Palestina vs Israel
NASIB Istri Netanyahu Kena Semprot Keluarga Sandera Israel, Dibentak dan Diteriaki Gara-gara Kritik
Istri Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dibentak dan diteriaki keluarga sandera Israel yang ditangkap di Gaza. Kenapa?
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - NASIB istri Benjamin Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel saat sedang bertemu keluarga sandera Israel tengah dibicarakan publik.
Pasalanya, Sarah Netanyahu dibentak dan diteriaki keluarga sandera Israel yang ditangkap Hamas.
Apa yang terjadi hingga Sarah Netanyahu sampai dibentak dan diteriaki?
Saluran televisi Israel, Channel 12 pada Jumat (5/1/2024), melaporkan kalau Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel,mendapat bentakan dan teriakan dari keluarga sandera Israel yang ditangkap oleh Hamas di Gaza.
Insiden itu terjadi setelah Sarah melontarkan kritik keluarga sandera Israel dalam sebuah pertemuan.
Menurut laporan tersebut, Sarah Netanyahu mengatakan kepada keluarga tersebut kalau pernyataan media mereka menunjukkan dukungan terhadap pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Baca juga: Gangguan Mental Jadi Momok Tentara Israel, 1.600 Orang Stres, Para Psikiater Kewalahan Pilih Kabur
"Hal ini memicu reaksi kemarahan dari keluarga, termasuk beberapa yang meneriaki istri Perdana Menteri," tulis laporan media Israel tersebut dikutip Al-Ghad.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencoba menengahi atas nama istrinya dan mengatakan kepada keluarga kalau Israel “sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan deportasi Sinwar dari Gaza.”
Hal ini mengacu pada laporan yang beredar kalau Israel mungkin mengizinkan para pemimpin Hamas untuk bebas meninggalkan Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen dan pembebasan semua sandera yang tersisa.
Baca juga: YA TUHAN, Kuburan di Gaza Digali dengan Buldozer Israel, Ribuan Jasad Berserakan, 150 Jenazah Dicuri

Demo Besar-besaran
Sebenarnya, sasaran terbesar kemarahan penduduk Israel mengarah terhadap Netanyahu.
Hal itu tampak dari aksi ribuan warga Israel yang menggelar aksi protes besar-besaran di kantor pemerintahan Israel dan Habima Square di kawasan Tel Aviv.
Aksi demo ini sengaja digelar warga Israel untuk menuntut pencopotan Benjamin Netanyahu dari jabatan Perdana Menteri (PM).
Selain menuntut pelengseran Netanyahu, para demonstran yang tumpah ruah di jalanan Tel Aviv juga turut mendesak pemerintah untuk menyerukan pembebasan tawanan Israel yang ditahan Hamas serta diakhirinya perang di Gaza.
Sambil membawa berbagai macam poster protes, ribuan massa juga turut meneriakan kalimat hujatan, seperti 'Netanyahu adalah bencana terbesar bagi Israel'.
Ada pula yang menyerukan kalimat “Bushah bushah, bushah”, yang berarti “malu, malu, malu” mengacu pada pemerintahan Netanyahu yang dianggap gagal atas serangan 7 Oktober lalu.
Demo serupa juga digelar di sekeliling kediaman Netanyahu yang ada di Kaisarea.
Sementara di Yerusalem, orang-orang berkumpul di depan rumah Presiden Israel Isaac Herzog untuk berdemonstrasi menuntut pengembalian lebih dari 100 tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Baca juga: KECEWA CEO McDonalds Ketar-ketir Rugi Bandar Imbas Perang Israel-Hamas: Mempekerjakan Ribuan Warga

Tak diketahui secara pasti berapa jumlah warga Israel yang ikut turun ke jalanan kali ini.
Namun melansir dari The Time Of Israel, jumlah orang yang hadir di alun-alun tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa minggu terakhir saat hanya puluhan hingga ratusan orang berkumpul.
Hingga jadi yang terbesar yang pernah tercatat dalam Sejarah Israel selama perang dengan Hamas di Gaza Meletus.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya karena, sepanjang awal perang ini, semua orang telah sepakat, termasuk para pengunjuk rasa anti-pemerintah, bahwa mereka perlu bersatu pada saat terjadi perang, pada saat para tawanan masih ditahan di Gaza, kata Sara Khairat dari Al Jazeera, melaporkan dari Tel Aviv.
"Ini memberi Anda gambaran betapa marahnya beberapa orang ini,” imbuhnya.
Netanyahu Disebut Gagal Pimpin Israel
Sebagai informasi, demo seperti ini hampir digelar warga Israel di setiap akhir pekan sebelum perang tanggal 7 Oktober.
Warga Israel melakukan aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Netanyahu yang diduga melakukan berbagai pelanggaran hukum.
Para demonstran juga menilai Netanyahu adalah gambaran tokoh pemimpin yang gagal menyelamatkan lebih dari 200 tawanan Hamas.

Imbas masalah ini popularitas Netanyahu di Israel perlahan mulai memudar.
Dalam jajak pendapat di surat kabar Maariv pada 18-19 Oktober lalu bahkan nama Benjamin Netanyahu kalah saing dengan mantan menteri pertahanan Benny Gantz.
“Netanyahu akan mundur. Sama seperti pejabat tinggi militer, intelijen, dan GSS (badan intelijen). Karena mereka gagal,” tulis surat kabar harian Israel Hayom.
Lebih lanjut Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan Gaza, 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu.
Sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan.*)
'MEMALUKAN' Menteri Israel & Petinggi IDF Cekcok saat Rapat, Teriakan Terdengar Sampai Luar Ruangan
"Sungguh memalukan dan tercela," ujar menteri kabinet perang Israel menceritakan apa yang terjadi di ruangan rapat dengan IDF.
Pasalnya rapat berlangsung alot dan diwarnai cekcok.
Bahkan suara teriakan sampai terdengar sampai luar ruangan.
Rapat kabinet keamanan tingkat tinggi Israel berujung cekcok antara menteri dan pejabat Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Kamis (4/1/2024).
Adapun rapat kabinet itu membahas soal pasca agresi Israel ke Jaluar Gaza dan dipimpin langsung oleh Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Dikutip dari The Jerusalem Post, tensi rapat mulai memanas ketika muncul usulan dari IDF untuk melibatkan eks Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Shaul Mofaz dalam menyelidiki soal dugaan adanya kelalaian sehingga mengakibatkan Hamas bisa dengan mulus meluncurkan roket ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca juga: KECEWA CEO McDonalds Ketar-ketir Rugi Bandar Imbas Perang Israel-Hamas: Mempekerjakan Ribuan Warga
Usulan ini pun memicu amarah beberapa menteri, yaitu Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich; Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, Menteri Kerja Sama Regional, David Asmalem; dan Menteri Transportasi, Miri Rigev.
Pemerintah ultra kanan yang berkuasa saat ini pun menentang usulan untuk melibatkan Mofaz.
Hal tersebut lantaran Mofaz merupakan sosok yang membuat Israel harus menarik diri dari Gaza pada 2005 lalu.
Cekcok dan adu mulut pun tak terhindarkan antara menteri dan IDF.
Namun, Menteri Kabinet Perang, Benny Gantz membela kepala staf IDF, Herzi Halevi yang menjadi sasaran amarah menteri lain.
Benny mengatakan Halevi saat ini tengah berusaha untuk melakukan penyelidikan yang sesuai dengan standar profesional.
"Ini adalah penyelidikan profesional, apa hubungannya dengan itu? Kepala staf tengah melakukan penyelidikan terkait yang terjadi sekarang untuk mencapai tujuan perang dan kemampuan kita untuk mempersiapkan konflik di utara. Ini bukan penyelidikan nasional," ujarnya dengan nada tinggi sembari mengumpat ke para menteri.
Berdasarkan laporan media Israel, KAN News, seorang menteri mengatakan saling teriak antara menteri dan IDF itu bahkan terdengar sampai luar.
Baca juga: SOSOK Lital Shemesh, Presenter Israel Selipkan Senjata di Pinggang saat Siaran di Studio, Untuk Apa?

Dia pun mengatakan rapat kabinet itu berjalan memalukan lantaran para menteri justru menyerang pribadi Halevi.
"Sungguh memalukan dan tercela apa yang terjadi di dalam (ruang rapat) sana. Anda bisa mengkritik tentara tetapi mereka menyerang kepala staf secara pribadi dan tanpa henti," katanya.
Menteri tersebut pun tidak habis pikir ketika para tentara Israel yang berperang di Gaza mendengar cekcok para menteri tersebut dan pribadi komandannya yaitu Halevi diserang habis-habisan oleh para menteri.
"Anda harus memikirkan apakah forum ini layak untuk dipakai untuk mengambil keputusan di tingkat kebijakan tinggi keamanan kita."
"Saya tidak mau berpikir apa jadinya kalau tentara kita di medan perang mendengar apa yang terjadi di sana dan bagaimana mereka (menteri-menteri) menyerang komandannya," tegas menteri tersebut.
Baca juga: Peringatan Keras Buat Israel, Amerika Akhirnya Beberkan Penyebab Betapa Sulit Taklukkan Hamas

Rapat tersebut pun berujung tanpa keputusan apapun dengan Netanyahu membubarkan pertemuan tersebut.
Namun, sebelum rapat resmi ditutup, bukannya menjadi penengah, Netanyahu justru membela para menterinya yang menyerang Halevi.
"Terkadang Anda (Halevi) perlu mendengarkan para menteri," kata Netanyahu.
Pemerintah Netanyahu kini tengah digoyang dan diambang bubar ketika banyak oposisi dan warga Israel mengkritik tidak cakapnya militer Israel dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kecaman juga datang dari sejumlah pejabat Israel dan PM Israel sebelum Netanyahu.
Bahkan, mereka juga mendesak Netanyahu mundur sebagai perdana menteri usai dinilai gagal mencegah serangan Hamas dan perang di Gaza.
(Tribunnews.com/ Hasiolan Eko P Gultom, Yohanes Liestyo Poerwoto)
Diolah dari artikel Tribunnews.com (1) dan Tribunnews.com (2)
Sumber: Tribunnews.com
Detik-detik Marwan Al-Sultan Dibom Israel, Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas Bersama Anak & Istri |
![]() |
---|
Sosok Marwan Al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas Dibom Israel, Ribuan Pasien Terancam! |
![]() |
---|
Dukung Prabowo yang Siap Akui Israel, MUI Ingatkan Kejahatan Netanyahu ke Palestina: Harus Dihukum! |
![]() |
---|
Prabowo Siap Akui Israel Jika Palestina Merdeka, MUI Mendukung: Sesuai Hasil Ijtimak Ulama Fatwa |
![]() |
---|
Serangan Balik Iran ke Israel, Netanyahu Ngumpet, 500 Rudal Hujam Tel Aviv: Balas Kematian Nasrallah |
![]() |
---|