Berita Viral
Kena Serangan Jantung di Stasiun, Pria China Ini Langsung Berangkat Kerja Setelah Sadar
Pria di China viral di media sosial setelah pingsan akibat serangan jantung di stasiun kereta api, saat sadar bergegas ingin berangkat kerja.
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Ini tidak mudah bagi siapa pun," tambah yang lain.
Baca juga: Emilia Contessa Meninggal Karena Gagal Jantung Akut, Apa Bedanya dengan Serangan Jantung?
Banyak yang melihat insiden ini sebagai cerminan dari budaya kerja yang menuntut pengorbanan ekstrem, terutama di China, di mana fenomena bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu masih menjadi norma di beberapa sektor industri.

Kelelahan Kerja dan Fenomena “Guolaosi”
Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Kasus kematian mendadak akibat kelelahan kerja, atau yang dikenal dengan istilah "guolaosi", telah menjadi perhatian di China dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2022, seorang insinyur TI di Shanghai meninggal mendadak di gym setelah mengalami kelelahan ekstrem akibat jam kerja panjang.
Tragedi ini meninggalkan istri yang sedang hamil, serta beban cicilan rumah sekitar Rp44 juta per bulan yang harus tetap dibayarkan.
Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), China menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus kematian akibat kelelahan kerja tertinggi di dunia.
Dalam sebuah penelitian yang dirilis pada 2021, WHO memperkirakan bahwa 745.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit terkait jam kerja berlebihan, seperti stroke dan penyakit jantung.
Baca juga: Mahasiswa Koma Akibat Serangan Jantung, Keluarga Sedih Tak Punya Uang, Minta Sumbangan Rp 1,5 Miliar
Tekanan Ekonomi
China saat ini sedang menghadapi tekanan ekonomi yang semakin berat, termasuk tingginya angka pengangguran dan krisis di sektor properti.
Banyak pekerja merasa tak punya pilihan lain selain bekerja tanpa henti, karena biaya hidup yang terus meningkat dan persaingan kerja yang semakin ketat.
Fenomena ini juga memperlihatkan dilema besar dalam kehidupan masyarakat urban modern di mana bekerja keras sering kali dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk bertahan hidup, tetapi di sisi lain, hal itu juga membawa risiko kesehatan yang serius.
Pertanyaan besarnya: Apakah realitas ini akan berubah, atau justru semakin menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern?
Bagi banyak orang, jawaban ini masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti kisah pria ini telah membuka mata dunia terhadap betapa brutalnya tuntutan hidup di era sekarang.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)
Sumber: TribunTrends.com
24 Jam dari Waktu Kejadian Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, 38 Korban Masih Dicari Tim SAR |
![]() |
---|
Kesedihan Ibunda Alvan, Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, Putra Bungsu Kesayangan Keluarga |
![]() |
---|
Sosok Alvan Korban Meninggal Tragedi Robohnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Baru 4 Bulan Mondok |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Diberondong Karangan Bunga, Bentuk Protes Pembatalan Kenaikan Cukai Rokok |
![]() |
---|
Evakuasi Ponpes Al Khoziny: Terdengar Tangisan dari Balik Beton, Tujuh Nyawa Bertahan di Reruntuhan |
![]() |
---|