Berita Viral

VIRAL Kisah 3 Orang Pemilik Nomor Telepon 0888.888.888, Semua Bernasib Tragis, Sakit hingga Ditembak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah 3 orang pemilik nomor telepon 0888.888.888, semua mati secara tragis

Dimitrov ditembak saat makan dengan model cantik dan meninggal pada usia 31 tahun.

Ketika dia meninggal, teleponnya masih ada di sakunya.

Dilaporkan bahwa para bos mafia di Rusia, yang iri dengan keberhasilan operasi penyelundupan narkoba Dimitrov, berada di balik pembunuhan ini.

Baca juga: SEMPAT Viral Hasil Operasi Plastiknya Menyeramkan, Wanita Ini Kagetkan Publik dengan Penampilan Baru

Baca juga: Mungkin Kamu Hamil Gadis Ini Kaget Dengar Vonis Dokter, Padahal Belum Nikah

Ilustrasi mayat, pembunuhan (via Tribunnews.com)

Orang ketiga yang memiliki nomor telepon ini adalah pengusaha Konstantin Dishliev.

Dishliev ditembak mati di luar sebuah restoran India di ibukota Bulgaria, Sofia pada 2005, tak lama setelah mengambil alih jaringan perdagangan narkoba.

Dishliev diam-diam menjalankan jaringan perdagangan narkoba besar.

Sebelum pembunuhannya, obat-obatan Dishliev senilai £130 juta (lebih dari Rp5,7 triliun dengan nilai tukar saat ini) dihentikan oleh polisi dan disita dalam perjalanannya dari Kolombia ke Bulgaria.

Hanya dalam 4 tahun, 3 orang pemilik nomor telepon "hantu" 0888 888 888 semuanya meninggal dengan cara yang berbeda tetapi semuanya sangat menyakitkan dan kejam.

Setelah orang terakhir yang memiliki nomor telepon di atas meninggal, polisi menyelidiki kematiannya dan aktivitas penyelundupan narkoba, sehingga mereka terpaksa memblokir nomor telepon tersebut.

Ketika desas-desus tentang nomor telepon "hantu" muncul, polisi Bulgaria memutuskan untuk
melarang nomor 0888 888 888 sama sekali.

Sejak tahun 2005, nomor tersebut telah ditangguhkan dan siapa pun yang ingin tahu dapat menghubungi nomor tersebut hanya mendengar pesan "di luar jangkauan".

Ketika ditanya tentang cerita aneh itu, juru bicara perusahaan telepon seluler Bulgari Mobitel
hanya mengatakan: "Kami tidak dapat berkomentar."

(Tribuntrends/ Amr)