Cerita Kakak-Adik dari Kalimantan, Terbang ke Jakarta Demi Dukung Timnas: 'War Tiketnya Mau Nangis'

Keduanya menyempatkan membeli jersey original Timnas di Garuda Store—sebuah bentuk persiapan simbolik untuk mendukung tim dengan sepenuh hati.

Namun, perjalanan menuju bangku penonton tak semudah menekan tombol "beli."

Kartika nyaris kehilangan kesempatan menyaksikan laga impiannya akibat perang tiket yang begitu ketat.

"Wah, saya war tiketnya mau nangis ya, Mas.

Apalagi kalau di Kalimantan ya jaringan tuh agak susah.

Terus kami beli Premium West itu susah banget.

Waktu beli itu sisa 8-9 kursi.

Dan alhamdulillahnya sempat dapat walaupun kelempar 5-6 kali," kisahnya penuh emosi.

Meski tiket Premium West dibanderol nyaris dua juta rupiah per buah, tak ada penyesalan.

Impian lebih mahal dari angka di layar ponsel.

"Beli tiket Premium West satunya kan kemarin Rp 1,750.000, sama tax dan segala macam itu jadi Rp 1,9 juta lebih.

Jadi kalau berdua harganya Rp 3,8 juta sampai Rp 3,9 juta," tutur Kartika, mantap.

Laga ini memang bukan sekadar pertandingan biasa.

Bagi Indonesia yang kini bertengger di posisi keempat Grup C dengan sembilan poin, laga kontra China adalah peluang untuk mengamankan posisi.

Di sisi lain, China tengah berjuang bangkit dari keterpurukan, setelah hanya mengumpulkan enam poin dari delapan laga—dengan dua kemenangan dan enam kekalahan.

Satu dari dua kemenangan itu, menyakitkan bagi Indonesia, diraih pada pertemuan pertama mereka.

Kini, semua mata tertuju ke SUGBK. Dan di antara puluhan ribu penonton, ada Kartika dan Tini—dua jiwa yang telah melewati ribuan kilometer, demi satu mimpi yang sama: melihat Garuda terbang tinggi.

(TribunTrends.com/ Tribunnews.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)