Breaking News:

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban: 7 Contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024, Lengkap 500 Kata, Mudah Dipahami Ada File PDF

Simak kunci jawaban 7 contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024, Lengkap 500 Kata, Mudah Dipahami Ada File PDF

Editor: Sinta Darmastri
Freepik
Simak kunci jawaban 7 contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024, Lengkap 500 Kata, Mudah Dipahami Ada File PDF 

TRIBUNTRENDS.COM - Simak kunci jawaban 7 contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024, Lengkap 500 Kata, Mudah Dipahami Ada File PDF

Pertanyaan ini terdapat dalam salah satu modul Kurikulum Merdeka, di Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Akan memaparkan kunci jawaban untuk soal berupa "Piloting Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu"

Laporan Studi Kasus adalah tugas yang harus diselesaikan peserta Piloting Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu.

Tugas laporan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan permasalahan yang didapatkan peserta selama menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Adapun bagian penting yang harus dibuat peserta yakni terdiri dari:

7 Contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024
7 Contoh Studi Kasus untuk UP PPG 2024 (KOMPAS.COM)

- Deskripsi Permasalahan yang Dihadapi

- Upaya untuk Menyelesaikan Masalah

- Hasil dari Upaya yang Dilakukan

- Pengalaman Berharga dari Penyelesaian Masalah

Bagi Anda yang bingung dengan contoh studi kasus untuk uji pengetahuan (UP) PPG 2024, bisa menggunakan referensi berikut:

CONTOH STUDI KASUS 1

Baca juga: Intip Kunci Jawaban 7 Soal Matematika Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka Halaman 231-232, Latihan Peluang

Latar Belakang Masalah 

Beberapa bulan yang lalu saat saya mengajar di kelas 4. saya menemukan beberapa permasalahan atau kasus. Pada saat mengajar mate Pelajaran IPA, saya melihat siswa-siswa saya kurang bersemangat dalam belajar. Mereka hanya duduk mendengarkan apa yang saya saursukan. Tidak sedikit diantara mereka yang menguntuk mendengarkan saya. Ada juga siswa yang menaruh dagunya diatas meia Merska terlibat kurang termotivasi sutuk belajar IPA mengenai materi rangkaian Listrik. Sebagai seorang guru, saya tertantang untuk merubah sara siswa belajar mengenai rangkaian Listrik. Materi inj sangat penting karena mereka akan berhadapan dengan Listrik setiap saat. Mereka harus memiliki keterampilan bagaimana memanfaatkan dan terhindar dari kelalaian terkait Listrik. Saya berharap siswa belajar IPA lebih menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik anak-anak serta sesuai karakteristik mata Pelajaran IPA, sehingga saya berharap dapat meningkatkan hasil belajar IPA 

Upaya penyelesaian 

Saya berdiskusi dengan teman asisscat mengenai pendapat beliau tentang kais dan I.KPD. Selain itu saya bertanya kepada teman saya. guru penggerak duckolah saya tentang pecumusan kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa Dari beberapa ide pembelajaran yang menarik, saya memilih pembelajaran berbasis masalah yang didukung dengan media pembelajaran movatif untok mengajarkan materi IPA topik rangkaian Listrik Pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan materi yang akan dibahas karena terkait rangkaian Listrik banyak kesalahan atau miskonsepsi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap siswa mengetahui permasalahan sehari-hari terkait magkaian Listrik. Selain itu, penggunaan media inovatif yang diperlukan sesuai kebutuhan atau karakteristik sewa.

Hasil Dari Upaya Penyelesaian 

Sesuai dengan basil diskusi, untuk mengatasi kasus di pembelajaran saya, maka saya melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media inovatif yang sesuai karakteristik siswa. Saya mengawali dengan membuka kelas, dan memberikan beberapa permasalahan sehari-hari terkait materi rangkaian Listrik. Saya berikan orientasi permasalahan dengan menggunakan berbagai media yaitu dengan menyajikan dalam bentuk video, dengan rekaman suara, dengan menyajikan masalah berbentuk gambar Anak-anak semakin semangat untuk belajar karena memperoleh berbagai media inovatif sesuai dengan karakteristikuva. Setelah orientasi permasalahan, siswa sava ajak untuk melakukan praktikum sederhana berkaitan rangkaian Listrik. Tidak hanya praktikum, saya juga mengajak siswa untuk mengamati rangkaian Listrik yang ada disekolah terutama di dalam kelas. Mereka semakin senang belajar karena melibat langsung implementasi dalun kehidupan sehari-hari 

Pengalaman Berharga 

Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah yang dibantu dengan media inovatif, saya melihat siswa saya senang dalam belajar Siswa tampak antusias dengan masalah kehidupan sehari-hari yang saya sampaikan dengan berbagai media. Para siswa tidak hanya menyimak, tetapi mereka juga bertanya kepada saya dan kepada siswa lainnya. Siswa lain juga aktif menanggapi pertanyaan yang saya ajukan dan yang diajukan oleh kelompok lain. Siswa juga terlihat aktif mengikuti pembelajaran karena mereka sangat aktif melakukan praktikum mengenai rangkaian Listrik


CONTOH STUDI KASUS 2

Permasalahan yang Dihadapi 

Di salah satu kelas saya terdapat beberapa siswa yang sangat pemalu dan jarang berpartisipasi dalam diskusi kelas. Siswa-siswa ini cenderung diam dan hanya mengerjakan tugas tanpa banyak bertanya atau berdiskusi. Akibatnya mereka kurang berkembang dalam kemampuan komunikasi dan berpikir kritis

Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan 

Saya mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknik 'Think-Pair-Share'. Siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri kemudian berpasangan dengan teman untuk mendiskusikan ide mereka sebelum akhirnya berbagi hasil diskusi dengan seluruh kelas. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa pemalu untuk mengutarakan pendapat mereka dalam lingkungan yang lebih kecil dan mengurangi ketakutan mereka.

Hasil dari Upaya 

Setelah beberapa kali menggunakan teknik ini, saya melihat peningkatan partisipasi dari siswa- siswa. Yang sebelumnya pemalu, mereka mulai lebih berani berbicara dalam kelompok kecil secara bertahap mereka juga berani berbicara di depan kelas. Kemampuan berpikir kritis mereka juga meningkat karena terlibat dalam diskusi yang lebih beragam lebih mendalam.

Pengalaman Berharga 

Pengalaman berharga ini mengjarkan saya bahwa dengan memberikan ruang dan kesempatan yang tepat, siswa yang pemalu pun dapat berkembang menjadi lebih percaya diri. Teknik pembelajaran yang melibatkan kolaborasi dan diskusi dalam kelompok kecil bisa menjadi jembatan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berpartisipasi di kelas.


CONTOH STUDI KASUS 3

Permasalahan yang Dihadapi 

Seorang siswa di kelas saya memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder yang membuatnya sulit untuk berkonsentrasi dalam pembelajaran. Siswa ini sering kali kehilangan fokus, bergerak tanpa henti dan sulit mengikuti instruksi. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas.

Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan 

Saya menerapkan strategi pembelajaran yang dirancang khusus untuk siswa dengan ADHD. Salah satunya adalah memecah instruksi menjadi bagian-bagian kecil dan memberikan waktu istirahat singkat di antara sesi belajar. Saya juga menyediakan fidget tool untuk membantu siswa ini mengalihkan energi tanpa mengganggu kelas. Selain itu, saya duduk bersama siswa tersebut dan membuat jadwal belajar yang fleksibel dan terstruktur.

Hasil dari Upaya 

Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan interaktif, siswa tersebut mulai menunjukkan peningkatan dalam konsentrasi dan keterlibatannya di kelas. Ia menjadi lebih mampu mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan bantuan jadwal dan instruksi yang lebih terorganisir. Hasil belajarnya pun mengalami peningkatan.

Pengalaman Berharga 

Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya memahami kebutuhan khusus setiap siswa dan menyesuaikan metode pengajaran. Setiap siswa memiliki cara belajar yang unik dan dengan strategi yang tepat sehingga mereka semua dapat mencapai hasil yang lebih baik.


CONTOH STUDI KASUS 4

Permasalahan yang Pernah Dihadapi 

Saya pernah menghadapi permasalahan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas rendah. Salah satu permasalahan utama adalah adanya perbedaan kemampuan yang signifikan di antara murid-murid. 

Beberapa murid sangat cepat memahami materi, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama dan pendampingan lebih intensif. Selain itu, ada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara atau berpartisipasi dalam diskusi kelas, yang membuat saya kesulitan untuk menggali ide dan pendapat mereka.


Upaya untuk Mengatasi Masalah 

Identifikasi Kebutuhan Murid: Saya melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan setiap murid. Hal ini membantu saya memahami siapa saja yang memerlukan pendampingan lebih intensif dan siapa yang bisa diberikan tantangan tambahan. 

Pendampingan Individu: Saya memberikan pendampingan individu kepada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara. Saya menggunakan pertanyaan pemantik untuk membantu mereka menyusun cerita atau pendapat yang akan disampaikan. Misalnya, saya bertanya tentang pengalaman menarik yang pernah mereka alami dan bagaimana perasaan mereka saat itu.

Diferensiasi Konten dan Proses: Saya membagi murid menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat pemahaman mereka. Murid yang memerlukan bimbingan diberikan materi dasar dan pendampingan lebih intensif, sementara murid yang cukup mahir diberikan tugas mandiri yang lebih menantang. Murid yang sangat mahir diberikan tugas tambahan seperti membuat presentasi menggunakan PowerPoint. 

Penggunaan Media Pembelajaran: Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, seperti gambar, video, dan alat peraga sederhana, untuk menarik minat murid dan memudahkan mereka memahami materi. Misalnya, saya meminta murid untuk menggambar pengalaman menarik mereka sebelum menceritakannya secara lisan.

Hasi dari Upaya

Hasil dari upaya tersebut cukup memuaskan. Murid yang sebelumnya pasif mulai menunjukkan peningkatan dalam partisipasi dan keberanian untuk berbicara. Mereka lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan ide mereka. 

Murid yang memerlukan bimbingan juga menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, murid yang sudah mahir merasa lebih tertantang dan termotivasi dengan tugas tambahan yang diberikan.

Pengalaman Berharga 

Pengalaman berharga yang bisa saya petik dari menyelesaikan permasalahan ini adalah pentingnya memahami kebutuhan individu setiap murid dan memberikan pendampingan yang sesuai. 

Pembelajaran berdiferensiasi membantu saya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan setiap murid sesuai dengan kemampuan mereka. 

Dengan pendekatan yang dilakukan, saya belajar bahwa penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan minat dan motivasi murid dalam belajar.

Murid yang cukup mahir dagat mengumpulkan hasil kerja mandiri, sementara murid yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan PowerPoint yang dilengkapi gambar dan grafis.


CONTOH STUDI KASUS 5

Permasalahan yang Dihadapi

Di kelas dengan latar belakang siswa yang beragam, seorang guru menghadapi tantangan besar ketika sebagian siswa menunjukkan minat belajar yang sangat rendah. Mereka sering tidak fokus, malas mengerjakan tugas, dan kurang partisipatif selama proses pembelajaran. Kesulitan pemahaman materi juga menjadi masalah utama bagi beberapa siswa.

Upaya untuk Menyelesaikan 

Masalah Guru mencoba beberapa strategi, seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar siswa. Untuk siswa visual, digunakan alat bantu seperti gambar dan video, sementara siswa kinestetik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktik.

Guru juga meningkatkan keterlibatan siswa melalui diskusi kelompok dan permainan edukatif. Teknologi seperti kuis interaktif juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Pendampingan individual dilakukan di luar jam pelajaran reguler untuk membantu siswa yang kesulitan.

Hasil dari Upaya

Setelah beberapa bulan, siswa mulai menunjukkan peningkatan minat belajar. Mereka lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi. Nilai ulangan mereka meningkat signifikan, dan pemahaman konsep-konsep sulit seperti matematika menjadi lebih baik.

Pengalaman Berharga

Pengalaman ini mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam metode pengajaran. Guru harus mampu menyesuaikan strategi berdasarkan kebutuhan unik setiap siswa. Pendekatan yang beragam terbukti mampu mengatasi masalah motivasi dan pemahaman siswa.


CONTOH STUDI KASUS 6

Permasalahan yang Dihadapi 

Masalah utama adalah rendahnya kemampuan membaca siswa. Banyak yang kesulitan mengenali huruf dan kata, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk membaca kalimat sederhana. Hal ini menghambat pemahaman teks dan menurunkan minat baca. Selain itu, siswa sering melakukan kesalahan dalam penjumlahan dan pengurangan, menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap konsep angka.

Upaya untuk Menyelesaikan Masalah

Untuk mengatasi masalah membaca, guru menyediakan latihan tambahan dengan bahan bacaan menarik dan mengadakan sesi membaca berpasangan, di mana siswa yang lebih lancar membantu teman-temannya.

Dalam menghitung, guru menerapkan pembelajaran interaktif, seperti permainan matematika, dan memberikan variasi latihan soal untuk memperkuat pemahaman konsep angka. Umpan balik langsung diberikan saat siswa melakukan kesalahan.

Hasil dari Upaya yang Dilakukan

Setelah langkah-langkah tersebut diterapkan, kemampuan membaca dan menghitung siswa meningkat secara signifikan. Siswa yang awalnya kesulitan membaca menjadi lebih percaya diri dan aktif dalam kegiatan membaca. 

Para siswa juga lebih jarang melakukan kesalahan dalam operasi hitung dasar dan mulai memahami konsep angka dengan lebih baik.

Pengalaman Berharga

Dari pengalaman ini, pentingnya pendekatan personal sesuai kebutuhan siswa terlihat jelas. Kolaborasi antar siswa terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat siswa.


CONTOH STUDI KASUS 7

Permasalahan yang Dihadapi 

Di salah satu kelas yang saya ajar terdapat beberapa siswa menunjukkan ketertarikan yang sangat rendah terhadap pelajaran. Mereka seringkiali tidak fokus Malas mengerjakan tugas dan cenderung pasif selama proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar mereka yang jauh di bawah rata-rata. Selain itu saya juga menemukan bahwa apa siswa kesulitan dalam memahami materi terutama pada pembelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang lebih dalam seperti matematika dan sains.

Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan 

Setelah menyadari permasalahan ini saya mencoba beberapa strategi untuk mengatasi hambatan tersebut. 

1. Pendekatan diferensiasi pembelajaran: Saya mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan materi yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Misalnya untuk siswa yang lebih visual saya menggunakan alat bantu visual seperti gambar dan video. Sementara itu untuk siswa yang lebih kinestetik saya mengadakan kegiatan yang melibatkan gerakan atau praktik langsung. 

2. Meningkatkan interaksi dan keterlibatan:

Saya juga berusaha meningkatkan interaksi dengan siswa melalui diskusi kelompok dan permainan edukatif yang relevan dengan mata pelajaran. Saya memanfaatkan teknologi seperti kuis interaktif dan aplikasi pembelajaran online untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik.

3. Pendampingan individual: Untuk siswa yang kesulitan memahami materi, saya memberikan pendampingan individual di luar jam pelajaran reguler. Saya mencoba menjelaskan ulang konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih sederhana dan memberikan latihan tambahan. 

4. Membangun motivasi dan keterhubungan:

Saya menyempatkan waktu untuk berbicara secara pribadi dengan siswa-siswa tersebut dan Mencoba memahami apa yang menyebabkan mereka kurang termotivasi dan cara mencari cara untuk membangkitkan minat mereka. 

Saya juga melibatkan orang tua dalam proses ini dengan memberikan informasi tentang perkembangan anak mereka dan meminta dukungan di rumah.

Hasil dari Upaya 

Setelah beberapa bulan menerapkan strategi ini, saya mulai melihat perubahan yang positif siswa. Yang sebelumnya kurang termotivasi mulai menunjukkan peningkatan minat dalam belajar mereka lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi kelas. Hasil belajar mereka pun mengalami peningkatan yang signifikan terlihat dari nilai ulangan yang semakin membaik. 

Siswa yang kesulitan memahami materi juga menunjukkan peningkatan dalam pemahaman konsep. Meskipun perbaikan ini tidak instan, namun kemajuan yang mereka tunjukkan sangat menggembirakan. Dengan bantuan pendampingan individual dan metode pembelajaran yang disesuaikan, mereka dapat mengejar ketertinggalan mereka.

Pengalaman Berharga 

Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya fleksibilitas dalam mengajar dan perlunya menyesuaikan pendekatan berdasarkan kebutuhan siswa. Setiap siswa adalah individu yang unik dengan cara belajar yang berbeda-beda. 

Sebagai guru saya perlu terus beradaptasi dan mencari cara terbaik untuk membantu setiap siswa mencapai potensi maksimal mereka. Selain itu, keterlibatan dan komunikasi dengan siswa dan orang tua sangat penting dalam mendukung proses belajar yang efektif.

  • File PDF/Word Laporan Studi Kasus Piloting PPG bagi Guru Tertentu [download disini]

Itulah 7 contoh studi kasus untuk Ujian Pengetahuan PPG 2024, lengkap dan mudah dipahami, dilengkapi dengan file PDF.

(TribunTrends.com/TribunSumsel.com)

Tags:
kunci jawabanKurikulum Merdeka MengajarPMMUP PPGlink download PDF
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved