Berita Viral

TOLAK Ganti Rugi Rp 2 M, Ayah Sultan Masih Menanti Permintaan Maaf Bali Tower: Uang Bukan Segalanya

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Sultan Rif'at Alfatih tolak uang Rp 2 miliar dari Bali Tower, masih tunggu permintaan maaf pihak Bali Tower.

TRIBUNTRENDS.COM - Ayah Sultan Rif’at Alfatih, yakni Fatih mengaku menolak pemberian Rp 2 miliar dari Bali Towerindo sebagai kompensasi usai putranya cedera akibat terjerat kabel fiber optik di Jakarta Selatan.

Fatih merasa pihak Bali Towerindo tak beretika karena coba membungkam keluarganya dengan uang Rp 2 miliar.

Diketahui, imbas kecelakaan terjerat kabel fiber optik kini hari-hari Sultan terasa berbeda .

Setelah peristiwa pada 5 Januari 2023 itu, Sultan harus tersiksa sepanjang hari.

Kini mahasiswa Universitas Brawijaya itu tidak bisa lagi berbicara hingga sulit bernapas.

Bahkan, untuk makan minum pun dia kesulitan.

Lantas, bagaimana perkembangan dari kasus kecelakaan yang terjadi pada Sultan tersebut?

Baca juga: SOSOK Suyatmi Nenek-nenek Diwisuda S1 di Umur 116 Tahun, di Sekolah Belajar Senam dan Tanam Sayur

Pihak manajemen PT BT atau PT Bali Tower, pemilik kabel fiber optik yang jerat leher Sultan Rifat Alfatih memberikan perlakuan yang membuat keluarga tersebut meradang.

Sebab mereka berusaha menyogok keluarga Sultan sebesar Rp 2 miliar agar bungkam terkait permasalahan tersebut.

Namun uang sogokan itu ditolak oleh keluarga Sultan.

Keluarga Sultan Rif'at Alfatih masih memperjuangkan keadilan bagi Sultan, mahasiswa yang lehernya terjerat kabel fiber optik. Fatih (tengah), ayah Sultan Rifat, menuntut permintaan maaf Bali Tower untuk selanjutnya bahas kompensasi terkait kasus kabel menjuntai yang mencederai anaknya. (WartaKota)

Kabar terbaru, Fatih ayah Sultan bersama kuasa hukum Tegar Putu Hena, mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2023).

Mereka datang untuk sekadar berkonsultasi kepada penyidik terkait insiden yang dialami oleh Sultan.

"Masalah ini masalah yang kami sendiri yang tidak diharapkan," ujar Fatih.

"Jadi kami mau konsultasi dulu untuk mendapatkan pencerahan sebelum kami akan menindaklanjuti berikutnya," imbuhnya.

Sementara itu, Tegar Putu Hena, menyatakan pihaknya melaporkan PT Bali Towerindo Sentra Tbk dengan tujuan menuntut pertanggungjawaban atas dugaan kelalaian yang mengakibatkan luka berat.

"Ada juga pelanggaran lalu lintas barang kali. Undang-Undang tentang jalan, perlindungan konsumen," kata Tegar.

"Itu kami akan konstruksikan, kami minta bantuan ke teman-teman polisi bantu kami seperti apa dari pihak kepolisian," lanjutnya.

Pihaknya, tutur dia, membuat laporan berdasarkan investigasi mandiri yang dilakukan oleh keluarga.

"Hari ini Bali Tower, karena teledor sehingga menjulur ke bawah, sehingga orang terjerat. Tentu dia harus bertanggungjawab," tuturnya.

Baca juga: PILU Sultan Rifat Mahasiswa UB Terjerat Kabel Fiber Optik: Makan Lewat Selang, Bobot Cuma 46 Kg

Fatih juga sebelumnya menolak uang ganti rugi sejumlah Rp 2 miliar dari perusahaan tersebut.

"Minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-Sultan yang lain, karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi," katanya.

Jika sudah meminta maaf, ia menuturkan pihak perusahaan baru dapat membahas soal biaya kompensasi atas insiden itu.

Seperti untuk biaya pengobatan serta perawatan hingga dapat kembali sembuh.

"Lu minta maaf kalau salah, jangan kemudian kirim orang mencoba membungkam korban dengan sejumlah uang," ucapnya.

"Itu kan bukan cara-cara bertanggungjawab, tapi cara untuk bikin orang diam supaya nilai sahamnya tidak runtuh di bursa efek," tuturnya.

Tolak Uang Rp 2 Miliar

"Itu benar mereka memberikan kepada saya, tapi saya tolak.

Ya tersinggung lah, anak masih sakit begini kok tiba-tiba dikasih uang," kata Fatih.

"Maksud saya itu datang dulu, manajemennya baik-baik, kita duduk bicara data dan fakta, anak saya seperti apa, baru setelah itu kita ke depannya kondisi anak saya sebenarnya bagaimana, baru ngomong angka," tambahnya.

Fatih mengungkap kekecewaannya atas sikap pihak Bali Towerindo yang menurutnya tidak punya etika.

Padahal, kondisi putranya masih sakit.

"Jangan datang-datang ujug-ujug begini, ngawur itu.

Nggak ada etika orang anak saya masih sakit," cetusnya.

"Ya sekarang anak kita masih sakit, dia langsung ngomong uang aja ke saya seolah-olah uang ini menyelesaikan semuanya.

Tidak lah. Kita ini kan ingin anak kita sehat kembali ke normal intinya kan di situ," tandasnya.

Baca juga: Malangnya Sultan, Tak Bisa Bicara Gegara Lehernya Terjerat Kabel Optik, Kini Malah Disogok Rp 2 M

Sultan Rif'at Alfatih (20), seorang mahasiswa yang harus menggunakan alat bantu di leher untuk bernapas usai terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan (Istimewa)

Kronologi

Nasib malang dialami Sultan Rifat Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, yang terjerat kabel fiber optik.

Maksud hati dia ingin berlibur dengan pulang ke rumah orangtuanya di Jakarta, apes Sultan malah kena musibah.

Kejadian bermula pada 5 Januari 2023, saat dia melintas Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Saat itu Sultan sedang mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, tiba-tiba mobil jenis SUV berhenti di depan motor korban.

Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.

Sopir mobil SUV itu bergerak perlahan untuk melewati kabel fiber optik yang menjuntai.

Pengemudi mobil itu disinyalir tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.

Karena terbuat dari serat baja, kabelnya tidak putus saat tertarik beberapa meter.

Sementara, posisi Sultan yang tepat di belakangnya justru menjadi korban.

"Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ucap ayah Sultan Rifat, Fatih.

Baca juga: Leher Terjerat Kabel Melintang, Sultan Tak Bisa Bicara & Makan, Napas Pakai Alat Bantu: Tulang Putus

"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jepretan kabel," sambungnya.

Menurut Fatih, saat itu anaknya tengah menghabiskan waktu libur semester kuliah bersama teman-teman SMA nya.

"Pada 5 Januari 2023 anak saya dari Pacitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," ujarnya.

Sultan Rif'at Alfatih (20), seorang mahasiswa yang harus menggunakan alat bantu di leher untuk bernapas usai terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan (Kolase TribunTrends)

Korban yang tak sadarkan diri kemudian mendapat pertolongan dari teman dan sejumlah pengguna jalan raya.

Sultan lalu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.

"Dokter memvonis anak saya bahwa tenggorokannya atau tulang muda di tenggorokannya putus dan berantakan sampai lepas dari yang namanya luring-luringnya atau kayak jakunnya itu lepas," beber Fatih.

Sehingga hal tersebut membuat Sultan sulit untuk bernapas dan berbicara selama hampir tujuh bulan belakangan.

Di sisi lain kini Sultan harus menggunakan alat bantu di tenggorokannya agar bisa bernapas.

Kondisi ini menyebabkan Sultan hanya bernapas melalui tenggorokan yang di bagian bawah.

Tidak hanya bernapas, Sultan juga tidak bisa makan-minum menggunakan mulut layaknya orang normal.

Ia harus memakai selang khusus untuk memperoleh asupan nutrisi sehari-hari.

"Makan minumnya sampai sekarang cuma disuntikkan dari selang," tutur Fatih sang ayah.

"Jadi hanya makanan cair yang bisa masuk, susu dan air putih biasanya," imbuhnya.

Tak hanya itu, akibat peristiwa tersebut, Sultan Rifat diketahui mengalami penurunan berat badan.

"Saat ini berat badan anak saya cuma 46 kilogram, padahal awal berat badan dia 69 kilogram," ucap Fatih.

(*)

Artikel ini diolah dari WartaKota