Dari tujuh jasad ini, lima di antaranya adalah keluarga Satria.
Yang dimana, dua jasad di antaranya mengeluarkan wangi melati.
Mereka adalah Suarma dan adik Satria, Nurjanah.
"Wanginya kaya melati," kata Satria.
Baca juga: Pantas Jenazah di Bogor Tetap Utuh Meski 30 Tahun Dikubur, Terkuak Keseharian & Amalan Semasa Hidup
Satria mengatakan ayahnya wafat sekitar 30 tahun silam.
"Saya lupa tahun berapa, perkiraan sudah 30 tahun lebih dimakamkan," kata Satria.
Ia bercerita semasa hidupnya sang ayah bekerja sebagai pandai besi.
"Menurut saya, bapak baik," kata Satria.
Semasa hidupnya Suarma menganggap bahwa ibadah sebagai kewajiban yang harus dijalani.
Tak hanya ibada, menurut Suaram, ada amalan khusus yang selalu dijalani sang ayah.
Kata Satria, semasa hidupnya jasad yang beraroma melati setelah 30 tahun dimakamkan itu selalu berbagi rejeki.
"Sering berbuat sosial ke sesama," katanya.
Selain itu, adik Suarma pun, Mariam, menjadi perbincangan karena jasadnya yang masih utuh.
Kata Satria, semasa hidupnya Mariam berprofesi sebagai guru ngaji.
"Profesinya sebagai guru ngaji," terang Satria.
Lima jasad tersebut merupakan keluarga besar dari Sanijian.
"Semuanya keturunan dari kakek saya," katanya.(*)
(Tribun Bogor)
Diolah dari artikel TribunnewsBogor.com