Berita Kriminal

TAWURAN Siswa SMK di Lampung Tewas, 2 Pelajar Sempat Buron, Kini Berhasil Ditangkap: Ada 5 Tersangka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tawuran. Tim Buser Satreskrim Polresta Bandar Lampung kembali menangkap dua pelajar yang diduga menjadi pelaku penganiayaan yang menewaskan GIZ (17) siswa SMK

Dikutip dari Tribun Jateng, saat itu AGH mengajak lima temannya membuat konten tawuran.

Untuk mewujudkan ide itu, mereka menghubungi kelompok pelajar dari SMK lain melalui media sosial Instagram.

Kedua kelompok sepakat untuk bertemu di ruas jalan Pebatan-Rengaspendawa.

Korban pun mengaktifkan siaran langsung (live) di Instagram sambil terlibat dalam tawuran bersama teman-temannya.

Sayangnya, dalam peristiwa tragis ini, korban terkena sabetan senjata tajam yang dilakukan oleh salah satu pelajar dari kelompok lawan.

Polisi telah mengamankan beberapa rekan korban untuk dimintai keterangan, sementara upaya pengejaran terhadap pelaku tawuran lainnya masih terus dilakukan.

"Beberapa rekan korban sudah kami amankan untuk dimintai keterangan.

Kami kini tengah memburu para pelaku tawuran lainnya," kata Iptu Heri Sukamto, Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Larangan.

Ilustrasi pelajar tewas saat tawuran. (Tribunnews.com/Ilustrasi)

Baca juga: Bikin Konten Tawuran, Pelajar SMK di Brebes Tewas Mengenaskan saat Live Instagram: Ya Allah

Iptu Heri Sukamto, menjelaskan, AHG mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam di bagian dada sebelah kiri dan pergelangan tangannya.

Meskipun sempat diberikan pertolongan pertama di Rumah Sakit Amanah Mahmudah Sitanggal, namun korban akhirnya meninggal dunia.

"Korban luka parah dan dibawa temannya ke Rumah Sakit Amanah Mahmudah Sitanggal, untuk pertolongan pertama. 

Namun pada saat diberikan tindakan di rumah sakit korban meninggal dunia," kata Heri, Senin (25/9/2023).

Jenazah korban kini berada di RS Amanah Mahmudah dan akan dijemput pihak keluarga untuk disemayamkan di rumah duka di Dusun Curug, Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan.

Atas tragedi ini, Kepala Unit Reserse Kriminal Heri Sukamto mengimbau kepada para orangtua dan pihak sekolah untuk lebih ketat mengawasi anak-anak mereka, termasuk memeriksa ponsel yang digunakan.

***

Artikel ini diolah dari Kompas dan TribunJambi