Caleg di Dapil DIY, Apa Kabar Suara Titiek Soeharto Mantan Istri Prabowo? Ini Perolehannya

TRIBUNTRENDS.COM - Bagaimana perolehan suara Titiek Soeharto mantan istri Prabowo Subianto yang menjadi caleg di dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)?

Diketahui Titiek Soeharto maju menjadi caleg DPR RI Dapil DIY dari Partai Gerindra.

Wanita yang kerap disapa Titiek Soeharto itu meraih 62.966 berdasarkan hasil penghitungan real count KPU pada 7 Feb 2024 pukul 19:30:00.

Adapun suara yang masuk untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dari 11932 TPS atau 62.21 persen.

Dari keseluruhan suara, Titiek Soeharto berada di urutan nomor dua dikalahkan oleh My Esti Wijayati dari PDIP.

Namun untuk Caleg Gerindra, perolehan suara Titiek Soeharto yang tertinggi di Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Prabowo Cerita Dekat dengan Soeharto, Titiek Soeharto Tersipu Malu, Salting saat Diminta Balikan

Penghitungan suara oleh KPU sudah dilakukan sejak Rabu (14/2). KPU menghimpun data perolehan suara dari TPS-TPS lewat aplikasi Sirekap.

Namun, terdapat kejanggalan Sirekap Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lantaran ada perbedaan antara jumlah perolehan total suara partai dengan jumlah akumulasi suara yang didapatkan tiap-tiap caleg.

Hasil suara resmi yang akan ditetapkan oleh KPU adalah penghitungan suara manual yang dilakukan secara bertingkat dari kecamatan, kabupaten/kota hingga ke nasional.

Kisah Titiek Soeharto Nangis Prabowo Dituduh Khianati Soeharto

Kisah pilu Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto bercerai 26 tahun lalu kembali menyita perhatian publik.

Hingga kini penyebab perceraian Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto bak masih menjadi misteri.

Namun beredar cerita, sebelum akhirnya bercerai, Titiek Soeharto sempat menangis lantaran Prabowo Subianto dituduh khianati mertuanya Presiden Soeharto.

Baca juga: Kisah Cinta Prabowo & Titiek Soeharto, 26 Tahun Cerai, Kompak Tetap Setia, Tak Ada yang Nikah Lagi

Pada Mei 1998, kerusuhan besar-besaran terjadi.

Prabowo Subianto juga dituding membiarkan para mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR dalam rangkaian Kerusuhan Mei 1998 yang terjadi.