Berita Viral

Depresi Belum Pulih, Anak di Garut Jalan Kaki 2 Km Datangi Kantor Camat, Mohon Minta Sekolah Lagi

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seorang anak di Garut jalan kaki 2 km ke kantor camat, minta sekolah lagi.

TRIBUNTRENDS.COM - 'Saya ingin sekolah' Permintaan seorang anak dalam pengawasan dokter karena depresi di Garut, Jawa Barat.

Anak tersebut berinisial AG (16), dia bahkan rela berjalan kaki 2 km untuk mendatangi Kantor Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jawa Barat.

Saat mendatangi kantor camat, dia memiliki keinginan agar dirinya bisa didaftarkan agar bisa kembali bersekolah.

Lantas, apakah keinginan anak tersebut terwujud?

Baca juga: Suami Selingkuh, Tante Ernie Depresi hingga Ingin Akhiri Hidup, Bongkar Bukti: Ada Transferan Sekian

Ilustrasi Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (24/4/2023) sore. Kepadatan kendaraan didominasi wisatawan.

Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Kecamatan Banyuresmi Ahmad R Budiman membenarkan kejadian tersebut.

Namun ia menjelaskan, anak tersebut diketahui sedang dalam penanganan dokter di Puskesmas Banyuresmi, karena gangguan jiwa yang dialaminya, beberapa waktu lalu.

Senada, Kepala Puskesmas Banyuresmi, dr Imam Fauzi membenarkan AG merupakan pasien Puskesmas Banyuresmi yang masih menjalani pengobatan karena mengalami gangguan kejiwaan.

“Anak itu pasien Puskesmas Banyuresmi karena mengalami sakit jiwa.

Namun, sudah bisa mandiri, hanya saja masih bergejala,” kata Imam saat dihubungi wartawan melalui telepon genggamnya, dikutip TribunTrends.com dari Kompas.com, Minggu, (30/7/2023).

Imam mengungkapkan, AG jadi pasien di Puskesmas Banyuresmi sejak 2019.

Saat itu, AG datang diantar ibunya dengan keluhan anak jadi pendiam dan tidak mau bersosialisasi setelah ayahnya meninggal dunia.

Saat itu, puskesmas merujuk pasien untuk dikonsultasikan dengan dokter jiwa di RSU dr Slamet Garut hingga didiagnosis mengalami depresi dan diberikan pengobatan.

Ilustrasi wanita depresi. (Freepik)

Setelah menjalani pengobatan, AG dikabarkan sempat bersekolah ke SMP, namun nyatanya tak lama, karena tak mampu menerima pelajaran dengan baik di sekolah.

Adapun setahun sebelumnya, kata Imam, AG sudah bisa kembali berbicara, tapi masih ada kelughan karena sering berhalusinasi yang kadang muncul memerintah dirinya dan berbicara kepada dirinya.

“Makanya, diagnosisnya jadi skizofrenia, kemudian dilakukan pengobatan lanjutan,” katanya.

Halaman
1234