TRIBUNTRENDS.COM - Nomor telepon dengan nomor yang diulang-ulang sering digandrungi banyak orang, bahkan memiliki
harga yang mahal.

Tidak hanya mudah dihafal dan diingat, tetapi itu juga dianggap nomor cantik, langka, dan bahkan ada yang percaya memiliki feng shui yang dapat membawa keberuntungan, rejeki dan kemakmuran dalam pekerjaan dan kehidupan bagi pemiliknya.

Karena kelangkaan dan harganya yang mahal, nomor telepon dengan nomor berulang ini sering dimiliki oleh orang kaya dan miliarder.

Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi nomor telepon cantik satu ini.

Baca juga: Viral Foto Pengantin Mewah Pakai 20 Kg Emas di Sekujur Tubuh, Tidur di Ranjang Penuh Uang

Baca juga: Hidup Miskin, Gadis Ini Baru Tahu Ayahnya Miliarder di Usia 13, Kini Hidupnya Berubah

Di Bulgaria ada nomor telepon yang sudah digunakan yang kini ditangguhkan dan dilarang selamanya,

Nomor telepon itu adalah 0888 888 888.

Nomor ini dikatakan sebagai "nomor telepon berhantu" atau "terkutuk" karena siapa pun yang memilikinya berakhir mati dengan sangat tragis.

Pemilik pertama dari 0888 888 888 ini adalah Boris Grashnov - mantanCEO perusahaan telepon seluler Bulgari Mobitel, perusahaan yang sama yang mengeluarkan nomor telepon itu.

Hanya beberapa saat setelah menggunakan nomor telepon ini, Grashnov meninggal pada usia 48, pada tahun 2001.

Kepergian mendadak ini mengejutkan dan membuat sedih banyak orang, terutama ketika Grashnov memiliki karir yang cemerlang.

Penyebab kematian Grashnov diyakini karena kanker, tetapi masih ada beberapa rumor bahwa penyakitnya disebabkan oleh saingan bisnis yang menggunakan zat radioaktif untuk meracuni.

Setelah kematian Grashnov, nomor telepon 0888 888 888 dipindahkan ke tangan bos mafia Bulgaria Konstantin Dimitrov.

Dimitrov memiliki kerajaan penyelundupan narkoba senilai hingga £500 juta (lebih dari Rp9.6 triliun dengan nilai tukar saat ini).

Dia adalah taipan yang terkenal kejam dan menakutkan.

Namun pada tahun 2003, Dimitrov ditembak dan dibunuh oleh seorang pembunuh saat dalam perjalanan ke Belanda.