Selebrita

TRAGISNYA DSA, Tewas Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR, Dilindas Mobil, Ditertawakan saat Tak Berdaya

Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah tragis DSA, ibu muda yang tewas diduga dianiaya anak anggota DPR, ada bekas lindasan ban di tubuh.

"Dengan dugaan kuat secara sengaja meninggalkan Dini. (Bukti) di lengan tangan Dini, ada bekas injakan ban. Bahkan itu menurutku tidak manusiawi sekali."

Baca juga: Fakta Janda Muda Tewas Diduga Dianiaya Putra Anggota DPR, Ada Bekas Lindasan Ban Mobil di Tangan

Janda muda tewas dianiaya, diduga oleh pacarnya yang anak anggota DPR (Kolase Tribun Trends)

Anak Anggota DPR RI

Polrestabes Surabaya belum menetapkan tersangka kasus pembunuhan wanita bernama DSA (29) yang sempat mendapat penganiayaan di tempat karaoke di Surabaya, Jawa Timur.

Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura mengatakan pelaku penganiayaan merupakan pacar DSA yang berinisail GRT (31).

GRT kini telah dilaporkan atas kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

Dimas menambahkan GRT merupakan anak anggota DPR RI dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

"GTR ini adalah masih jadi pacar. Atau teman dekat DSA. GTR ini anak salah satu pejabat dewan DPR RI," ungkapnya, Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.

Ia meminta anggota keluarga GRT juga turut bertanggung jawab atas kasus ini lantaran korban dianiaya hingga tewas.

"Meski proses hukum berjalan dan berlanjut kami ingin melihat sifat kenegarawanan sifat tanggug jawab dari seorang pejabat dan keluarganya. Terhadap kepedulian nasib DSA," tuturnya.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, ayah dari pelaku GRT bernama Edward Tannur, anggota DPR RI dari Fraksi PKB.

Edward Tannur memiliki 3 orang anak dari pernikahannya dengan Meirizka Widjaja.

Dilansir dari situs resmi DPR RI, Edward Tannur merupakan lulusan S1 Hukum di Universitas PGRI, Kupang.

Pria 61 tahun tersebut menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT dari tahun 2006 hingga sekarang.

Sebelumnya, Edward Tannur juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 2004 hingga 2009.

(Tribunnews)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com