Breaking News:

Palestina vs Israel

Bombardir Habis Rafah, Jendral IDF Sebut Israel Bisa Runtuh, Dikepung hingga Tentara Pura-pura Gila

Jenderal IDF beberkan skenario runtuhnya negara Israel, perang atrisi gesekan keras hingga kepungan Hamas-Hizbullah-Houthi.

Editor: Dhimas Yanuar
Miriam Alster/FLASH90/i24news
Jenderal IDF beberkan skenario runtuhnya negara Israel, perang atrisi gesekan keras hingga kepungan Hamas-Hizbullah-Houthi. // Seorang tentara Israel dari Brigade Golani (pasukan infanteri IDF) menangis saat menghadiri pemakaman Komandannya, Max Steinberg, pada 23 Juli 2014. - Kelompok militan Hamas Palestina meledek penarikan Batalyon ke-13 Israel, Brigade Golani dari Gaza. 

TRIBUNTRENDS.COM - Peperangan Israel-Hamas membuat Gaza, Palestina hancur.

Seperti yang terjadi di Rafah beberapa hari terakhir, Israel secara tega membombardir perkemahan pengungsi warga Palestina dengan kejam.

Namun ada sisi lain, di mana skenario negara Israel bisa saja hancur, hal ini dikuak oleh Mantan ombudsman pasukan pendudukan Israel Mayor Jenderal (Reserve) Angkatan Darat Israel Yitzhak Brik.

Ia menganalisis bahwa perang atrisi (perang gesekan) melawan milisi perlawanan menjadi skenario paling berpeluang meruntuhkan Israel sebagai sebuah negara.

Yitzhak Brik menyebut, Israel tidak memiliki kemampuan untuk memenangkan perang melawan Hamas atau melawan Hizbullah Lebanon, dan memperingatkan kalau terus berlanjutnya perang dapat menyebabkan keruntuhan negara pendudukan tersebut.

Baca juga: Termasuk Beckham hingga Jenna Ortega, Dua Lipa Kecam Pembantaian Rafah: Israel Bakar Anak Gaza

Dalam pernyataan yang dilansir oleh media Israel pada Kamis (30/5/2024), Brik menjelaskan, kalau secara jumlah tentara Israel relatif kecil dan perang yang sudah berlangsung selama delapan bulan di Gaza membuat mereka kelelahan.

Faktor itu masih ditambah fakta kalau Israel tidak memiliki kelebihan pasukan.

"Dan setiap hari perang terus berlanjut, situasinya semakin buruk," kata Brik.

Ia melanjutkan bahwa para pemimpin perang di Israel pada tingkat politik dan militer tidak mau mengakui fakta-fakta sulit yang menjadi tanggung jawab mereka, namun malah membawa Israel ke jurang yang dalam, seperti yang ia katakan.

Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007.
Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Dia menganggap bahwa Israel kalah perang sejak saat pertama pecahnya konfrontasi, yang dia gambarkan sebagai hal yang memalukan, pada tanggal 7 Oktober.

"Israel seharusnya berupaya untuk mengkompensasi kerugian ini berdasarkan daftar prioritas yang jelas daripada hanya berdebat tentang kemenangan mutlak," kata dia merujuk pada ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu atas perang Gaza dengan dalih memberantas Hamas.

Sekadar catatan, analisis ini datang dari seorang pensiunan jenderal IDF yang kaya akan pengalaman tempur.

Semasa aktif, Yitzhak Brik adalah Jenderal IDF Israel yang bertugas di Korps Lapis Baja sebagai komandan brigade, divisi dan pasukan serta menjabat sebagai komandan perguruan tinggi militer IDF.

Dia bertempur sebagai komandan kompi cadangan dalam Perang Yom Kippur dan dianugerahi Medali Keberanian.

Skenario Keruntuhan Israel, Perang Atrisi dan Isolasi Global

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
PalestinaRafahIsraelIDF
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved