Benar-benar Masya Allah. Sedih campur senang, mereka kan masih kecil, masih masa-masanya bermain, masih polos tapi sudah seperhatian itu," ungkapnya kepada TribunJakarta.com, Kamis (14/9/2023).
Gia mengaku hal ini tak lepas dari metode pembelajaran yang diberikannya.
Ia selalu menyisipkan permainan di setiap pembelajaran yang diberikan.
Sehingga para siswa menjadi lebih asyik dan menerima pembelajaran jauh lebih mudah.
Baca juga: AKSI Guru Hapus Make Up Siswi di Semarang, Dinilai Terlalu Menor, Pihak Sekolah Angkat Bicara
"Mungkin karena metode pembelajaran dan pendekatan yang saya berikan.
Jadi mereka ngerasa benar-benar deket banget sampai dikala kita pisah kelas itu pada nangis kayak ngerasa takut kehilangan.
Jadi mereka tuh nggak mau kehilangan memori bareng saya," pungkasnya.
(TribunJakarta)
Diolah dari artikel di TribunJakarta.com