Mobil Digiring ke Bengkel, Curigai Komplotan

Tindakan nyata

Sementara itu, Satpol PP Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor mengungkap sosok oknum pedagang warung makan di Puncak Bogor yang bikin menjerit wisatawan karena menggetok harga terlalu tinggi.

Kasi Trantib Kecamatan Cisarua, Komarudin menjelaskan, oknum pedagang tersebut rupanya kerap melakukan hal yang sama yakni menggetok harga ke wisatawan.

Halaman
123