Demo Buruh
Permintaan Maaf PDIP Menggema, Nasib Deddy Sitorus dan Sadarestuwati di Tangan DPP
Sorotan publik terhadap dua kader PDIP yakni Deddy Sitorus dan Sadarestuwati telah membuncah, keduanya diminta segera mundur.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Setelah gelombang kritik tak kunjung reda, PDI Perjuangan akhirnya memecah keheningan. Sorotan publik terhadap dua kadernya di parlemen Deddy Sitorus dan Sadarestuwati telah membuncah, tak lagi bisa ditepis.
Kini, partai berlambang banteng moncong putih itu menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Pernyataan maaf itu disampaikan oleh Said Abdullah, anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, sebagai respons terhadap kehebohan yang melibatkan dua nama kader partai yang kini tengah menjadi buah bibir masyarakat.
Deddy Sitorus menjadi sorotan tajam setelah cuplikan pernyataannya dalam sebuah program televisi viral di media sosial.
Dalam video tersebut, ia dinilai membandingkan kedudukan anggota DPR dengan rakyat jelata, sebuah frasa yang membakar amarah publik.
Baca juga: Akibat Diksi Rakyat Jelata PDIP Didesak Tindak Tegas Deddy Sitorus, Dinilai Merendahkan
Sementara itu, Sadarestuwati menuai kritik karena aksinya ikut berjoget di panggung Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD.
Ia tampil bersama anggota Fraksi PAN, Surya Utama (Uya Kuya), dan Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) aksi yang dinilai tidak mencerminkan kehormatan lembaga tinggi negara.
"Saya sebagai anggota Fraksi PDI Perjuangan, atas nama Pak Deddy Sitorus dan Ibu Sadarestuwati, dengan segala kerendahan hati, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekhilafan yang mungkin telah dilakukan," ucap Said, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Namun hingga kini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP belum mengumumkan keputusan resmi terkait dugaan pelanggaran etik oleh keduanya.
Menurut Said, partai masih menelaah persoalan ini secara utuh dan menyeluruh.
"DPP masih belum menentukan sikap. Dan kalau kita lihat, seperti Ibu Sadarestuwati, ya memang banyak yang berjoget di akhir acara.
Itu pun dalam semangat menampilkan kebhinekaan, dengan diputarnya lagu daerah dari wilayah timur. Tidak lebih," jelas Said, yang juga menjabat sebagai Ketua Banggar DPR RI.
Meski begitu, Said menekankan pentingnya menjadikan peristiwa ini sebagai bahan refleksi.
"Agar ke depan, para legislator bisa lebih bijak dalam memilih diksi kata-kata yang menggugah empati dan simpati rakyat, bukan justru menyulut luka," pungkasnya.

Gelombang tekanan terhadap DPR kian menguat, menyusul penonaktifan lima anggota parlemen dari berbagai partai politik yang dinilai menunjukkan arogansi dan ketidakpekaan terhadap jeritan rakyat.
Disebut Ada Makar dan Terorisme dalam Demo, BEM SI Kerakyatan Desak Presiden Prabowo Cari Aktornya |
![]() |
---|
Fakta Pilu Rusuh Jakarta: Bom Molotov di Tangan Anak di Bawah Umur, Peringatan Keluarga Diabaikan |
![]() |
---|
Karier Laras Faizati di AIPA Lenyap Sekejap, Surat Pemecatan Meluncur dari Brunei, Tak Ada Toleransi |
![]() |
---|
Nasib Laras Faizati Usai Diduga Hasut Massa, Dari Kantor AIPA ke Jeruji Besi, Ibu Jadi Saksi Derita |
![]() |
---|
5 Potret Rumah Baru Keluarga Affan Kurniawan, Pemberian dari Kementerian PKP, Sudah Full Furnished |
![]() |
---|