Breaking News:

Khazanah Islam

Haruskah Orang yang Sedang Terbaring Sakit Tetap Shalat Menghadap Kiblat? Buya Yahya Beri Penjelasan

Apakah orang yang sedang terbaring di rumah sakit tetap harus shalat dengan mengarah ke kiblat? Ini penjelasan Buya Yahya.

Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Ist
Ulama Buya Yahya memberikan panduan untuk orang yang sedang sakit terbaring di rumah sakit dan ingin tetap shalat. 

TRIBUNTRENDS.COM -  Apakah orang yang sedang terbaring di rumah sakit tetap harus shalat dengan mengarah ke kiblat?

Bagaimana jika ranjangnya tidak mengarah ke kiblat dan tetap akan mengerjakan shalat dalam kondisi sedang sakit dan terbaring?

Ulama Buya Yahya memberikan panduan untuk orang yang sedang sakit terbaring di rumah sakit dan ingin tetap shalat.

Baca juga: Hukum Menarik Kembali Bantuan atau Barang yang Diberikan, Buya Yahya: Dilarang Kecuali Orang Tua

Shalat adalah tetap wajib selagi masih ada akal bagi yang sudah akhil baliq, sedangkan dosa yang meninggalkan sangat besar.

Begitu sebaliknya, pahalanya sangat besar jika melalukan shalat.

Karena dosa dan pahalanya besar, maka shalat itu di Islam dimudahkan pelaksanaanya atau digampangkan melakukannya.

Semua orang bisa shalat dengan mudah karena dimudahkan semudah-mudahnya.

"Ibaratnya, tidak ada orang yang kerepotan dalam shalat, tidak bisa berdiri boleh duduk, tak bisa dudul boleh baring.

Tidak ada air bisa pakai debu, tidak ada debu tidak bisa tayamum langsung shalat.

Tidak punya baju telanjang juga boleh, tidak ada istilahnya tidak bisa shalat.

Maka jika ada orang yang tidak bisa shalat atau kerepotan shalat yang salah gurunya." jelas Buya Yahya.

Ulama Buya Yahya memberikan panduan untuk orang yang sedang sakit terbaring di rumah sakit dan ingin tetap shalat.
Ulama Buya Yahya memberikan panduan untuk orang yang sedang sakit terbaring di rumah sakit dan ingin tetap shalat. (Ist)

 

Kemudian untuk orang yang sedang terbaring di rumah sakit, bagaimana cara shalatnya saat berbaring.

"Shalat memang harus wajib menghadap kiblat akan tetapi bagi yang shalatnya tertentang menghadap kiblat adalah kakinya diarahkan ke kiblat.

Harus itu, kakinya diarahkan ke kiblat tengkuknya diganjal agar dadanya menghadap ke kiblat." jelas Buya Yahya.

"Kalau di rumah sakit minta izin digeser kan ada rodanya, kalau tidak ada yang menggeser, maka shalat semampunya." jelas Buya Yahya.

Cuma bedanya kalau sudah sehat shalatya diganti atau diqadha lagi.

Karena dia tidak sempurna karena tidak menghadap kiblat, selagi bisa maka usahakan menghadap kiblat.

Ilustrasi salat
Ilustrasi salat (Tribunnews.com)

"Kalau membimbin orang yang tidak punya ilmu akan kesusahan orang sakit menjalankan shalat.

Makanya baktinya seorang anak pada orang tua jika sedang sakit adalah membimbing untuk shalat." jelas Buya Yahya.

Buya Yahya menyarankan untuk anak-anak yang orang tuanya sedang sakit di rumah sakit akan lebih baik meminta seorang santri membimbing shalat sang orang tua.

Akan tetapi banyak yang masih enggan membayar santri untuk membimbing shalat orang tuanya yangs sedang sakit.

"Tiga waktu saja sebab yang dua boleh di jamak." tegas Buya Yahya.

Baca juga: Bangun Selalu Kesiangan Telat Shalat Subuh, Apakah Masih Wajib Mengqadha? Buya Yahya Beri Penjelasan

"Paling tidak ditemani oleh anak yang bisa baca Al Quran dan berzikir." kata Buya Yahya.

(TribunTrends.com/MNL)

 

 

 

 

Tags:
shalatsakitBuya Yahya
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved