Breaking News:

DeepSeek Kini Geser Ketenaran ChatGPT, Tapi Taiwan Malah Larang Pemerintah Pakai AI China, Kenapa?

Taiwan melarang departemen pemerintahan menggunakan DeepSeek, AI baru buatan China, kini terungkap alasannya

|
TribunTrends.com/Nafis Abdulhakim
DEEPSEEK - Taiwan melarang departemen pemerintahan menggunakan DeepSeek, AI baru buatan China, kini terungkap alasannya 

Tak hanya itu, kehadiran DeepSeek seakan juga menjadi lawan atas ambisi AS untuk mendominasi pasar AI. DeepSeek mampu “menerobos” hambatan yang dibuat AS agar dapat mendominasi pasar AI.

Dikutip dari First Page Sage, laporan pangsa pasar generative AI di AS per 21 Januari 2025, menunjukkan bahwa tidak ada perusahaan di luar AS yang mendominasi pangsa pasar generative AI di AS.

Dalam laporan tersebut, ChatGPT mendominasi pangsa pasar 59,05 persen. Di peringkat kedua, terdapat Copilot dari Microsoft dengan 14,30 persen. Kemudian, peringkat ketiga dan keempat diisi Gemini dari Google dengan 13,40 persen dan Perplexity dengan 6 persen.

Akan tetapi, dominasi itu mendapat tantangan dari DeepSeek. Di App Store (toko aplikasi untuk perangkat Apple) per Selasa (28/1/2025), aplikasi DeepSeek mampu menduduki peringkat satu di daftar aplikasi produktivitas.

DEEPSEEK
DEEPSEEK (TribunTrends.com/Nafis Abdulhakim)

Dalam daftar tersebut, peringkat DeepSeek mampu sangat jauh mengungguli ChatGPT yang berada di peringkat delapan. Kondisi ini salah satunya disebabkan karena kemampuan DeepSeek R-1 dan DeepSeek V-3 yang memukau.

Model AI DeepSeek tersebut diklaim lebih unggul dibanding model AI dari Open AI yang paling baru, yaitu OpenAI o1. Selain itu, berdasarkan data di platform benchmark model AI, DeepSeek mendapatkan nilai yang lebih baik dibanding model AI buatan perusahaan AS.

Pada benchmark uji coba pemahaman terhadap konteks (DROP, 3-shot F1), misalnya, DeepSeek V3 diklaim memiliki skor performa 91,6 poin, lebih tinggi dari Llama 3.1, Claude 3.5, dan GPT-4o yang masing-masing memiliki skor 88,7, 88,3, dan 83,7 poin.

Kemudian, untuk memecahkan soal matematika level internasional, seperti AIME 2024, MATH-500, hingga CNMO 2024, DeepSeek V3 memiliki skor performa untuk masing-masing benchmark mencapai 39,2, 90,2, dan 43,2 poin.

Di benchmark serupa, Llama 3.1, Claude-3.5, dan GPT-4o masing-masing memiliki skor performa AIME 2024, MATH-500, dan CNMO 2024 mencapai 23,3, 73,8, dan 6,8 poin; 16,0, 78,3, dan 13,1 poin; serta 9,3, 74,6, dan 10,8 poin.

Selain memiliki kemampuan yang lebih unggul, DeepSeek ternyata juga dikembangkan dengan biaya yang lebih murah berkah terkena regulasi dari AS yang dapat mendominasi pengembangan AI.

Sebagai informasi, pada pertengahan Januari ini, AS mengesahkan regulasi untuk memperketat kontrol ekspor chip kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan chip raksasa AS (seperti Nvidia, AMD) ke pasar global.

Aturan ini bertujuan untuk mengontrol distribusi teknologi AI canggih dari AS ke pasar global (terutama di luar negara sekutu dan mitra AS) serta mempertahankan dominasi AS dalam kontestasi AI global.

Aturan ini menyederhanakan proses perizinan ekspor, menutup celah penyelundupan, dan menetapkan standar keamanan baru untuk mencegah teknologi canggih jatuh ke tangan yang salah.

Lebih lanjut, aturan baru ini memperketat ekspor chip AI ke negara-negara yang dianggap dapat mengancam keamanan nasional AS, seperti China, Rusia, Iran, dan Korea Utara. Aturan ini merepresentasikan ambisi AS untuk mendominasi pasar AI.

Dengan aturan ini, China tidak bisa mengakses chip AI yang canggih dan terbaru dari perusahaan AS seperti Nvidia H100. Meski demikian, China mampu menerobos hambatan yang dibuat AS dan menghasilkan model AI dengan kemampuan yang baik.

Halaman
1234
Tags:
TaiwanDeepSeekChina
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved