Berita Viral

TOLAK Ganti Rugi Rp 2 M, Ayah Sultan Masih Menanti Permintaan Maaf Bali Tower: Uang Bukan Segalanya

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Sultan Rif'at Alfatih tolak uang Rp 2 miliar dari Bali Tower, masih tunggu permintaan maaf pihak Bali Tower.

"Ada juga pelanggaran lalu lintas barang kali. Undang-Undang tentang jalan, perlindungan konsumen," kata Tegar.

"Itu kami akan konstruksikan, kami minta bantuan ke teman-teman polisi bantu kami seperti apa dari pihak kepolisian," lanjutnya.

Pihaknya, tutur dia, membuat laporan berdasarkan investigasi mandiri yang dilakukan oleh keluarga.

"Hari ini Bali Tower, karena teledor sehingga menjulur ke bawah, sehingga orang terjerat. Tentu dia harus bertanggungjawab," tuturnya.

Baca juga: PILU Sultan Rifat Mahasiswa UB Terjerat Kabel Fiber Optik: Makan Lewat Selang, Bobot Cuma 46 Kg

Fatih juga sebelumnya menolak uang ganti rugi sejumlah Rp 2 miliar dari perusahaan tersebut.

"Minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-Sultan yang lain, karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi," katanya.

Jika sudah meminta maaf, ia menuturkan pihak perusahaan baru dapat membahas soal biaya kompensasi atas insiden itu.

Seperti untuk biaya pengobatan serta perawatan hingga dapat kembali sembuh.

"Lu minta maaf kalau salah, jangan kemudian kirim orang mencoba membungkam korban dengan sejumlah uang," ucapnya.

"Itu kan bukan cara-cara bertanggungjawab, tapi cara untuk bikin orang diam supaya nilai sahamnya tidak runtuh di bursa efek," tuturnya.

Tolak Uang Rp 2 Miliar

"Itu benar mereka memberikan kepada saya, tapi saya tolak.

Ya tersinggung lah, anak masih sakit begini kok tiba-tiba dikasih uang," kata Fatih.

"Maksud saya itu datang dulu, manajemennya baik-baik, kita duduk bicara data dan fakta, anak saya seperti apa, baru setelah itu kita ke depannya kondisi anak saya sebenarnya bagaimana, baru ngomong angka," tambahnya.

Fatih mengungkap kekecewaannya atas sikap pihak Bali Towerindo yang menurutnya tidak punya etika.

Halaman
1234