Berita Viral
Fakta Bangkok Halal Beef, Peternakan Sapi Premium di Thailand, Makan Utama dari Kulit Durian
Viral peternakan bernama Bangkok Halal Beef di Thailand, sapi ternak diberi makan kulit durian
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Belakangan viral tentang peternakan yang dicap premium oleh warga Thailand.
Peternakan sapi tersebut diberinama Bangkok Halal Beef.
Bagaimana tidak premium, makanan utama sapi-sapi tersebut saja durian.
Dikutip dari Sanook, Rabu (24/7/2024), Peternakan Sapi Potong Halal Bangkok, Provinsi Yala, menggunakan kulit durian sebagai pakan ternak.
Baca juga: Menyala! Meski Sudah Punya 2 Anak & 19 Tahun Nikah, Pria Thailand Nekat Tato Buku Nikah di Lengan
Terungkap memiliki nilai gizi tinggi termasuk serat, lemak dan energi, pengganti yang baik untuk rumput gajah dan pakan konsentrat.
Membantu mengurangi biaya dari 2,50 baht (Rp 1.119) menjadi 50 satang per kilogram.

Kulitnya difermentasi selama 1 minggu dan bisa dimakan sapi.
Membantu mengurangi limbah dan meningkatkan nilai pertanian tanpa menimbulkan kerugian.
Mumtaz Saisaka, pengelola peternakan sapi Bangkok Halal Beef, Kecamatan Bannang Sareng, Distrik Mueang, Provinsi Yala, mengungkapkan bahwa peternakan sapi Bangkok Halal Beef memelihara sapi dari hulu hingga ke hilir.
Menggunakan air mani dari peternak yang baik yaitu ras Black Angus yang unik.
Dagingnya lembut dan memiliki kandungan lemak yang baik.
Dicampur dengan sapi keturunan baik.
Saat anak sapi lahir, usianya kurang lebih 8 bulan atau sejak disapih.
Mereka akan dimasukkan ke dalam proses penggemukan sampai berumur tidak lebih dari 2 tahun dan akan dikirim untuk dipotong karena masih muda dan dagingnya empuk.

Namun jika diperoleh pedet betina, maka digunakan untuk pengembangan ras lebih lanjut.
Mumtaz mengatakan, sapi digemukkan untuk mendapatkan daging yang baik.
Harus ada ras yang baik dan makanan yang baik secara bersamaan.
Pakan untuk ternak harus menggunakan biji-bijian.
Karena akan membuat daging menjadi lebih lembut dan memiliki lebih banyak lemak yang ditambahkan sesuai kadar yang ditentukan.
Dagingnya akan digemukkan agar dagingnya sehalus dan selembut mungkin.
Mumtaz mengatakan ada dua bagian pasar ternak yang terpisah.
Jika dipelihara menggunakan rumput, akan dikirim ke tukang daging dan dijual sebagai daging merah biasa.
Namun jika dipelihara dengan menggunakan biji-bijian seperti yang diternakkan di peternakan ini, akan ada pasar daging premium.
Sebagian besar berupa daging bongkahan yang dibawa ke tukang daging untuk dibuat steak atau sebagai irisan daging yang cocok untuk dipanggang daging premium mana daerah tersebut mempunyai kualitas yang baik.
Mumtaz pun mengungkapkan hal itu setiap tahunnya, peternakan sapi Bangkok Halal Beef mencoba menggemukkan daging sapi hingga berat badan 600-700 kilogram dan kemudian mengirimkannya untuk disembelih.
Dengan mengirimkannya untuk disembelih di Rumah Potong Hewan Ibrahim di Provinsi Ratchaburi karena merupakan rumah potong hewan yang sudah lolos standar Halal.
Kemudian dikirim ke Butcher (disembelih) di Butcher Company di Bangna, Bangkok.

Keluarannya berupa daging bongkahan, daging giling, dan daging irisan sesuai spesifikasi yang diinginkan.
Kemudian dibawa kembali untuk dijual di Provinsi Yala.
Kulit durian sangat bergizi
“Beternak sapi tentu saja biayanya mahal.
Jadi kami mencari cara untuk menjaga biaya tetap rendah namun menghasilkan output yang tinggi.
Kita harus melihatnya di negara kita.
Bahan baku apa saja yang tersedia?” kata Mumtaz.
Mumtaz mengatakan bahwa yang dia cari adalah bahan yang bisa dijadikan makanan kasar mengandung protein dan nilai gizi yaitu menekan biaya dengan menggunakan kulit durian.
Sebab kulit durian bisa dijadikan pengganti serat.
Terutama menggantikan rumput gajah.
Mumtaz mengatakan, hal lain yang ia temukan adalah Kulit durian mengandung pati yang memberikan energi tinggi.

Bisa juga digunakan sebagai pengganti makanan pekat.
Pakan yang terkonsentrasi akan membuat sapi tumbuh cukup untuk memberi makan sapi penggemukan dan induk sapi.
Kata Mumtaz, kulit durian dapat mengurangi biaya secara signifikan.
Bisa menggantikan rumput gajah sebanyak 6 karung untuk satu ekor sapi, yaitu 180 kilogram per karung.
Satu bulan adalah 5.400 kilogram.
Harga rumput gajah yang dibeli adalah 2,50 baht per kilogram rumput adalah 2,50 baht (Rp 1.119) per kilogram.
Rekan akan turun menjadi 13,500 baht.
“Ini biaya yang bisa kita ganti dari kulit durian.
Di peternakan, uang beasiswa pelajar digunakan untuk beternak 30 ekor sapi,” kata Mumtaz.
Mumtaz mengatakan, kulit durian tersebut merupakan limbah pertanian yang dibuangnya.
Peternakan akan mengambilnya dan memfermentasinya menjadi makanan sapi.
Yaitu seperti membantu membuang sampah.
Biayanya dihitung 50 satang per kilogram yaitu biaya tenaga kerja pencacahan kulit durian untuk fermentasi dan harga mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi dari penggunaan rumput gajah yang seharga 2,50 baht (Rp 1.119) per kilogram, dikurangi menjadi hanya sekitar 50 satang.

Mumtaz mengatakan kulit durian memiliki nilai gizi yang tinggi, terutama protein.
Semakin banyak anda memfermentasi, semakin banyak protein yang anda peroleh.
Yang penting, makanan ini tinggi energi dan pati.
Keunggulan kulit durian adalah Ini adalah pertengahan antara makanan kasar dan makanan pekat.
Dan itu tinggi serat dan lemak.
“Sapi membutuhkan protein, energi, dan lemak yang tinggi, yang biasanya diberikan pada dedak padi sebagai sumber energi.
Sapi makan dan menjadi gemuk. Kulit durian juga punya bagian itu.
Kulit durian memungkinkan kita mengurangi penggunaan bahan baku lainnya.
Dapatkan banyak untuk mengurangi biaya kami,” kata Mumtaz.
Mumtaz menuturkan, dalam pembuatan fermentasi kulit durian caranya akan dicincang hingga kurang lebih 4-5 cm per potongnya dengan menggunakan alat pencacah.
Lalu masukkan ke dalam tangki 120 liter, kompres rapat, keluarkan udara sebanyak-banyaknya.
Karena akan membuat mikroorganisme dapat bekerja secara maksimal.
Jika ada banyak celah, jamur akan berkembang dan mikroorganisme tidak akan bekerja dengan baik.
Dalam fermentasi, 5 strain mikroorganisme khusus digunakan.
Campur dengan air dan tuangkan ke dalam tangki fermentasi.
Tutup rapat agar tidak ada udara yang masuk.
Dibutuhkan sekitar satu minggu untuk memfermentasi dan kemudian bisa diumpankan ke sapi.
Dengan cara mencampurkannya dengan dedak dan pelet makanan.
Mikroorganisme tersebut akan membuat kulit durian menjadi lunak.
Membantu mengencerkan berbagai zat hingga benar-benar tidak berbahaya, dan ini sangat penting dan menambah kelezatannya sapi akan mendapat makanan yang enak dan harum.
Mumtaz mengatakan, saat memberi makan ternak yang digemukkan, sapi harus makan sebanyak-banyaknya.
Namun berikanlah sedikit demi sedikit dan sering.
Saat sapi makan banyak Hal ini akan berdampak pada penambahan berat badan dan memiliki ruang yang bagus.
(TribunTrends.com/Nafis)
Sumber: TribunTrends.com
Jam Tangan Ahmad Sahroni Fantastis, Keluarga Bocah 14 Tahun Tak Niat Jual, Perasaan Campur Aduk |
![]() |
---|
Tertangkap Bawa AC, Wanita Lansia Penjarah Rumah Uya Kuya Bikin Haru saat Terungkap Kisah Hidupnya |
![]() |
---|
Identitas Driver Ojol Bareng Gibran Dipertanyakan, Publik Curiga Rekayasa, Bahrun Najah Klarifikasi |
![]() |
---|
Kronologi Remaja Dapat Richard Mille Ahmad Sahroni Rp11 M, Ibu Bingung Anak Pulang Bawa Barang Mewah |
![]() |
---|
Sosok Remaja yang Jarah Jam Rp 11 Miliar Ahmad Syahroni, Ternyata Masih Tetangga, Ortu Syok |
![]() |
---|