"Tuntutan hidup jadi saya harus menyelesaikan kontrak," kata Aidah.
Bekerja sebagai kuli bangunan, bukan berarti Aidah hilang beban sebagaiĀ ART.
Dia bahkan harus menjalani kedua profesi itu secara bersamaan.
"Bangun jam 5 subuh beres-beres rumah, bikin sarapan, dari jam 8 mulai ke lapangan," tutur Aidah.
Aidah menyebut dia bekerja sebagai kuli bersama beberapa pekerja lelaki yang berasal dari India.
Tentu saja, menjadi kuli bangunan Aidah harus mengerjakan pekerjaan yang super berat untuk ukuran kaum wanita.
"Ngangkutin batu bata, ngaduk semen, ngangkut keramik, dan itu diluar dugaan saya," kata Aidah.
Tak jarang tangannya harus luka-luka lantaran bergumul dengan benda-benda kasar tersebut.
Diakui Aidah pekerjaan itu dilakoninya selama 21 bulan lamanya.
Selain dipaksa menjadi kuli bangunan, Aidah ternyata tak diberikan waktu istirahat cukup.
Dia bahkan sampai harus mencuri waktu untuk tidur, dan tidur di wc.
"Pura-pura mau pamitan mandi, saya nyalain keran saya tidur," pungkas Aidah.
Otomatis, bekerja setiap hari dengan kondisi seperti itu membuat nafsu makannya hilang karena terlalu keletihan.
"Udah capek, letih, dekil, nafsu makan udah nggak ada, dan di sana cuacanya panas banget," kata Aidah.
Aidah merasa tubuhnya seperti tak terurus lantaran harus menerima ritme pekerjaan seperti itu.
"Akhirnya balik ke Indonesia, nggak dikasih orang tua," kata Aidah.
(Bangkapos.com/Widodo/Vigestha Repit)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Disangka Jadi Asisten Rumah Tangga, Ternyata TKW Ini Jadi Peternak Unta dan Ayam di Arab Saudidan Kisah TKW di Arab Dipaksa Majikan Jadi ART dan Kuli Bangunan Tanpa Istirahat, Curi Waktu Tidur di WC