Kemudian tanaman liar dan menjalar menutup seluruh bagian depan rumah.
Bagian tamannya dipenuhi dengan semak belukar.
Sedangkan dinding bagian belakang rumah juga ditumbuhi oleh tanaman.
Dadang, warga sekitar mengungkapkan setiap malam Ibu Guritno berteman hanya dengan kegelapan.
Kemudian pada saat pagi hari Ibu Guritno kerap meminta makanan dan pasokan air kepada warga.
"Biasanya kalau keluar setelah solat subuh sampai jam 06.00 WIB atau sekitar jam 07.00 WIB, karena dia pasti minta air ke saya. Tiap hari minta air dua galon, dan minta buat sarapan. Kalau ada ya saya bantu, kalau nggak ada ya gimana lagi," katanya.
Selama bertahun-tahun pasokan makanan dan minuman selalu diberikan oleh tetangganya.
Tak jarang kebutuhan air pun dikirim oleh warga.
"Ke sini sarapan sudah disedian. Galon simpen, nanti dianterin, ada juga keperluan deterjen kopi ya saya kasihin aja," ucapnya.
Menurutnya dalam kesehariannya Ibu Guritno hanya berdiam diri di rumah.
Makanya saat ini jarang bersosialisasi dengan warga lain.
"Iyah kalau komunikasi biasa aja. Jadi kadang bener, kadang nggak nyambung. Pokonya jangan lama-lama lah ngobrol sama dia mah," jelasnya.
Pihaknya menjelaskan, awalnya wanita paruh baya tersebut tinggal dengan bahagia bersama suami dan anak-anaknya.
Namun semua berubah saat keduanya keluar dari perusahaan IPTN yang saat ini PTDI 2003 silam.
Baca juga: Kisah Nenek Guritno Tinggal Sendirian di Rumah Mewah Terbengkalai, Warga Iruan untuk Bersihkan Teras
"Awal begitunya pas IPTN nya mau bangkrut. Soalnya biasanya mah suka barengan kalau kerja.