Berita Kriminal

NIAT Tolong Teman Kesusahan, Wanita di Palembang Apes Terjerat Pinjol, Laporkan Sahabat ke Polisi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Tri Sulastri (24) kecewa, niat hati ingin membantu teman yang kesusahan, dia justru terlilit utang pinjaman online (pinjol).

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah seorang wnaita yang berniat membantu teman kesusahan malah berujung apes.

Ia mengaku terjerat pinjaman online dengan nominal puluhan juta.

Sahabatnya tak membayar dan tak bisa dihubungi, wanita ini kemudian melaporkannya ke polisi.

Baca juga: Gaji 5 Bulan Tak Dibayar, Sekdes di Banten Terjerat Pinjol, Buat Hidup Aja Masih Pinjem Pinjol

Tri Sulastri (24) kecewa, niat hati ingin membantu teman yang kesusahan, dia justru terlilit utang pinjaman online (pinjol).

Ilustrasi pinjol (Surya/Eben Haezer)

Tri Sulastri meminjami uang dari pinjol kepada sahabatnya bernama Putri Ardita sebesar Rp 22,5 juta, namun tidak ada itikad baik dari pelaku untuk melunasinya.

Tri pun melaporkan dugaan penipuan tersebut ke SPKT Polrestabes Kota Palembang.

Dia melaporkan terduga terlapor Putri Ardita yang sama-sama bekerja di Jalan POM IX Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan IB I Kota Palembang, Sabtu (12/8/2023) lalu,

Kronologi

Berdasarkan pengakuan Tri, ia meminjam uang mengatasnamakan dirinya melalui pinjol.

Kemudian meminjamkan uang tersebut ke Putri Ardita dengan alasan untuk mengeluarkan orangtuanya dari penjara.

"Setelah berhasil meminjam uang, terlapor ini berjanji akan membayarkan ke aplikasi Pinjol kepadanya," ungkap Tri Sulastri, Sabtu, (9/9/2023), kepada petugas.

Namun hingga saat ini, terlapor pun menghilang tanpa ada kabar, saat dihubungi handphone terlapor pun sudah tidak aktif.

Baca juga: SEDIH Ibu di Depok, Dipukul Suami Gegara Bergelimang Utang Pinjol: Saya Malu Kalau Pinjam ke Saudara

Tri Sulastri (24) akhirnya kecewa dan mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang, untuk melaporkan kasus penipuan yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri. (SRIPOKU.COM/one)

"Saya telepon nomor Hpnya sudah tidak aktif dan tidak ada kabar sampai sekarang," kata Tri Sulastri.

Dia berharap pelaku dapat ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Laporan kasus ini sudah diterima SPKT Polrestabes Palembang dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Gaji 5 Bulan Tak Dibayar, Sekdes di Banten Terjerat Pinjol, 'Buat Hidup Aja Masih Pinjem Pinjol'

Gara-gara gaji lima bulan belum diterima, sekretaris desa di Garut terjerat pinjol.

Hal itu diungkapkan oleh AN, sekdes di wilayah Kecamatan Tunjung Teja.

Ia mengaku terpaksa meminjam dari pinkol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Gaji 5 Bulan Nunggak, Perangkat Desa di Serang Geram, Tak Jadi Demo karena Ada Jani Haknya Dibayar

Sejumlah perangkat desa ini mengaku terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal lantaran belum digaji selama lima bulan.

Salah satunya AN, sekretaris desa (sekdes) di wilayah Kecamatan Tunjung Teja, mengaku terpaksa meminjam uang dari pinjol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ilustrasi pinjol (Surya/Eben Haezer)

Akibat meminjam dari pinjol, AN mengaku kerap mendapat ancaman dari pihak aplikasi.

AN tidak sendiri, dia menyebut rekan sesama perangkat desa di Kabupaten Serang juga terpaksa meminjam uang dari pinjol.

"Ada memang sampai terjerumus ke pinjol, termasuk saya pribadi. Sampai hari ini saya diteleponin aplikasi," ujarnya.

Menurutnya, kondisi itu sudah cukup lama terjadi dan paling sulit yaitu saat ini, gaji belum dibayarkan selama lima bulan.

"Setidaknya walaupun kecil, kalau gaji rutin bisa mengaturnya," ujar AN seperti dilansir dari TribunSolo.com, Jumat (25/8/2023).

AN menjelaskan, sejak 2019 penghasilan tetapnya tidak teratur dibayarkan oleh Pemkab Serang.

Dia sendiri harus memutar otak untuk membiayai kehidupan sehari-hari, terutama anak dan istrinya.

"Kerja tiga bulan, gaji dibayarnya hanya sebulan. Kan bingung kami," kata AN.

Ia juga mengeluhkan, gaji Rp 2,7 juta per bulan yang sering dibayar per tiga bulan tersebut tidak mencukupi kehidupannya.

"Rumah masih numpang di mertua, boro-boro mau bikin rumah, buat hidup sehari-hari saja masih minjem ke pinjol," ucap AN.

Diungkapkan AN, perangkat desa lainnya bahkan ada yang rela berutang ke tetangga, ke warung untuk makan sehari-hari.

Baca juga: SEDIH Ibu di Depok, Dipukul Suami Gegara Bergelimang Utang Pinjol: Saya Malu Kalau Pinjam ke Saudara

Ilustrasi pegawai perangkat desa. (KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR)

Ketika mendapatkan gaji sudah langsung habis untuk membayar utang-utangnya.

"Ada yang pinjem ke tetangga, pokoknya berbagai cara dilakukan untuk bertahan hidup. Nah, ketika pas gaji cair para perangkat desa enggak pegang uang, habis buat bayar utang," ungkapnya.

Untuk itu, AN meminta Pemerintah Kabupaten Serang dapat membayar gaji lima bulan, dan mensejahtrakan perangkat desa.

Sebelumnya, Perangkat Desa di Kabupaten Serang, Banten akan melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat (25/8/2023) di depan Kantor Bupati Serang.

Aksi ribuan perangkat desa dari 326 desa itu menuntut Pemkab Serang segera memberikan penghasilan tetap (Siltap) atau gaji selama lima bulan dibayarkan.

Gaji 5 Bulan Nunggak, Perangkat Desa di Serang Geram, Tak Jadi Demo karena Ada Jani Haknya Dibayar

Sejumlah perangkat desa ini mengaku terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal lantaran belum digaji selama lima bulan.

Salah satunya AN, sekretaris desa (sekdes) di wilayah Kecamatan Tunjung Teja, mengaku terpaksa meminjam uang dari pinjol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akibat meminjam dari pinjol, AN mengaku kerap mendapat ancaman dari pihak aplikasi.

AN tidak sendiri, dia menyebut rekan sesama perangkat desa di Kabupaten Serang juga terpaksa meminjam uang dari pinjol.

"Ada memang sampai terjerumus ke pinjol, termasuk saya pribadi. Sampai hari ini saya diteleponin aplikasi," ujarnya.

Menurutnya, kondisi itu sudah cukup lama terjadi dan paling sulit yaitu saat ini, gaji belum dibayarkan selama lima bulan.

"Setidaknya walaupun kecil, kalau gaji rutin bisa mengaturnya," ujar AN seperti dilansir dari TribunSolo.com, Jumat (25/8/2023).

AN menjelaskan, sejak 2019 penghasilan tetapnya tidak teratur dibayarkan oleh Pemkab Serang.

Dia sendiri harus memutar otak untuk membiayai kehidupan sehari-hari, terutama anak dan istrinya.

"Kerja tiga bulan, gaji dibayarnya hanya sebulan. Kan bingung kami," kata AN.

Ia juga mengeluhkan, gaji Rp 2,7 juta per bulan yang sering dibayar per tiga bulan tersebut tidak mencukupi kehidupannya.

"Rumah masih numpang di mertua, boro-boro mau bikin rumah, buat hidup sehari-hari saja masih minjem ke pinjol," ucap AN.

Diungkapkan AN, perangkat desa lainnya bahkan ada yang rela berutang ke tetangga, ke warung untuk makan sehari-hari.

Ketika mendapatkan gaji sudah langsung habis untuk membayar utang-utangnya.

"Ada yang pinjem ke tetangga, pokoknya berbagai cara dilakukan untuk bertahan hidup. Nah, ketika pas gaji cair para perangkat desa enggak pegang uang, habis buat bayar utang," ungkapnya.

Untuk itu, AN meminta Pemerintah Kabupaten Serang dapat membayar gaji lima bulan, dan mensejahtrakan perangkat desa.

Sebelumnya, Perangkat Desa di Kabupaten Serang, Banten akan melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat (25/8/2023) di depan Kantor Bupati Serang.

Aksi ribuan perangkat desa dari 326 desa itu menuntut Pemkab Serang segera memberikan penghasilan tetap (Siltap) atau gaji selama lima bulan dibayarkan. (*)

Diolah dari artikel Sripoku dan Kompas.com