Breaking News:

CEO Telegram Komentari DeepSeek, Tak Kaget AI Buatan China Kalahkan ChatGPT, Amerika Ketar-ketir

Kedatangan DeepSeek di industri teknologi AI membuat CEO Telegram ikut bersuara, mengaku tak heran AI asal China itu bisa menggulung ChatGPT

Kolase Tribuntrends.com/Instagram @durov/SCMP
CEO TELEGRAM KOMENTARI DEEPSEEK - Kedatangan DeepSeek di industri teknologi AI membuat CEO Telegram ikut bersuara, mengaku tak heran AI asal China itu bisa mengungguli ChatGPT 

"Masih banyak lagi (bukti) yang akan datang. Kecuali jika sistem pendidikan menengah AS mengalami reformasi," kata Durov menutup pesannya di saluran Telegram Du Rove's Channel.

Mengapa DeepSeek bikin Amerika Ketar-ketir?

Ambisi Amerika Serikat (AS) untuk mendominasi pasar AI (Artificial Intelligence) tampaknya tak berjalan mulus. Ambisi tersebut mendapatkan penantang serius dari China berkat rilisnya model AI terbaru dari DeepSeek.

DeepSeek merupakan startup AI asal China yang sejatinya telah merilis model AI pertamanya pada 2023. Model AI DeepSeek terus berkembang dan baru-baru ini merilis DeepSeek R-1 yang berbasis pemodelan bahasa besar (LLM) DeepSeek V3.

DeepSeek R-1 merupakan chatbot AI yang memiliki kemampuan berpikir untuk menjawab berbagai persoalan atau menanggapi perintah pengguna. Dirilis pada 20 Januari lalu, DeepSeek langsung menyita perhatian publik.

DeepSeek menjadi penantang kuat model-model AI lain buatan perusahaan AS yang selama ini mendominasi, seperti ChatGPT dari OpenAI, Claude AI dari Anthropic, Llama dari Meta, atau Gemini dari Google.

Tak hanya itu, kehadiran DeepSeek seakan juga menjadi lawan atas ambisi AS untuk mendominasi pasar AI. DeepSeek mampu “menerobos” hambatan yang dibuat AS agar dapat mendominasi pasar AI.

Dikutip dari First Page Sage, laporan pangsa pasar generative AI di AS per 21 Januari 2025, menunjukkan bahwa tidak ada perusahaan di luar AS yang mendominasi pangsa pasar generative AI di AS.

Dalam laporan tersebut, ChatGPT mendominasi pangsa pasar 59,05 persen. Di peringkat kedua, terdapat Copilot dari Microsoft dengan 14,30 persen. Kemudian, peringkat ketiga dan keempat diisi Gemini dari Google dengan 13,40 persen dan Perplexity dengan 6 persen.

Akan tetapi, dominasi itu mendapat tantangan dari DeepSeek. Di App Store (toko aplikasi untuk perangkat Apple) per Selasa (28/1/2025), aplikasi DeepSeek mampu menduduki peringkat satu di daftar aplikasi produktivitas.

DEEPSEEK
DEEPSEEK (TribunTrends.com/Nafis Abdulhakim)

Dalam daftar tersebut, peringkat DeepSeek mampu sangat jauh mengungguli ChatGPT yang berada di peringkat delapan. Kondisi ini salah satunya disebabkan karena kemampuan DeepSeek R-1 dan DeepSeek V-3 yang memukau.

Model AI DeepSeek tersebut diklaim lebih unggul dibanding model AI dari Open AI yang paling baru, yaitu OpenAI o1. Selain itu, berdasarkan data di platform benchmark model AI, DeepSeek mendapatkan nilai yang lebih baik dibanding model AI buatan perusahaan AS.

Pada benchmark uji coba pemahaman terhadap konteks (DROP, 3-shot F1), misalnya, DeepSeek V3 diklaim memiliki skor performa 91,6 poin, lebih tinggi dari Llama 3.1, Claude 3.5, dan GPT-4o yang masing-masing memiliki skor 88,7, 88,3, dan 83,7 poin.

Kemudian, untuk memecahkan soal matematika level internasional, seperti AIME 2024, MATH-500, hingga CNMO 2024, DeepSeek V3 memiliki skor performa untuk masing-masing benchmark mencapai 39,2, 90,2, dan 43,2 poin.

Di benchmark serupa, Llama 3.1, Claude-3.5, dan GPT-4o masing-masing memiliki skor performa AIME 2024, MATH-500, dan CNMO 2024 mencapai 23,3, 73,8, dan 6,8 poin; 16,0, 78,3, dan 13,1 poin; serta 9,3, 74,6, dan 10,8 poin.

Selain memiliki kemampuan yang lebih unggul, DeepSeek ternyata juga dikembangkan dengan biaya yang lebih murah berkah terkena regulasi dari AS yang dapat mendominasi pengembangan AI.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
TelegramDeepSeekChinaChatGPTAmerika Serikat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved