Breaking News:

Dedi Mulyadi

Tak Masalah Dibenci Karena Kebijakan Kontroversial, Dedi Mulyadi Tegas: Daripada Dipuja Tapi

Dedi Mulyadi dengan tegas lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci tapi meninggalkan legasi nyata.

Editor: Amir M
KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Balai Kota Depok, Selasa (11/3/2025). Dedi Mulyadi dengan tegas lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci tapi meninggalkan legasi nyata. 

"Saya lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci tapi meninggalkan legasi, daripada dipuja tapi hanya meninggalkan harapan hampa," tegasnya.

Warga Gabus Bekasi Ogah Pilih Dedi Mulyadi Lagi

Irwansyah (51), seorang pedagang kopi di Jalan Kong Isah, Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, mengaku kecewa terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kekecewaan itu muncul setelah tempat usahanya yang berdiri di atas bantaran saluran irigasi Kampung Gabus dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi atas perintah Dedi.

Warung milik Irwansyah menjadi salah satu bangunan liar yang dibongkar Satpol PP pada Rabu (18/6/2025).

Karena merasa dirugikan, Irwansyah menyatakan enggan memilih Dedi Mulyadi jika kembali mencalonkan diri sebagai gubernur.

Awal mula kekecewaan

Kekecewaan Irwansyah bermula dari pembongkaran sekitar 50 bangunan liar di sepanjang Jalan Kong Isah oleh Satpol PP Kabupaten Bekasi pada Rabu (18/6/2025).

Pembongkaran itu disebut berdasarkan perintah langsung Gubernur Dedi Mulyadi melalui Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang, setelah mereka melakukan kunjungan ke Kampung Gabus.

"Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti," kata Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi Ganda Sasmita, di lokasi.

Setelah pembongkaran, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jawa Barat berencana melakukan normalisasi saluran irigasi di lokasi bekas bangunan liar.

"Setelah penertiban akan dilaksanakan normalisasi dari Perum Jasa Tirta, dari SDA Jawa Barat juga. Kita dari pemerintah daerah juga sama," lanjut Ganda.

Camat Tambun Utara Najmuddin menegaskan, warga masih diperbolehkan berdagang di lahan bekas pembongkaran, asalkan tidak mendirikan bangunan permanen.

"Kalau untuk berdagang selagi itu bermanfaat silakan saja, enggak dilarang. Yang enggak boleh itu dibangun bangunan permanen," katanya.

Warga merasa dikhianati

Dari puluhan bangunan liar yang dibongkar, salah satunya milik Irwansyah yang digunakan untuk berjualan kopi. Ia merasa kecewa karena telah mendukung Dedi Mulyadi saat pemilu.

"Enggak mau milih lagi (Dedi Mulyadi) saya, sudah kecewa. Saya rakyat kecil, jual kopi Rp 1.000–Rp 2.000, keuntungannya buat nafkahin anak saya, kalau begini kan saya mau makan dari mana, kerjaan susah," ungkap Irwansyah.

Menurut dia, mayoritas pemilik bangunan liar di Kampung Gabus adalah pendukung Dedi Mulyadi. Ia mengaku tak menyangka dukungan yang diberikan berujung pada pembongkaran tempat usahanya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Dedi MulyadiGubernur Jawa Barat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved