Berita Viral
Bule Traktir Warga Lombok Es Krim, Kaget Tagihan Rp 1 Juta, Tolak Bayar, Pedagang Ngamuk
Viral di Lombok, bule mentraktir warga es krim saat acara adat nyongkolan, kaget tagihan mencapai Rp1 juta dan menolak membayar
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana seorang wisatawan asing atau bule mentraktir warga setempat es krim dalam jumlah besar selama acara nyongkolan (prosesi pernikahan adat Sasak).
Namun, saat tiba waktu pembayaran dengan total tagihan mencapai Rp1 juta, bule tersebut kaget dan menolak membayar penuh.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial dan berakhir dengan pelaporan ke pihak kepolisian. Berikut ulasan lengkapnya berdasarkan sumber terpercaya.
Baca juga: Buntut Lempar Kucing di Pasar, Pedagang di Sukoharjo Kini Jadi Tersangka, Terancam 9 Bulan Penjara

Kronologi Kejadian
Insiden ini berawal saat seorang bule wanita, yang diduga turis asing, antusias memborong es krim dari seorang pedagang keliling untuk dibagikan kepada warga yang sedang mengikuti acara nyongkolan di Lombok.
Pedagang es krim, yang mengenakan topi bertuliskan "PEJUANG RUPIAH", awalnya tampak bahagia karena dagangannya ludes terjual. Bule tersebut terlihat membagikan es krim kepada anak-anak dan warga sekitar, menciptakan momen keceriaan.
Namun, masalah muncul saat proses pembayaran. Bule tersebut menyerahkan beberapa lembar Rp50.000 sebagai bayaran.
Pedagang menolaknya dan menyatakan bahwa total harga keseluruhan es krim yang diborong adalah Rp1 juta. Bule tampak terkejut dan menggelengkan kepala, mengucapkan "One Million, No Way" dalam bahasa Inggris, yang berarti "Satu Juta, Tidak Mungkin".
Perdebatan pun terjadi, dengan bule menolak membayar lebih karena menganggap harga tersebut tidak masuk akal untuk es krim keliling.
Video rekaman kejadian ini menyebar luas di platform seperti TikTok dan Instagram, menunjukkan ekspresi syok bule serta penolakan pedagang terhadap uang yang diberikan.
Hingga kini, kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian setempat untuk penyelesaian, karena kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan.
Latar Belakang dan Motif
Acara nyongkolan adalah tradisi adat masyarakat Sasak di Lombok, di mana rombongan mempelai pria diarak ke rumah mempelai wanita dengan musik dan tarian.
Saat itu, bule tersebut tampaknya ikut meramaikan acara dengan mentraktir es krim, mungkin karena melihat kerumunan warga dan ingin berpartisipasi dalam suasana lokal.
Namun, ketidakpahaman terhadap harga lokal atau dugaan "getok harga" oleh pedagang menjadi pemicu konflik.
Pedagang es krim keliling di Indonesia biasanya menjual produknya dengan harga murah, sekitar Rp2.000 hingga Rp10.000 per item.
Namun, saat diborong dalam jumlah besar, total bisa mencapai angka signifikan. Dalam kasus ini, pedagang bersikeras pada harga Rp1 juta, yang dianggap wajar olehnya mengingat volume penjualan, sementara bule merasa itu berlebihan.
Baca juga: Kabar Terbaru Pinkan Mambo Kini Jadi Pedagang Donat, Batal Cerai dengan Arya Khan
Reaksi Netizen dan Masyarakat
Video viral ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Sebagian netizen menyalahkan pedagang karena dianggap memanfaatkan situasi dengan meminta harga tinggi, yang bisa merusak citra pariwisata Lombok.
"Ini pedagangnya yang salah, getok harga ke bule," komentar salah satu pengguna.
Di sisi lain, ada yang membela pedagang, mengatakan bahwa bule seharusnya bertanya harga terlebih dahulu sebelum memborong.
"Bule juga harus hati-hati, jangan asal traktir tanpa konfirmasi," tulis netizen lain.
Status Penyelesaian Kasus
Menurut laporan terbaru, permasalahan ini telah dibawa ke pihak kepolisian untuk mediasi.
Belum ada informasi resmi mengenai identitas bule atau pedagang, serta apakah pembayaran akhirnya dilakukan. Pihak berwenang di Lombok diharapkan menyelesaikan secara adil untuk menjaga harmoni antara wisatawan dan masyarakat lokal.
Kasus ini menjadi pelajaran bagi wisatawan asing untuk lebih memahami budaya dan harga lokal, serta bagi pedagang untuk transparan dalam bertransaksi.
Lombok, sebagai destinasi wisata populer, perlu menjaga reputasinya agar insiden seperti ini tidak berulang
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)
Sumber: TribunTrends.com
Pernikahan Batal, Bripda Farhan Diduga Kabur karena Faktor Mental, Calon Istri Tuntut Proses Hukum |
![]() |
---|
Palu Diduga Jadi Tempat Persembunyian Bripda Farhan yang Tinggalkan Pengantin di Pelaminan |
![]() |
---|
Jejak Bripda Farhan Terendus, Kabur di Hari Akad Nikah, Mempelai Wanita Syok hingga Masuk RS |
![]() |
---|
Kalah Judi Rp 130 Juta, Hanafi Pegawai BPS Habisi Tiwi Gegara Rekening Sisa Rp 0, Modal Nikah Ludes |
![]() |
---|
Tangis Ibu Pecah! Temui Putrinya yang Tinggal di Rumah Reyot demi Cinta Tak Direstui |
![]() |
---|