Berita Kriminal

Modal Info Google, Dede Dokter Gadungan di Bandung Pandu Korban Aborsi Online, Jual Obatnya Juga

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter gadungan pelaku praktek aborsi online di Kabupaten Bandung

TRIBUNTRENDS.COM -    Dengan modal informasi dari Google, Dede beraksi pandu korbannya untuk melakukan aborsi online.

Dede dokter gadungan dari Bandung sudah memandu ratusan korban untuk melakukan aborsi via WhatsApp.

Selain membagikan informasi, Dede juga menjual obat aborsinya.

Bagaimana kabar lengkapnya?

SM alias Dede (30) mengaku korbannya sudah ratusan orang saat ditanya Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, di Mapolresta Bandung, Soreang, Senin (6/11/2023).

Dede diringkus jajaran Polresta Bandung bersama rekannya, RI alias Iwan (28) yang merupakan pemasok obat untuk melakukan praktek aborsi tersebut.

Baca juga: MIRIS Wanita Hamil di Surabaya Jadi Korban Kekerasan hingga Kejang, Pelaku 3 Pria, Dipaksa Aborsi

Kasus Aborsi Ilegal yang memandu korbannya secara online, oleh dokter gadungan akhirnya terungkap oleh jajaran Polresta Bandung. (Tribun Jabar/ Lutfi AM)

Dede mengaku, dirinya tak secara langsung mengaku dokter kepada orang yang ingin atau konsultasi untuk diaborsi.

"Cuman saya namakan di WA itu dokter, dengan nama Dr Ganesha SM, " kata Dede.

Dede mengakui, dirinya memandu korbannya untuk yang ingin aborsi mulai dari minum obat yang ia jual, hingga sampai keluar janin.

"Saya pandu korban, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari google, " tuturnya.

Dede mengatakan, sudah melakukan praktek aborsi dengan memanfaatkan grup facebook, dan dilanjutkan menggunakan whatshap, mulai tahun 2021.

"Dari tahun 2021 korban ada 100 lebih, " katanya.

Menurut Dede, obat untuk aborsi yang ia jual dihargakan Rp 1,5 juta satu strip atau sepuluh butir.

"Jadi cuma per butirnya saya jual Rp 150 ribu. Saya beli dari RI 12 strip Rp 2,5 juta, " ucapnya.*)

Wanita di Makassar Digagahi 10 Kali oleh Oknum Polisi, Blokir Kontak Malah Diteror, Beri Obat Aborsi

Pilu nasib seorang wanita muda asal Makassar berinisial RM.

RM mengaku telah menjadi korban pemerkosaan oleh oknum anggota polisi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak tahan dengan berbagai teror dan ancaman dari pelaku, RM kini berharap agar kasusnya segera terselesaikan.

RM sendiri hingga kini masih mengalami trauma mendalam akibat peristiwa pilu yang dialaminya.

Apalagi, terduga pelaku merupakan orang yang dikenalnya sudah sejak lama.

RM menceritakan bahwa, terduga pelaku yakni Bripda FA merupakan mantan kekasihnya saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Namun, seiring berjalannya waktu hubungan keduanya pun kandas.

Baca juga: DIANCAM dengan Busur, Siswi SMP di Makassar Jadi Korban Rudapaksa, Pelaku Nangis Saya Nyesel Pak

Ilustrasi rudapaksa (Eva.vn)

"Saya kenal sejak 2015 karena teman sekolah waktu SMA dan pernah pacaran tahun 2016 sampai 2019 kemudian sempat balikan 2020 sampai Agustus 2022," jelas RM saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/10/2023) malam.

Sejak itu, RM pun memilih untuk menjauhi Bripda FA, bahkan semua media sosial dan kontak Bripda FA diblokir oleh RM.

"Karena rasa sakit dan trauma yang dia berikan kepada saya maka semenjak waktu itu saya memilih untuk menjauh dari dia. Saya blokir semua kontak dan sosial medianya," ucapnya.

Meski telah diblokir oleh RM, Bripda FA rupanya terus berupaya mencari keberadaan RM melalui rekan dan kerabat RM.

"November 2022, waktu pindah kos dia hubungi lagi sepupu saya, tanyakan keberadaan saya. Di situ saya berbicara dengan dia. Di situ dia bilang mau ketemu untuk menghapus video aib saya, saya bertanya apa maksudnya? Dia bilang, suruh saya liat secara langsung dan kalau mau hapus katanya saya sendiri yang harus hapus," kata RM.

Tak sampai di situ, RM rupanya terus mendapatkan teror dari Bripda FA agar mau bertemu guna menghapus video tak senonoh RM yang disimpan oleh Bripda FA.

"13 Februari 2023 dia menghubungi lagi teman saya, disitu dia meminta saya lagi untuk berbicara dengan hal yang sama untuk hapus video itu. Tapi saya tidak percaya dengan video itu, makanya dia minta untuk buka blokirnya untuk dia kirimkan video tersebut," jelas RM.

"Mulai dari itu, dia minta terus untuk ketemu tujuannya itu untuk minta saya sendiri hapus itu video. Saya tidak mau bertemu dengan dia kalau berdua saja," sambungnya.

Hingga pada Maret 2023, Bripda FA pun mengajak RM bertemu di acara temu alumni sekolah mereka.

Di sana, RM mengikuti kemauan Bripda FA untuk bertemu lantaran bisa mengambil kesempatan menghapus video itu.

Namun, saat itu RM malah dipaksa untuk memuaskan nafsu birahi Bripda FA.

Baca juga: Kronologi Kisah Pilu Mantan Pacar Oknum Polisi Polda Sulsel, Sebut Dirudapaksa 10 Kali, Kini Lapor

Ilustrasi korban rudapaksa (Kolase Tribun Trends/Ist)

Kala itu, Bripda FA masuk secara diam-diam ke kamar indekos RM dan langsung memegang tangan RM lalu mendorongnya ke tembok hingga RM tak berdaya.

RM bahkan menyebut, aksi pemerkosaan yang dilakukan Bripda FA itu terjadi hingga 10 kali.

Bahkan hingga RM diduga hamil lalu diberikan obat untuk aborsi.

"Iya kurang lebih 10 kali, terakhir tanggal 28 Juni, terus dia kasih minum saya obat yang dia sebut pil aborsi. Sempat saya telat datang bulan sekitar satu bulan lebih terus saya sudah jarang bertemu pada bulan Mei bulan Juni terus saya berkeluh kesah sama dia setelah dia kasih saya itu obat, karena saya teratur kalau halangan," ucapnya.

Tak hanya itu, Bripda FA juga sempat melakukan pemerkosaan terhadap RM di kediaman salah satu pejabat di lingkup Polda Sulsel.

Aksi bejat Bripda FA masih dengan modus yang sama yakni mengajak RM bertemu lalu menghapus video tak senonoh RM.

"Kalau di rumah Wadir itu tanggal 16-17 Maret, dia juga lakukan begitu, dia bilang mau diberikan kesempatan untuk hapus itu video. Jadi harapan saya setelah saya temani dia di rumah Wadir dia hapus itu video. Itu pun kesepakatannya hanya ditemani acara barbeque saja, tidak ada kesepakatan untuk berhubungan badan tapi ternyata dia tetap memaksa untuk berhubungan," beber RM.

Di situ, Bripda FA pun terus melakukan teror agar RM tidak buka suara ihwal peristiwa itu.

Baca juga: Sakit Hati Sering Ditilang, Sopir Truk Larang Anaknya jadi Polisi, Reaksi Kapolsek, Akhirnya Begini

Ilustrasi oknum polisi rudapaksa teman wanitanya (Kolase ist)

Hingga RM mengalami trauma atas kelakuan Bripda FA.

"Bahkan dia kirimkan video aib saya tersebut dengan tujuan agar saya tidak berbicara dengan keluarga saya dan menurut saya itu ancaman, saya tidak tahan dengan rasa trauma yang saya pendam beberapa lama sakit," ungkapnya.

Hingga pada Juli 2023, RM memberanikan diri untuk memberitahukan kisah pilunya ke orangtuanya.

"Sampai akhir Juli saya beritahu dia, akan melaporkan ke Polda tapi dia tetap kirim video itu ke saya. Menurut saya itu sebagai ancaman agar saya tidak melapor. Saya tidak tahan dan saya memberitahukan orangtua saya dan akhirnya orangtua saya membawa kasus ini ke jalur hukum melaporkan ke Polda," tandasnya.

(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin, TribunBogor)

Diolah dari artikel TribunJabar.id dan TribunnewsBogor.com