'BRUK!' Pria Tewas di Gunung Kemukus, Mendadak Ambruk, Polisi Temukan Obat Herbal, Diduga Obat Kuat
Seorang pria asal Probolinggo mendadak tewas di Gunung Kemukus. Polisi temukan obat sakit jantung dan obat herbal diduga obat kuat
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - INNALILLAHI seorang pria tewas mendadak di Gunung Kemukus.
Tubuhnya tiba-tiba ambruk saat sedang berjalan.
Polisi temukan sejumlah obat, yakni obat sakit jantung dan obat herbal yang diduga obat kuat.
Warga sekitar Objek Wisata Gunung Kemukus Sragen digegerkan seorang pria yang tiba-tiba ambruk.
Pria tersebut meninggal dunia saat dalam perjalanan ke Puskesmas.
Warga awalnya melihat korban, warga Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo itu berjalan di kawasan tersebut.
Namun, di tengah-tengah berjalannya itu, dia ambruk.
Baca juga: Dugaan Penyebab Dokter di Ciputat Tewas Membusuk di Rumah, Jasad Ditemukan Warga, Ini Kata Ketua RT
Warga kemudian melapor ke polisi dan membawa korban ke puskesmas, namun dia meninggal di perjalanan.
Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam melalui Kasi Humas Polres Sragen mengatakan, korban bernama Wisnu Kuncoro (59) itu meninggal dunia karena sakit jantung.
"Dari hasil olah kejadian perkara di lokasi dan pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (12/1/2024).
"Setelah dilakukan pengecekan ditemukan obat sakit jantung satu strip dan obat herbal 4 kapsul diduga jenis obat kuat di dalam tas slempang milik korban, adapun hasil pemeriksaan korban meninggal akibat serangan jantung," tambahnya.
Baca juga: Niatnya Bantu Ayah Perbaiki Tambak Bocor, Bocah 12 Tahun di Kotabaru Tewas Diterkam Buaya, Ya Tuhan!

Lanjutnya, kejadian itu dialami korban pada Kamis (11/1/2024) sekira pukul 21.45 WIB.
Menurutnya, berdasarkan keterangan warga sekitar, korban awalnya berjalan dari arah utara ke selatan, di jalan dekat makam Pangeran Samodra.
Lalu, diketahui korban tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Warga yang pertama kali mengetahui hal tersebut, langsung memanggil warga lainnya.
Pada saat bersamaan, warga memeriksa denyut nadi korban dan hasilnya masih berdetak.
"Posisinya saat itu tubuh korban sudah lemas, selanjutnya warga sekitar menghubungi petugas Polsek Sumberlawang yang sedang berpatroli di Objek Wisata Gunung Kemukus," terangnya.
"Korban hendak dibawa ke Puskesmas, namun dalam perjalanan nyawa korban tidak tertolong," sambungnya. (*)
BERITA LAIN: Tahun Baruan di Gunung Lawu, 2 Remaja Hipotermia, Tahan Sakit 6 Jam, Ini Kondisinya setelah Evakuasi
Niat tahun baruan di puncak Gunung Lawu, dua remaja ini malah mengalami hipotermia.
Untungnya dua pendaki belasan tahun ini berhasil dievakuasi oleh tim SAR dengan segera.
Sebelum hipotermia, pendaki sudah merasakan sakit dan menahannya selama 6 jam, tetap nekat melanjutkan pendakian ke puncak.
Proses evakuasi harus dilakukan terhadap dua orang pendaki dari puncak Gunung Lawu saat momen perayaan tahun baru, Minggu (31/12/2023).
Dua orang pendaki yang dievakuasi itu bernama Desita Wening (17) warga Kecamatan Laweyan, Kota Solo dan Ria Restu (16) warga Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Mereka dievakuasi karena mengalami hipotermia saat berada di puncak Gunung Lawu.
Baca juga: Sosok Tentara Cantik Latihan Militer di Gunung Salju, Identitas Terungkap, Ternyata Calon Ratu

Koordinator pos SAR Surakarta, Arif Sugiarto mengatakan itu awalnya korban berangkat mendaki bersama dengan total rombongan berjumlah 9 orang.
Dua pendaki tersebut sudah mengeluhkan sakit sejak pukul 15.00 WIB.
Meski demikian, mereka tetap melanjutkan perjalanan.
Dan sekira pukul 21.00 WIB, korban mengalami gejala hipotermia.
"Rombongan berjumlah 9 orang melakukan pendakian, korban mulai merasakan kendala sakit pukul 15.00 WIB, dan melanjutkan perjalanan sampai pos 3," terang Arif saat dihubungi TribunSolo.com, Senin (1/1/2024).
"Dan mengalami gejala hipotermia pukul 21.00 WIB, salah satu rombongan melaporkan kejadian tersebut ke basecamp Cemoro Kandang," tambahnya.
Baca juga: Permintaan Terakhir Zhafirah Zahrim Korban Gunung Marapi, Kondisi Sempat Membaik: Ditunggu ya Bang

Setelah mendapat informasi tersebut, SAR gabungan langsung melakukan proses evakuasi.
Menurutnya, korban tidak perlu ditandu selama proses evakuasi.
"Iya, tidak perlu ditandu," singkatnya.
Arif mengatakan kedua pendaki berhasil dievakuasi pada Senin (1/1/2024) sekira pukul 08.00 WIB.
"Pagi ini sudah kita turunkan dalam keadaan aman (selamat)," katanya.
Baca juga: Andika Kenang Detik-detik Menyelamatkan Zhafirah, Korban Erupsi Gunung Marapi yang Baru Meninggal
Lanjutnya, kedua pendaki lalu dibawa ke RSUD Karanganyar untuk perawatan lebih lanjut.
Arif tidak tahu pasti alasan rombongan untuk mendaki saat pergantian tahun baru.
Namun, biasanya banyak orang yang menghabiskan waktu saat malam pergantian tahun baru dengan mendaki Gunung Lawu.
"Kurang tau kalau itu, tapi biasanya kalau para pendaki di malam tahun baru senang merayakan tahun baru dengan mendaki," pungkasnya.(*)
Cerita Kelam 3 Tugu di Gunung Marapi Sumbar, Semuanya Simpan Kisah Pilu Soal Kematian
Tahun lalu, Gunung Marapi di Sumatera Barat menelan korban meninggal sebanyak 23 orang akibat erupsi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023).
Sebelum ini, Gunung Marapi rupanya juga menyimpan memori kelam dari sejumlah tragedi lain.
Beberapa kisah pilu yang pernah terjadi di Gunung Marapi mendasari pembangunanan tugu-tugu memorial untuk mengenang para korban.

Berikut kisahnya:
Tugu 12
Tugu 12 atau tugu Getrakoda didirikan pada 19 November 2009.
Baca juga: Momen Novita Live FB Sebelum Jadi Korban Erupsi Marapi, Gagal Selamatkan Diri, Tewas Bersama Anak
Tugu tersebut didirikan untuk mengenang 4 orang pendaki Sispala Getrakoda SMAN 1 Batusangkar yang gugur pada 19 November 1999 di Gunung Marapi Sumbar.
Selain mengenang peristiwa tersebut, tugu 12 juga menjadi pedoman arah untuk para pendaki yang beraktivitas di jalur Selatan Gunung Marapi Sumbar.
Diketahui, peristiwa tragis menimpa 12 orang pendaki Gunung Marapi Sumbar 1999 lalu.
Dari 12 orang survivor tersebut terdapat korban jiwa sebanyak 4 orang meninggal dunia.
Setelah kejadian naas itu, akhirnya jalur pendakian Marapi via Simabur Tanah Datar ditutup.

Tidak diperkenankan siapapun melalui jalur tersebut.
Sejarah Tugu Abel
Pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Marapi, tentu tak asing dengan Tugu Abel.
Tugu Abel menyimpan kenangan pilu korban letusan Gunung Marapi 1992 silam.
Dinamakan Tugu Abel karena seorang pendaki bernama Abel Tasman wafat di Gunung Marapi tepatnya di Puncak Merpati pada 5 Juli 1992 sekitar pukul 09.15 WIB.
Baca juga: Kesaksian Pendaki Sempat Videokan Kondisi Gunung Marapi Sehari Sebelum Erupsi, Kawah Sesekali Ngebul
Gunung Marapi meletus mengeluarkan awan panas bercampur debu dan material.
Dilansir dari jalan-gw.blogspot.com, batu seukuran bola kaki menerpa samping kepala Abel Tasman.
Saat itu Abel Tasman tidak bisa dievakuasi karena situasi kondisi tidak memungkinkan.
Hari kedua Tim Sar beserta relawan berhasil mengevakuasi Abel Tasman.
Mereka berpacu dengan waktu untuk bisa meraih jasad Abel dan dokter menyatakan Abel meninggal dunia.
Pembangunan Tugu Abel
Tugu Abel dibangun pada Selasa 5 Juli 1994.

Diperkirakan ada sekitar seratus lebih pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu Abel.
Mayoritas pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu itu semuanya berasal dari Padang.
Tugu Abel dipasang di posisi yang sekarang ini, dengan sedikit diserongkan menghadap ke Top Merpati.
Baca juga: POSTINGAN Terakhir Novi Sebelum Tewas Kena Erupsi Marapi, Jenazah sang Anak Ditemukan Lebih Dulu
Hal ini menandakan Abel "melihat" ke Top Merpati saat berdiri gagah, sebelum ajal menjemput dan sekaligus tugu ini sebagai penanda jalur untuk naik/turun dari dan ke cadas.
Sejarah Tugu Pak Guru
Tak hanya Tugu Abel, di Gunung Marapi Sumbar juga ada Tugu Memorial Mulzafri atau Pak Guru.
Dilansir dari Media Indonesia, Selasa (5/12/2023), Mulzafri ialah seorang guru les bahasa Inggris di Bukik Apik, Kota Bukittinggi.
Mulzafri meninggal ketika membawa 2 turis asal Rusia yang memulai pendakian dari gerbang Koto Baru.
Ia meninggal dunia diduga karena serangan jantung.
Keluarga almarhum menyebut Mulzafri ialah pemandu wisata sumbar dan telah memandu ribuan turis yg berkunjung ke Sumbar sejak tahun 1980 an.
Atas kepergian Mulzafri, Kelompok Pecinta Alam pun membuatkan sebuah Tugu atau Monumen untuk mengenang Mulzafri di samping Tugu Abel Tasman.
Tinggi Gunung Marapi Sumbar
Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Tewaskan 23 Pendaki, 52 Selamat, 2 Polisi jadi Korban, 1 Tunggu Identifikasi
Gunung Marapi Sumbar ialah salah satu gunung api aktif di Pulau Sumatera.
Gunung Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Tinggi Gunung Marapi Sumbar sekitar 2.891 mdpl.
Dilansir sumbarprov.go.id, sejak waktu sejarah, Gunung Marapi telah sering kali meletus baik secara eksplosif maupun efusif.
Kegiatannya bersumber pada beberapa kawah dan lapangan solfatara di sekitar puncaknya.
Letusan terakhir pada umumnya eksplosif.
Walaupun terdapat singkapan lava di sekitar puncak dan lereng bagian barat, tetapi itu terjadi pada masa prasejarah (Verbeek, 1919).
(TribunSolo.com/ Septiana Ayu Lestari, Tribun Padang)
Diolah dari artikel TribunSolo.com (1), TribunSolo.com (2), dan Tribun Padang
Sumber: Tribun Solo
Drama Rp10 Miliar! Sopir Bank Jateng Ditangkap saat Tidur, Uang Curian Dipakai Beli Rumah dan Mobil |
![]() |
---|
Bikin Melongo, Begini Wujud Rp10 Miliar dalam 3 Karung yang Dibawa Kabur Anggun Sopir Bank Jateng |
![]() |
---|
Bupati Klaten Hamenang Dorong Event Olahraga hingga Musik bagi Pelajar |
![]() |
---|
Absensi Online Jadi Cara Pemkab Klaten Awasi Anak Muda di Malam Hari |
![]() |
---|
Jejak Pelarian Anggun Sopir Bank Jateng: Tinggalkan Avanza, Ganti Sigra, Sembunyi di Gunungkidul |
![]() |
---|