Breaking News:

Dedi Mulyadi

Datangi Longsor Gunung Kuda, Dedi Mulyadi Ogah Dipayungi Emak-emak: Ini Musibah, Bukan Nonton Wayang

Dedi Mulyadi tak menyangka di lokasi longsor Gunung Kuda yang dalam keadaan berduka malah ada emak-emak mengeluarkan celetukan seperti itu.

Editor: Amir M
TribunJabar.id/Eki Yulianto
DEDI MULYADI TAMBANG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat meninjau lokasi bencana longsor di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Sabtu (31/5/2025). 

TRIBUNTRENDS.COM - Kunjungi lokasi longsor Gunung Kuda, Dedi Mulyadi menolak dipayungi emak-emak.

Gubernur Jawa barat itu mengingatkan jika ia sedang mengunjungi lokasi musibah, bukan nonton pertunjukan wayang.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sampai geleng kepala ketika mendengar celetukan emak-emak di lokasi longsor Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

KDM bahkan sampai mendatangi emak-emak yang mengeluarkan celetukan tersebut.

Ia tak menyangka di lokasi longsor Gunung Kuda yang dalam keadaan berduka justru mengeluarkan celetukan seperti itu.

Diperkirakan puluhan orang menjadi korban longsor Gunung Kuda Cirebon.

Bahkan hingga kini masih ada sejumlah korban yang tertimbun.

Beberapa waktu lalu Dedi Mulyadi datang meninjau lokasi tambang untuk kedua kalinya.

Sembari menggunakan helm proyek, KDM melihat langsung lokasi longsor.

Ketika masih meninjau dan berbincang dengan sejumlah pihak berwenang, justru terdengar celetukan emak-emak dari arah belakang.

"Bapak Aing meleleh eta kapanasan bapak, (meleleh kepanasan)," teriak emak-emak.

Mendengar itu Dedi tak tinggal diam.

Dia menyempatkan untuk menimpalinya di tengah perbincangan.

"Bapak Aing kunaon emak (Bapak Aing kenapa emak)," kata KDM.

Ia pun kembali melanjutkan perbincangan tentang kondisi Gunung Kuda.

Namun emak-emak tersebut masih tetap berteriak.

"Bapak Aing kapanasan," katanya.

Tak berselang lama, ibu-ibu itu meminta Dedi Mulyadi beri payung agar tidak kepanasan.

"Bapak Aing dipayungan eta," katanya.

"Keun bae mak geus kagok hideung aing mah mak. (Biarin emak sudah terlanjur hitam saya mah)," timpal Dedi.

KDM kembali membicarakan tentang kondisi Gunung Kuda Cirebon.

Tapi ibu-ibu tetap saja berteriak.

"Bapak Aing karunya eta dijaga (Bapak Aing kasihan itu dijaga)," katanya.

Karena teriakan makin terdengar banyak, Dedi Mulyadi pun mendatanginya.

"Naon mak? ya Allah ieu teh musibah mak, aing mah siga lalajo wayang kulit wae. (Apa mak ? ini tuh musibah mak. Duh saya mah, kayak nonton wayang kulit saja)," kata Dedi Mulyadi.

Saat mendatangi, Dedi bertemu dengan ibu-ibu yang meminta bantuan karena rumahnya nyaris ambruk.

Selain itu KDM juga bertemu dengan keluarga pedagang yang menjadi korban longsung Gunung Kuda.

Dedi Mulyadi menerangkan tiga tahun lalu saat menjadi anggota DPR RI ia sempat memperingatkan pengelola tambang Gunung Kuda Cirebon.

"Saya sudah meminta sama pengelola untuk dihentikan karena waktu itu sudah punya feeling ini memiliki resiko tinggi dan cara kerjanya tidak memenuhi standar keamanan sebagai pengelola tambang. Jadi 3 tahun lalu sudah saya ingatkan," katanya.

Sejak awal menjabat sebagai Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengaku langsung melakukan moratorium terhadap izin tambang di Jawa Barat.

"Sehingga tambang-tambang yang memiliki potensi kerusakan lingkungan, kemudian tidak memiliki standar kerja yang baik oleh kita dihentikam dan sudah banyak yang ditutup," katanya.

Dedi Mulyadi mengungkap tambang Gunung Kuda dikelola koperasi Pondok Pesantren Al Azhariah dan dua yayasan lain.

Kini izin tambang Gunung Kuda sudah dicabut sebagai sanksi administrasi atas kejadian longsor maut.

"Jadi tiga-tiganya ya sudah kami tutup," katanya.

Ia mengaku sangat selektif dalam mengeluarkan izin tambang.

"Kalau sejak saya memimpin sangat selektif, saya tidak mengeluarkan izin tambang, kalau menutup saya banyak," katanya.

Mulai dari di Karawang, Subang sampai terakhir di Tasikmalaya.

"Tambang Karawang, Subang sudah banyak, penambangan emas yang WNA Korsel saya tutup juga. Ratusan tambang ilegal. Akan konsisten terus kita lakukan penutupan. Seminggu kemarin tambang di Tasik," kata Dedi.

Baca juga: Warga Jabar Wajib Tahu, Dedi Mulyadi Ternyata Punya Jam-jam Sombong di Pagi Hari: Jangan Ganggu!

JENAZAH KORBAN LONGSOR - Longsor terjadi di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5). Peristiwa yang terjadi pukul 10.00 WIB ini menyebabkan 10 orang pekerja tambang dilaporkan meninggal dunia. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana akan menutup lokasi galian C di kawasan Gunung Kuda di Kabupaten Cirebon yang longsor. Ternyata, kejadian semacam itu sudah terjadi dua kali. Adapun peristiwa pertama terjadi pada tahun 2014 lalu.
JENAZAH KORBAN LONGSOR - Longsor terjadi di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5). Peristiwa yang terjadi pukul 10.00 WIB ini menyebabkan 10 orang pekerja tambang dilaporkan meninggal dunia. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana akan menutup lokasi galian C di kawasan Gunung Kuda di Kabupaten Cirebon yang longsor. Ternyata, kejadian semacam itu sudah terjadi dua kali. Adapun peristiwa pertama terjadi pada tahun 2014 lalu. (BNPB)

Kini bagi keluarga korban, Dedi Mulyadi akan menanggung biaya hidup untuk anak.

"Korban bukan hanya pegawai, ada pedagang, sopir, kenek maka keluarga yang ditinggalkan kami menanggung biaya hidup untuk anak. Santunan untuk keluarganya," katanya.

KDM juga mendesak agar pengelola tambang ikut dalam menangani keluarga korban.

"Saya meminta pengelola tambang untuk segera melakukan langkah penanganan sosial terhadap mereka yang jadi korban. Kan nambang di sini untungnya sudah banyak," kata Dedi Mulyadi.

(TRIBUNNEWSBOGOR.COM/ Sanjaya Ardhi)

Artikel ini telah tayang di TRIBUNNEWSBOGOR.COM

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Dedi MulyadiGunung KudaJawa BaratCirebon
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved