Breaking News:

Arti Istilah Viral

Apa Arti Ransomware, Istilah Viral di TikTok? Kata Ini Kerap Dipakai Warganet di Berbagai Medsos

Arti istilah viral Ransomware yang kerap dipakai netizen di berbagai media sosial seperti Facebook, TikTok, Instagram

TribunTrends.com/Freepik
Arti istilah viral Ransomware 

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah arti kata Ransomware yang viral di TikTok, kata ini muncul di media sosial, sering digunakan gen z.

Kata ini juga dijumpai di berbagai media sosial lainnya seperti di Instagram, Facebook hingga Twitter. 

Lalu apa arti dari kata viral Ransomware ini? Simak penjelasannya.

Baca juga: Apa Arti MIPA Istilah Viral TikTok? Muncul Gara-gara Gelar saat Wisuda, Singkatan dari Kata Ini

BSSN atau Badan Siber dan Sandi Negara menyebutkan bahwa Pusat Data Nasional Sementara down atau mengalami gangguan karena serangan siber Brain Cipher Ransomware dari kelompok Lockbit 3.0.

Gangguan siber sudah terjadi sejak 17 Juni 2024 lalu dan aktivitas mencurigakan mulai terdeteksi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB.

Serangan Brain Cipher Ransomware terhadap server PDNS berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia.

Ilustrasi orang bingung mikir arti kata
Ilustrasi orang bingung mikir arti kata (freepik.com)

Direktur Network dan IT Solutions Telkom Herlan Wirjanako menyebut ransomware Brain Cipher ini mengunci data PDN dan meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS (sekitar Rp131,2 miliar).

Lalu, apa arti kata Ransomware?

Melansir kominfo.kotabogor.go.id, ransomware adalah jenis perangkat lunak yang bertujuan untuk mengenkripsi data atau mengakses sistem, kemudian meminta tebusan dalam bentuk uang atau cryptocurrency untuk mengembalikan akses data atau sistem ke pemiliknya.

Cara Ransomware Menyerang

1. Melalui Phishing

Serangan sering kali dimulai melalui surel atau pesan yang terlihat sah. Korban akan diminta untuk mengklik tautan atau membuka lampiran yang sebenarnya berisi malware.

2. Eksploitasi Celah Keamanan

Para penjahat siber memanfaatkan celah keamanan yang ada pada perangkat atau perangkat lunak yang belum diperbarui untuk menyusup dan mengenkripsi data.

3. Perangkat Lunak Tidak Resmi

Pengunduhan atau penggunaan perangkat lunak yang tidak sah atau tidak resmi, terutama dari sumber yang tidak tepercaya, dapat membuka pintu bagi malware.

Sementara itu, lockbit adalah salah satu 'geng' ransomware yang sangat aktif dan berbahaya dan paling aktif di dunia selama tiga tahun terakhir.

Menurut data firma keamanan siber Trend Micro, selama kuartal pertama 2024, sindikat yang terafiliasi dengan Lockbit menjadi pelaku serangan ransomware paling berhasil, dengan jumlah serangan sukses pada 217 korban, seperti dikutip dari Kompas.id.

Cara Kerja Virus Ransomware

  • Infeksi dan Penyebaran

Ransomware dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk lampiran surel berbahaya, tautan yang meragukan, situs web yang terinfeksi, atau eksploitasi kerentanan dalam perangkat dan perangkat lunak. Setelah perangkat terinfeksi, ransomware mulai bekerja.

  • Enkripsi Data

Ransomware akan memindai file di perangkat dan mengenkripsi data yang berharga dengan menggunakan algoritma enkripsi yang kuat. File yang dienkripsi akan memiliki ekstensi yang berbeda atau tambahan yang mengindikasikan bahwa file tersebut tidak dapat diakses.

  • Tampilan Pesan Tebusan

Setelah berhasil mengenkripsi data, ransomware akan menampilkan pesan tebusan kepada pengguna. Pesan ini berisi instruksi tentang cara membayar tebusan dan mendapatkan kunci dekripsi untuk memulihkan akses ke data yang terenkripsi. Biasanya, pesan tebusan ini menampilkan batas waktu dan ancaman untuk menghapus data jika tebusan tidak dibayar.

  • Pembayaran Tebusan

Penyerang meminta pembayaran tebusan dalam bentuk mata uang digital seperti Bitcoin atau Ethereum. Metode pembayaran yang digunakan memungkinkan para penyerang untuk menjaga anonimitas mereka, membuat pelacakan dan pelacakan aktivitas mereka sulit dilakukan.

  • Pemulihan Data

Jika tebusan dibayar, penyerang akan memberikan kunci dekripsi kepada pengguna untuk memulihkan akses ke data yang terenkripsi. Namun, tidak ada jaminan bahwa data akan dikembalikan sepenuhnya atau bahwa penyerang tidak akan kembali menyerang.

Kronologi Ransomware Serang PDN

Hinsa Siburian mengatakan, dari insiden ransomware tersebut, BSSN menemukan adanya upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender yang terjadi mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB, sehingga memungkinkan aktivitas jahat atau malicious dapat berjalan.

Lalu, aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, di antaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus sistem fail penting, dan menonaktifkan layanan yang sedang berjalan.

File yang berkaitan dengan storage atau penyimpanan, seperti: VSS, HyperV Volume, VirtualDisk, dan Veaam vPower NFS mulai di-disable atau dilumpuhkan dan crash.

“Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 WIB, Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi,” jelas Hinsa.

Saat ini, sambung Hinsa, BSSN, Kominfo, Cyber Crime Polri, dan KSO Telkom-Sigma-Lintasarta masih terus berproses mengupayakan investigasi secara menyeluruh pada bukti-bukti forensik yang didapat. 

“BSSN Kominfo, Cyber Crime Polri, dan KSO Telkom-Sigma-Lintasarta sampai dengan hari ini masih terus melakukan investigasi secara menyeluruh mengacu pada bukti-bukti forensik yang telah didapat.

Dengan segala keterbatasan evidence, atau bukti digital dikarenakan kondisi evidence yang terenkripsi akibat serangan ransomware tersebut,” ungkap Hinsa.

(TribunTrends.com/TribunSorong)

 

 

Tags:
arti istilah viralRansomwareTikTok
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved