Breaking News:

Berita Viral

Sedihnya Satu Keluarga di Lebak, Tak Bisa Beraktivitas Gegara Lumpuh, Hidup dari Bantuan Tetangga

Kisah satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang mengalami kelumpuhan. Mereka menyambung hidup dari bantuan tetangga.

Editor: jonisetiawan
Kolase Tribun Trends/Kompas.com
Sedih sekali, satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. 

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang mengalami kelumpuhan.

Keluarga ini tinggal di rumah panggung dengan bilik dari bambu di Kampung Curug Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur.

Imbas kelumpuhan tersebut, mereka tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal lain.

Bahkan untuk berpindah tempat, mereka harus berpegangan ke bambu yang dibuat untuk berjalan tertatih.

Sementara itu untuk kebutuhan sehari-hari ini, keluarga tersebut hanya mengandalkan bantuan dari tetangga.

Baca juga: Ibu Meninggal, Siswi SMK di Purworejo Urus Nenek & 2 Paman yang Lumpuh, Sering Pingsan Kelaparan

Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki.
Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga.

Salah satu anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan adalah Maman Abdurahman (37). Dia tidak bisa jalan sejak dua tahun terakhir.

“Tiba-tiba saja lemas, tidak ada kekuatan (berdiri),” kata Maman ditemui di rumahnya, Kamis (11/1/2024) kemarin.

Sebelum Maman, gejala serupa juga dialami oleh anggota keluarganya yang lain. 

Paling awal adalah Misto yang sudah 20 tahun mengalami kelumpuhan kaki.

Total ada enam anggota keluarga Maman yang saat ini tidak bisa berjalan karena mengalami kelumpuhan kaki.

“Ada yang sudah lima tahun, delapan tahun, ada yang 20 tahun juga,” kata Maman.

Potret keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki.
Potret keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki.

Karena kelumpuhan tersebut, mereka tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal lain.

Bahkan untuk berpindah tempat, mereka harus berpegangan ke bambu yang dibuat untuk berjalan tertatih.

Sementara, pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh istri Misto yang tidak mengalami kelumpuhan.

Lalu, untuk kebutuhan hidup mereka mengandalkan bantuan dari para tetangga.

Menurut Maman, memang pernah dapat bantuan dari Pemerintah, namun hanya dua orang anggota keluarga yang mendapatkannya.

“Untuk sekarang sedapatnya saja, kadang ada tetangga kasih,” kata dia.

Baca juga: PILU Driver Ojol Kerja Bawa Anaknya Lumpuh, Sang Anak Sering Kejang 15 Kali/hari & Kesulitan Napas

Terkait penyakit yang dialaminya, Maman mengaku pernah berobat ke puskesmas, namun tidak kunjung sembuh.

Dia juga merasa tidak mendapatkan jawaban memuaskan soal apa penyebab kakinya tidak bisa berjalan.

Saat ini, Maman dan anggota keluarga yang lain, hanya bisa pasrah dengan kondisinya. 

Meski demikian, dia tetap berharap bisa sembuh dan hidup normal seperti sebelumnya.

Kisah Lain: Siswi SMK Jadi Tulang Punggung, Rawat Nenek & 2 Paman Lumpuh

Sementara itu beberapa waktu lalu, sosok Salsabila Putri Auliya ramai jadi sorotan.

Sebab, remaja wanita itu harus berjuang untuk menyambung hidup di tengah kerasnya kehidupan.

Meski usianya baru menginjak 16 tahun, Salsabila Putri Auliya harus jualan demi mendapatkan uang untuk merawat nenek dan kedua pamannya yang lumpuh.

Siswi SMKN 8 Purworejo itu terkadang harus luntang-lantung di jalan bila tak dapat uang.

Dia berharap ada saja masyarakat yang ingin membeli dagangannya.

Meski sibuk berjualan, namun Salsabila tetap giat menimba ilmu.

Baca juga: Kisah Azka Wijaya, Bocah 11 Tahun yang Jadi Badut Jalanan Demi Bayar Kontrakan, Ayah Sakit-sakitan

Salsabila, siswi SMKN 8 Purworejo saat sedang menceritakan pengalamannya
Salsabila, siswi SMKN 8 Purworejo saat sedang menceritakan pengalamannya merawat 2 pamannya yang lumpuh.

Diketahui, Salsabila terpaksa menjadi tulang punggung keluarga karena sudah ditinggalkan kedua orang tuanya.

Sejak muda, dia sudah terbiasa mengurus diri sendiri dan merawat keluarganya yang masih tersisa.

Salsabila Putri masih harus merawat nenek dan dua pamannya yang lumpuh karena menderita Distonia.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Salsa selalu menyiapkan makanan untuk seisi rumah.

Setelah menyiapkan makanan, dia baru berangkat sekolah sambil membawa dagangan yang dijual di sekolah dan dititipkan di warung.

Jarak dari rumahnya yang terletak di Desa Tegal Kuning, Kecamatan Banyuurip ke sekolah sekitar 3 kilometer.

Setidaknya ada 10-20 bungkus aneka ragam jajanan yang dititipkannya ke warung-warung.

"Ada keripik pare, sosis, kripik pisang, dan rengginang.

Biasanya saya titipkan ke Yayasan juga," kata Salsa saat ditemui di sekolahnya pada Kamis (23/11/2023).

Salsabila mengaku sudah membawa dagangan ke sekolah sejak masih SMP.

Saat itu, gadis murah senyum ini sempat berjualan nasi bungkus yang dijual Rp 3.000.

Ibu Salsa sudah meninggal sejak ia berumur 2,5 tahun.

Sedangkan ayahnya menghilang sejak dia lahir.

Sejak kecil, Salsa diasuh oleh neneknya yang saat ini sudah berumur 70 tahun.

"Saya belum pernah bertemu dengan ayah," ucap dia.

Dulu, saat neneknya masih sehat dan kuat, nenek Salsa juga berjualan keliling, bahkan sang nenek juga berjualan keliling sawah.

Sang nenek berjualan jajanan untuk para petani di sawah dan dibayar dengan padi.

Situasi semakin rumit ketika neneknya yang sudah renta menderita penyakit jantung dan gangguan saraf.

Kini hanya Salsa yang jadi tulang punggung untuk menghidupi empat orang, termasuk dirinya.

"Sekarang nenek sudah tidak bisa jualan lagi, sudah tua. Saya belajar banyak dari nenek," kata Salsa.

Karena kesulitan ekonomi, Salsa sering puasa untuk menekan pengeluaran.

Tak jarang, ia sampai pingsan di sekolah lantaran belum sarapan.

"Kadang ya hutang di tukang sayur, kadang jual mangga. 

Kebetulan mangga di rumah baru saja berbuah," kata Salsa.

Baca juga: Kisah Yamin, Lansia Jualan Durian di Pinggir Jalan hingga Jam 2 Malam, Cuma Untung Rp 5 Ribu

Siswi kelas XII ini ingin segera bekerja setelah lulus dari bangku SMK.

"Tapi masih bingung, kalau nanti kerjanya jauh siapa yang mengurus keluarga saya," kata Dia.

Esti Yuwanti Guru BK SMKN 8 Purworejo membenarkan bahwa Salsa sering berpuasa dan beberapa kali sempat pingsan di sekolah akibat belum sarapan.

Di mata Esti, Salsa merupakan siswa periang dan cukup bersaing dalam kemampuannya dalam belajar.

"Dia itu tambah gede tambah bertanggungjawab, dia juga merawat adek sepupunya di rumah," kata Esti.

Diketahui sebelumnya, Salsabila Putri Auliya viral di sosial media TikTok. 

Salah satu akun yang mengunggah cerita Salsabila adalah akun @ceritaharuhariini.

Video yang diunggah tersebut sampai saat ini sudah ditonton 11,7 juta kali dan mendapat 1,2 tanda suka.

Salsabila juga telah didaftarkan oleh Yayasan Embun Surga Purworejo dalam platform Kitabisa.com.

***

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Lebaklumpuhbantuan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved