Rutinitas
Memilih untuk tak merantau, tak membuatnya bersedih. Satrio justru merasa bahagia bisa berbakti kepada orangtuanya.
Setiap hari, Satrio mengaku selalu bangun tidur di pukul 04.00. Setelah bangun, ia bergegas ke kamar sang ayah untuk memulai aktivitasnya.
Sembari menunggu air panas yang dimasak, ia biasanya mengisi waktu untuk salat lebih dulu.
"Bapak gak mandi pake air dingin. Panasin air, saya salat. Kemudian mandiin pakein baju. Lanjut beli sarapan buat bapak dan suapin bapak," terangnya.
Setelah semua beres, terkadang ia menyempatkan diri untuk mengantar sang ibu ke pasar.
Namun bila tak sempat, dirinya hanya mengepel rumah sebelum akhirnya bergegas ke kantor.
"Saya kerja di perusahaan swasta di Yogyakarta. Masuk jam 08.00-17.00. Kalau sempat, kadang nemenin mama ke pasar. Terus sebelum berangkat kerja ngepel dulu," ucapnya.
Begitu kembali ke rumah, ia langsung menyuapi ayahnya dan malamnya berbincang dengan ibunya.
'Jangan Sakiti Anakku' Pilu Ayah ke Calon Mantu di Akad Nikah, Para Tamu Ikut Nangis: Allah Saksinya
Seorang ayah sukses membuat suasana pernikahan putrinya menjadi haru saat memberi pesan pilu kepada calon menantunya.
Bahkan saking pilunya, semua tamu undangan sampai ikut menangis haru.
Tak dipungkiri, bagi seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya.
Begitu pun sebaliknya, bagi seorang ayah, anak perempuan adalah harta yang paling berharga dalam hidupnya.
Oleh sebab itu, tak mudah bagi seorang ayah melepas putrinya yang hendak menikah.
Baca juga: NANGIS Kejer saat Resepsi Nikah, Artis Ini Dikira Terharu, Ternyata 4 Hari Lalu Baru Saja Keguguran