TRIBUNTRENDS.COM - Bahagianya hati seorang guru yang begitu disayang oleh murid-muridnya.
Pengalaman menarik ini dialami seorang guru di SDN Cicalengka 07, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sederet perlakuan manis dari murid diterima olehnya.
Bagaimana tidak, berkat metode dan ketulusannya dalam memberi pelajaran membuat si ibu guru mendapat perhatian besar hingga perlakuan bak ratu dari para siswanya.
Ibu guru tersebut bernama Giandra Keyla Madjid As (24), guru kelas 3 di SDN Cicalengka 07.
Gia, sapaannya, tergolong guru baru di sekolah tersebut, namun dirinya sudah mendapatkan banyak perhatian dari para siswanya.
Ia pun membagikan bagaimana perhatian dan perlakuan para siswanya itu di akun media sosial TikToknya.
Baca juga: Kamu kan yang Melaporkan Keceplosan, Awal Mula Kepala SD Bogor Lakukan Pungli, Guru Reza Tertekan
Gia mengatakan, acap kali para siswanya menyisihkan bekal makanan untuk dirinya.
Sekeras apapun usahanya menolak makanan-makanan tersebut, keinginan para siswanya justru lebih keras hingga akhirnya selalu ada makanan di mejanya.
Perlakuan itu tetap dilakukan meski dirinya sudah tak lagi mengaja untuk para siswa tersebut.
"Ibu udah sarapan belum? Ibu udah makan siang belum?" menjadi pertanyaan pembuka yang selalu didengarnya tiap kali ke sekolah.
"Perasaan campur aduk, guru mana yang nggak senang anak murid yang memperlakukan kita layaknya ratu.
Benar-benar MasyaAllah. Sedih dicampur senang, mereka kan masih kecil, masih masa-masanya bermain, masih polos tapi sudah seperhatian itu," ungkapnya kepada TribunJakarta.com, Kamis (14/9/2023).
Tak sampai di situ saja, para siswanya selalu datang ke rumahnya setiap pagi. Mereka meminta Gua untuk berangkat bersama.
Bahkan orangtua para siswa sudah tahu dan justru ikut mendukung.
"Nah kan sampai dijemput dan disamperin ke rumah itu udah biasa.
Kayak contohnya masuk jam 07.15 dari jam 06.55 udah pada stay di rumah, pada nyamperin agar saya cepat-cepat ke sekolah," lanjutnya.
Baca juga: Kelakuan Nopi Yeni Kepsek Viral, Awal Menjabat Guru Lain Sudah Tertekan, Sering Intervensi & Pungli
Sikap anak-anak ini diklaimnya tak lepas dari metode pembelajaran yang diterapkannya.
Ia selalu menyelipkan permainan di tiap proses belajar mengajar. Sehingga para siswanya merasa nyaman, asyik dan belajar menjadi jauh lebih menyenangkan.
"Awal mulanya saya juga nggak tahu kenapa ya kok anak-anak ini bisa se-care dan seperhatian itu.
Yang saya rasakan secara pribadi mungkin karena hasil metode pembelajaran yang saya berikan kepada anak-anak, karena metode pembelajaran itu berbasis game.
Jadi, si anak itu ngerasa setiap ketemu sama saya, di mana saya selalu dicariin di kala jauh atau enggak masuk kelas," pungkasnya.
Dapat pesan manis dari murid
Guru perempuan bernama Giandra Keyla Madjid As (24) itu mendapat banyak makanan dari siswanya, baik yang masih dia ajar maupun sudah naik kelas.
Hal ini dibuktikan dengan adanya makanan yang selalu disisihkan oleh para siswanya.
Sebagai guru kelas 3 di SDN Cicalengka 07, Jawa Barat, ia mengaku makanan tersebut bukan hanya dari siswa yang diajarnya saja.
Baca juga: Haru! Guru Honorer Mohamed Reza Dipeluk Guru Lain saat Pamitan, Sempat Dipecat Gegara Bongkar Pungli
Melainkan ada juga dari siswa yang kini sudah duduk di bangku kelas 4.
Bahkan dilengkapi dengan secarik pesan yang berisikan agar Gia tak lupa menyantap makanan yang diberikan meski itu berasal dari mereka yang sudah tak diajarnya lagi.
"Ya udah naik kelas juga masih ngirimnya makanan padahal udah udah nggak sekelas.
Perasaan campur aduk, guru mana yang nggak senang anak murid yang memperlakukan kita layaknya ratu.
Benar-benar Masya Allah. Sedih campur senang, mereka kan masih kecil, masih masa-masanya bermain, masih polos tapi sudah seperhatian itu," ungkapnya kepada TribunJakarta.com, Kamis (14/9/2023).
Gia mengaku hal ini tak lepas dari metode pembelajaran yang diberikannya.
Ia selalu menyisipkan permainan di setiap pembelajaran yang diberikan.
Sehingga para siswa menjadi lebih asyik dan menerima pembelajaran jauh lebih mudah.
Baca juga: AKSI Guru Hapus Make Up Siswi di Semarang, Dinilai Terlalu Menor, Pihak Sekolah Angkat Bicara
"Mungkin karena metode pembelajaran dan pendekatan yang saya berikan.
Jadi mereka ngerasa benar-benar deket banget sampai dikala kita pisah kelas itu pada nangis kayak ngerasa takut kehilangan.
Jadi mereka tuh nggak mau kehilangan memori bareng saya," pungkasnya.
(TribunJakarta)
Diolah dari artikel di TribunJakarta.com