Berita Viral

SOSOK Mbah So, Pengayuh Becak Lestarikan Tari Topeng Kaliwungu, 'Seneng Ada yang Nerusin'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tak ada yang menyangka, Sutomo atau Mbah So (60), sang pengayuh becak adalah salah satu sosok di balik lestarinya Tari Topeng Kaliwungu.

Suatu Mbah Sanemo memanggil Sutomo untuk menari. Namun, pelajaran pertama yang diterima Sutomo kala itu adalah memainkan gendang.

Sebab, wajib hukumnya bagi seorang penari untuk mengetahui irama musik yang akan mengiringinya agar setiap gerak tarian bisa selaras.

Darah seni rupanya telah mengalir pada diri Mbah So sejak kecil. Tidak butuh waktu lama, kurang dari seminggu, Mbah So sudah mahir memainkan gendang.

Setelah itu baru Mbah So belajar menari Topeng Kaliwungu. Mulai dari cara berjalan, menghentakkan kaki, mengepakkan tangan dan menggelengkan kepala.

"Awal (belajar) gendang, pas bisa langsung nari, ya mulai dari jalannya sampai bisa sekarang ini," lanjutnya.

Masa kanak-kanak Mbah So dihabiskan untuk mendalami Tari Topeng Kaliwungu. Saat remaja, gerakan menarinya sudah semakin mahir, tak heran jika Mbah So kerap diajak Mbah Sanemo untuk tampil dalam berbagai acara.

Kala itu, memang tidak banyak festival maupun gelaran budaya yang digelar di alun-alun maupun panggung-panggung megah.

Baca juga: SOSOK Purwa Ayu, TikToker Viral Gemar Makan Sayur Jantung Pisang, Kisah Hidup Pilu, Ingin Jadi Guru

Tari Topeng Kaliwungu biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat maupun acara pernikahan hingga khitanan warga.

Dulu, untuk sekali tampil dengan durasi pertunjukan 1 jam, para penari ini mendapatkan bayaran Rp 50.000.

Kini, bayaran yang diterima sudah naik menjadi Rp 200.000 untuk sekali pertunjukan.

Namun, yang membedakan adalah intensitas pertunjukannya kini semakin jarang. Hanya bulan-bulan tertentu, kelompok tari Sutomo ini mendapatkan undangan untuk tampil.

"Pokoknya ke mana-mana ikut Mbah Nemo, bayarannya ya sedikit, tapi saya enggak pernah mikir bayaran, yang penting saya nari gitu saja," terangnya.

Mbah So ketika pulang menarik becak (KOMPAS.com/Miftahul Huda)

Tukang becak pelestari tradisi

Penghasilan yang tidak menentu dari menari, membuat Mbah So memutuskan memilih pekerjaan sebagai tukang becak.

Sebab, selain menari, tidak ada keterampilan lain yang dimilikinya karena ia tidak sampai menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD).

Halaman
1234