Kabupaten Klaten
Kepala Dinkes Klaten Ingatkan Warga Waspada DBD, PSN Disarankan Dua Kali Seminggu
Wilayah-wilayah yang rawan DBD biasanya memiliki kesamaan, seperti lingkungan yang kurang terawat.
Editor: Delta Lidina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten Anggit Budiarto, mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD), terlebih di musim pancaroba seperti saat ini.
Anggit menyebut, wilayah-wilayah yang rawan DBD biasanya memiliki kesamaan, seperti lingkungan yang kurang terawat, terutama di daerah perumahan yang ditinggalkan.
“Melihat kasus-kasus sebelumnya, biasanya terjadi di daerah yang ada perumahan tapi ditinggal, tidak berpenghuni (tidak terawat)," ujar Anggit kepada TribunSolo.com, Senin (5/5/2025).
Ia membandingkan, tempat-tempat umum seperti sekolah, masjid, hingga kantor justru lebih bersih dan terjaga.
“Tempat ibadah, sekolah itu biasanya bersih. Tapi masyarakat sering terlena kalau rumah tetangganya kosong. Kurang memperhatikan kebersihan rumah sekitar,” jelasnya.
Baca juga: Kasus DBD di Klaten Masih Tinggi, Dinkes Minta Masyarakat Waspadai Kebersihan Lingkungan Rumah
Untuk itu, Anggit mengimbau masyarakat agar tetap konsisten melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ia bahkan mendorong agar kegiatan PSN dilakukan lebih intensif.
“PSN itu penting. Ada atau tidak ada kasus, tetap harus dilakukan. Jumantik juga harus rutin bergerak,” tegasnya.
“Kalau bisa, jangan seminggu sekali. Paling tidak, seminggu dua kali,” sambungnya.
Anggit juga memberi perhatian khusus kepada orang tua agar waspada terhadap waktu-waktu nyamuk DBD menggigit, yaitu sekitar pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.
“Biasanya anak-anak tidur di jam-jam itu. (Kadang) kurang rapat yang menghalau nyamuknya,” terangnya.
Tak hanya itu, ia menegaskan pentingnya deteksi dini jika anak mengalami demam.
“Kalau ada gejala panas dua hari, langsung bawa ke pusat layanan kesehatan. Apapun penyebabnya, jangan ditunda, untuk menghindari keterlambatan (penanganan),” katanya.
Soal penggunaan lotion anti nyamuk, Anggit tak melarang, namun menurutnya upaya pemberantasan sarang nyamuk jauh lebih penting.
“Monggo, kalau mau pakai lotion anti nyamuk, itu juga bisa. Tapi kan berbayar. Lebih baik PSN, itu lebih efektif dan menyeluruh,” pungkasnya. (*)
Sumber: Tribun Solo
Inovasi Jadi Kunci Gerabah Melikan Klaten Bertahan Lebih dari Satu Abad |
![]() |
---|
Desa Melikan Klaten Jadi Wisata Edukasi Gerabah, Paket Mulai Rp 10 Ribu |
![]() |
---|
Gerabah Melikan Klaten Tembus Pasar Internasional, Diekspor hingga Amerika dan China |
![]() |
---|
Gerabah Polos Melikan Disulap Jadi Seni Bernilai Tinggi, Naik hingga 5 Kali Lipat |
![]() |
---|
Putaran Miring, Teknik Unik Gerabah Melikan Klaten yang Sudah Miliki HAKI |
![]() |
---|