Breaking News:

Berita Viral

Pria Obesitas 210 Kg di Gianyar Pingsan di Rumah, Proses Evakuasi Dramatis, Diangkut dengan Pikap

Pria obesitas dengan berat 210 kilogram bernama I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) pingsan di rumahnya di Gianyar.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Ist
Bombom dievakuasi oleh warga bersama BPBD Gianyar ke atas pickup, di Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Gianyar, Sabtu 3 Februari 2024 malam 

TRIBUNTRENDS.COM - Pria obesitas dengan berat 210 kilogram bernama I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) pingsan di rumahnya di Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Sabtu (3/2/2024) pukul 21.30 Wita.

Dia terpaksa dievakuasi menggunakan pikap BPBD Gianyar ke ke RSUD Sanjiwani Gianyar.

Sementara itu, pihak ambulans PMI Gianyar, yang sempat dihubungi oleh BPBD Gianyar tidak bisa melakukan evakuasi.

Baca juga: Alami Obesitas hingga Berat 200 kg, Tukang Ojek di Tangerang Tak Bisa Kerja, Awal Mula Membengkak

Warga bersama BPBD Gianyar mengevakuasi tubuh Bombom ke atas pickup
Warga bersama BPBD Gianyar mengevakuasi tubuh Bombom ke atas pickup, di Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Gianyar, Sabtu 3 Februari 2024 malam

"Tidak memungkinkan pasien masuk ke ambulans, karena kondisi yang sangat besar," ujar Wakil Kepala Markas PMI Gianyar, I Made Gede Lokayasa, dikutip dari Tribun Bali.

Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suama mengatakan pihaknya sempat berkoordinasi dengan PMI Gianyar untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit.

Pada saat itu, ia mendapatkan laporan jika pria yang akrab dipanggil Bombom dalam kondisi pingsan di rumah.

"Dikarenakan memang tidak memungkinkan masuk ke ambulans, sehingga kami evakuasi tubuh korban menggunakan pickup," ujar Suamba.

Ilustrasi obesitas.
Ilustrasi obesitas.

Suamba mengatakan, proses evakuasi ke atas pikap membutuhkan proses yang cukup panjang karena membutuhkan tenaga banyak orang.

Proses evakuasi itu pun dibantu juga oleh warga setempat.

Pada pukul 21.45 Wita, Bombom bisa diangkat dari kamarnya untuk dilarikan ke rumahs akit.

"Dibantu oleh warga setempat, sekitar pukul 21.45 Wita, Bombom bisa diangkat dari kamarnya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat itu yang bersangkutan pingsan," ujar Suamba.

Baca juga: Dramatis Evakuasi Pria Obesitas Seberat 200 Kg, Damkar Putar Otak, Diangkut dengan Cara Ini

Lebih lanjut, Samba menyebut, sebelum melakukan evakuasi, pada Jumat (2/2/2024), pihaknya sempat dimintai tolong keluarga untuk memindahkan Bombom dari tempat tidurnya ke tempat tidur yang lain.

Pada saat itu, Bombom sempat mengerang kesakitan diduga karena mengalami sakit asam urat.

"Sebelumnya kita juga turunkan Tim TRC untuk memindahkan tubuhnya, saat itu ia kesakitan. 

Tapi masih sadarkan diri," ungkap Suamba.

Kisah Lain: Alami Obesitas hingga Berat 200 kg, Tukang Ojek di Tangerang Tak Bisa Kerja

Pilu nasib seorang pria bernama Engky (33) yang kini kesulitan beraktivitas.

Engky yang bekerja sebagai tukang ojek ini tak lagi bisa mencari nafkah karena mengalami obesitas.

Berat badannya membengkak dan mengalami obesitas.

Padahal Engky menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Kini Engky hanya tinggal bersama ibunya di Jalan Salak 4, Desa Pesanggrahan, Solear, Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Dramatis Evakuasi Pria Obesitas Seberat 200 Kg, Damkar Putar Otak, Diangkut dengan Cara Ini

Engky tidak bisa bergerak karena pembengkakan tubuhnya sejak awal tahun 2023 lalu. Berat badan Engky mencapai 200 Kilogram.

Ketua RT setempat Sarwono mengungkapkan Engky merasakan pembengkakan di di tubuhnya sejak setahun lalu.

Sebelumnua, Engky masih bisa berjalan dan mengendarai sepeda motor.

"Pembengkakan yang dialami dia enggak tahu dari faktor makan atau kenapa, mungkin ada yang lain, saya kurang paham,"kata Sarwono pada Selasa (9/1/2024).

Sehari-hari, Engky mengandalkan keluarganya untuk makan. 

Kini, Engky telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.

Ia dibawa menggunakan ambulans pada Senin (8/1/2024) untuk mendapatkan penanganan medis.

Penjelasan RSUD Kabupaten Tangerang

Sementara itu, pihak RSUD Kabupaten Tangerang memastikan kondisi Engky stabil.

Pria berusia 33 tahun itu menjalani perawatan intensif dengan penanganan sejumlah dokter spesialis.

"Selain tim spesialis IGD, pasien juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam, bedah dan gizi, tapi kami juga melihat perkembangannya, kalau memerlukan koordinasi dengan spesialis yang lain akan tambahkan timnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki.

Rifki menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait pernapasan dan tekanan darah terhadap Engky.

Akan tetapi, pihaknya pun akan tetap berfokus terhadap pasien tersebut lantaran memiliki pembengkakan pada dua kakinya.

Baca juga: Pria Obesitas 130 Kg di Kramat Jati Dievakuasi Damkar, Kondisi Patah Kaki, Tak Banyak Kendala

Engky, tukang ojek yang mengalami obesitas hingga 200 kg
Engky, tukang ojek yang mengalami obesitas hingga 200 kg

"Ke dua kaki pasien bengkak, terutama kiri, karena sebelah kiri itu memang lebih besar, mungkin karena kurangnya higenis sehingga menimbulkan infeksi," kata dia.

"Kami juga akan cari dalemannya seperti apa, sehingga penanganan lebih cepat," sambungnya.

Menurutnya, Engky pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2021 lalu terkait kedua kakinya tersebut.

Akan tetapi, penanganan terhadap pasien harus terputus lantaran terkendala biaya untuk perobatan sehari-harinya.

"Kami belum tahu ada penyakit bawaan atau tidak, tapi akan dicek semuanya kalau bisa ditangani akan kami tangani," tuturnya.

"Kalau pasien butuh penanganan multi disiplin, akan kami evaluasi setiap harinya dan kalau memungkinkan bisa ditangani secara komprehensif disini, tapi kalau penanganan lebih spesifik kita akan koordinasi dengan ke RSCM," terang Mohamad Rifki.

Reaksi Pj Gubernur Banten

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang untuk memberi penanganan khusus terhadap Engky (33).

"Iya kami sudah komunikasikan dengan pihak rumah sakit untuk mempersiapkan dan memberikan pemantauan terhadap pasien obesitas, agar kondisinya bisa tetap terjaga dan terkontrol dengan baik," ujar Al Muktabar kepada awak media, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Alami Obesitas hingga Berat 200 kg, Tukang Ojek di Tangerang Tak Bisa Kerja, Awal Mula Membengkak

Lebih lanjut ia menjelaskan, telah meminta kepada seluruh layanan fasilitas kesehatan di Provinsi Banten untuk dapat mendata secara rinci apakah terdapat warga yang memiliki potensi gejala obesitas.

Dengan menghindari sejak dini gejala obesitas di masyarakat tersebut, potensi untuk menghindari resiko kematian dapat terlaksana.

Pasalnya, dua kasus pasien obesitas di Kota Tangerang beberapa lalu berujung pada resiko meninggal dunia yang dialami pasien.

"Koordinasi dengan faskes juga iya kami lakukan, supaya dapat memberikan pemantauan terhadap masyarakat-masyarakat yang mengalami gejala obesitas," kata dia.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat, agar dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari demi menghindari penyakit obesitas.

"Kebetulan ibu (istri saya) adalah guru besar Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) dan kami sering mendiskusikan hal ini karena perlu disosialisasikan kepada masyarakat," tuturnya.

"Karena obesitas itu kan menyangkut perilaku hidup dalam sehari-hari, maka dari itu masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rajin berolahraga," terang Al Muktabar.

***

Artikel ini diolah dari TribunBali

Sumber: Tribun Bali
Tags:
obesitasGianyarevakuasi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved