Peristiwa itu disebut Ferdy Sambo berlalu dengan cepat.
Dia pun tersadar dan lantas menghentikan Richard.
"'Stop! Berhenti!' Saya sempat mengucapkannya berupaya menghentikan tembakan Richard dan sontak menyadarkan saya bahwa telah terjadi penembakan oleh Richard Eliezer yang dapat mengakibatkan matinya Yosua," kata Ferdy Sambo.
Diketahui, pembelaan Ferdy Sambo tersebut berbeda dengan keterangan Bharada E.
Dalam persidangan pada Rabu (7/12/2022), Bharada E menegaskan bahwa Ferdy Sambo dengan keras memerintahkan untuk menembak.
“Karena yang sebenarnya kan beliau mengatakan kepada saya dengan keras, teriak juga, dia mengatakan kepada saya untuk 'woy kau tembak, kau tembak cepat. Cepat kau tembak," kata Bharada E menirukan perintah Sambo saat itu.
2. Gunakan Pistol HS Milik Brigadir J
Dalam pleidoinya Ferdy Sambo pun mengaku jika skenario tembak menembak dibuatnya secara spontan.
Skenario tersebut dibuat Ferdy Sambo setelah melihat Brigadir J terkapar di hadapannya.
"Sebagai seorang anggota polisi yang berpengalaman sebagai penyidik, maka sesaat setelah peristiwa penembakan, dengan cepat saya dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman saya untuk mengatasi keadaan," kata Ferdy Sambo.
Dia pun menjelaskan bahwa ide skenario itu muncul saat melihat senjata api yang terselip di pinggang Bigadir J.
Baca juga: Ferdy Sambo Dituntut Penjara Seumur Hidup, Trisha Tegar, Ungkap Cara Bisa Bertahan, Urus 3 Adiknya
"Maka saya segera mecocokkan situasi yang terjadi dengan cerita yang layak," ujar Sambo.
Sebagai penyidik Polri berpengalaman, imajinasinya pun langsung membayangkan skenario tembak-menembak.
Dia lantas mengambil senjata api yang terselip di pinggang Brigadir J.
"Imajinasi saya bekerja, dan segera saya mengambil senjata HS dari pinggang Yosua, menggenggamnya dan menembakkan ke dinding di atas tangga," ujar Sambo.