Kisah Pria Selalu Mimpi Aneh Setelah Ambil Pasir di Jabal Malaikat, Rela Umroh Lagi untuk Kembalikan

Larangan ini didasarkan alasan keagamaan dan etika yang penting untuk dipahami oleh para jemaah.

Ibnu Hazm Rahimatullah selaku ahli ilmu fikih dan sejarawan mengungkapkan mengambil tanah maupun batu dari suatu tempat yang halal.

Terlebih, jika tanah tersebut dimasukkan kembali ke tanah yang haram.

“Tidak dihalalkan mengeluarkan sedikitpun, baik tanah maupun batu (tanah) haram ke (tempat tanah) halal. dan Atha’ berkata: 'Dimakruhkan mengeluarkan tanah haram ke (tanah) halal atau memasukkan tanah halal ke (tanah) haram'."

Dalil tersebut diperkuat oleh isi dari kitab Al-Mausu’ah Al Fiqhiyyah bagian 17/195 menyebut Mazhab Syafi'i yang mengharamkan untuk memindahkan tanah dan batu di tanah haram ke suatu tempat yang halal.

Jika ada yang memindahkannya, maka harus dikembalikan ke tanah haram.

“Mazhab Syafi'i dengan jelas mengharamkan untuk memindahkan tanah dan batu di tanah haram serta apa yang dibuat dari tanahnya seperti kendi dan lainnya- ke (tanah) halal, maka (jika ada yang memindahkannya) harus dikembalikan ke tanah haram."

Baca juga: Kisah Khumaidi Katijan, Pemulung Asal Mojokerto Jatim Tahun Ini Berangkat Haji, Nabung dari Lama

Sejarawan asal Spanyol itu mengungkapkan kepada siapapun yang telah mengambil tanah haram itu hendaklah memohon ampun kepada Allah Swt atas perbuatannya.

Kemudian, orang tersebut harus mengembalikannya ke tempat haram yang memungkinkan.

“Barangsiapa yang sudah mengambil sesuatu dari tanah haram ke luar (tanah) haram, hendaklah dia memohon ampun kepada Allah ta'ala atas perbuatannya.

Kemudian dia harus mengembalikan ke tempat haram dimana saja jika (hal itu) memungkinkan.

Tidak harus dirinya yang mengembalikannya."

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)