Saat Tang menyuruh sang anak cepat, anaknya pun menjawabnya.
Namun sang tetangga malah bercanda.
Baca juga: TANGISAN Siswa SMK Ucap Syahadat Terakhir Sebelum Tewas Dibacok, Ayah Angkat Tak Dendam ke Pelaku
"Kamu panggil ayah? Siapa ayahmu? Kamu yakin dia ayahmu?" ujar sang tetangga.
Lelucon ini pun membuat dendam dan luka bagi Tang terhadap keluarganya.
Tang pun mulai ragu dan kerap memandang putrinya hingga mulai berpikir bahwa bahwa putrinya bukan anak kandungnya.
Tang mulai menduga bahwa wajah putrinya tak mirip sama sekali dengannya hingga tak yakin bahwa dia adalah anaknya.
Tang pun mulai tersiksa memikirkan semua kasih sayang dan perhatiannya bukanlah untuk sang anak kandung.
Meski curiga, Tang tak memiliki bukti bahwa Li berselingkuh.
Tang juga tak berani mengungkapkan pemikirannya karena takut menyakiti hati sang anak dan istri.
Selama 10 tahun, Tang pun hidup dalam keraguan dan siksaan.
Ia mencurahkan kasih sayang terhadap sang anak lelaki, sedangkan kepada putri sulungnya ia bersikap dingin.
Sang putri merasa tertekan dan sedih karena sikap ayahnya yang tiba-tiba dingin dan tak peduli dengannya.
Hingga akhirnya saat sang putri berusia 18 tahun dan masuk kuliah.
Tang mengaku tak mau membiayai sang anak, istrinya pun murka dan merajuk pisah kamar.
Tang pun geram dan mengeluarkan semua unek-uneknya soal sang anak.