Dalam kondisi tersebut, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan suara berisik burung cockatiel atau burung parkit Australia peliharaannya.
Burung itu didapati menabrakkan diri berulang kali ke sangkar.
Setelah itu kepalanya terasa ada yang mendorong dari belakang.
"Lalu, saya coba berdiri kok rasanya sempoyongan.
Dalam hati langsung berkata, 'Wah ini gempa'.
Jadilah saya langsung keluar kamar sambil membangunkan istri dan anak-anak," jelas dia kepada Kompas.com, Sabtu (9/9/2023) malam.
Salah seorang anaknya ternyata belum tidur dan dia merasakan juga gempa sehingga langsung ikut keluar rumah.
"Semua penghuni apartemen Jenan Nahda Fadesa berteriak dan takbir berhamburan ke luar gedung apartemen," ungkapnya.
Bowo bercerita, saat hendak membuka pintu untuk ke luar rumah, dirinya sempat melihat akuarium bergoncang keras sampai airnya mau tumpah.
Baca juga: 17 Tahun Hilang, Pria Asal Klaten Pulang, Pergi saat Gempa 2006, Keluarga Sudah Buat Surat Kematian
"Akhirnya semua penghuni Fadesa berkumpul di lapangan parkir," kata dia.
Bowo memutuskan untuk menunggu selama 30 menit di luar rumah sebelum kemudian masuk lagi guna mengambil kunci mobil, dompet, dan ganti pakaian.
"Kami bersiap untuk meninggalkan apartemen apabila ada gempa susulan yang lebih besar.
Tapi, setelah menunggu lebih dari sejam, tidak terjadi gempa, dan kami mulai masuk rumah masing-masing," jelasnya.
Tapi, menurut dia, ada juga warga yang langsung pergi meninggalkan apartemen Fadesa Rabat karena takut adanya gempa susulan.
Bowo mengatakan, karena bekerja di KBRI Rabat, selama itu dirinya juga mencoba memonitor kondisi para WNI lain yang tinggal di Maroko.