Breaking News:

CEO Telegram Komentari DeepSeek, Tak Kaget AI Buatan China Kalahkan ChatGPT, Amerika Ketar-ketir

Kedatangan DeepSeek di industri teknologi AI membuat CEO Telegram ikut bersuara, mengaku tak heran AI asal China itu bisa menggulung ChatGPT

Kolase Tribuntrends.com/Instagram @durov/SCMP
CEO TELEGRAM KOMENTARI DEEPSEEK - Kedatangan DeepSeek di industri teknologi AI membuat CEO Telegram ikut bersuara, mengaku tak heran AI asal China itu bisa mengungguli ChatGPT 

Sebagai informasi, pada pertengahan Januari ini, AS mengesahkan regulasi untuk memperketat kontrol ekspor chip kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan chip raksasa AS (seperti Nvidia, AMD) ke pasar global.

Aturan ini bertujuan untuk mengontrol distribusi teknologi AI canggih dari AS ke pasar global (terutama di luar negara sekutu dan mitra AS) serta mempertahankan dominasi AS dalam kontestasi AI global.

Aturan ini menyederhanakan proses perizinan ekspor, menutup celah penyelundupan, dan menetapkan standar keamanan baru untuk mencegah teknologi canggih jatuh ke tangan yang salah.

Lebih lanjut, aturan baru ini memperketat ekspor chip AI ke negara-negara yang dianggap dapat mengancam keamanan nasional AS, seperti China, Rusia, Iran, dan Korea Utara. Aturan ini merepresentasikan ambisi AS untuk mendominasi pasar AI.

Dengan aturan ini, China tidak bisa mengakses chip AI yang canggih dan terbaru dari perusahaan AS seperti Nvidia H100. Meski demikian, China mampu menerobos hambatan yang dibuat AS dan menghasilkan model AI dengan kemampuan yang baik.

Pengembangan DeepSeek asal China malah berjalan lebih efisien dengan menggunakan chip AI yang “seadanya”. Menurut DeepSeek, model AI mereka dilatih hanya sekitar dua bulan dan menghabiskan dana sekitar 6 juta dollar AS (sekitar Rp 97 miliar).

Dalam pengembangannya, DeepSeek diketahui menggunakan chip Nvidia H800 yang memiliki performa lebih rendah dibanding Nvidia H100.

Dana pengembangan model AI DeepSeek jauh lebih kecil dari dana yang dihabiskan untuk membangun GPT-4. Menurut laporan TeamGPT, model AI tersebut dibangun dengan dana mencapai 63 juta dollar AS (sekitar Rp 1 triliun).

Hambatan yang dibuat AS atas pendistribusian chip AI tak membuat pengembangan model AI di China melemah. Perusahaan China memanfaatkan kondisi tersebut agar bisa menghasilkan model AI dengan biaya yang lebih murah.

DeepSeek mampu mengancam ambisi AS untuk mendominasi kompetisi AI. Kemampuan yang mampu mengungguli model AI buatan perusahaan AS dengan biaya yang lebih efisien membuat DeepSeek menjadi ancaman serius bagi AS.

(TribunTrends.com/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Tags:
TelegramDeepSeekChinaChatGPTAmerika Serikat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved