Breaking News:

Palestina vs Israel

Ada Putri Salma di Misi Udara Bantuan ke Gaza, Anak Raja Yordania Terjun Langsung Kirim Alat Medis

Putri Salma anak Raja Yordania terjun langsung kirim bantuan ke Gaza dalam misi udara. Wanita berpangkat letnan satu ini dampingi awak kapal.

Editor: Suli Hanna
Anadolu Ajansi
Putri Salma dari Yordania ikut ambil bagian kirim bantuan ke Gaza 

TRIBUNTRENDS.COM - Putri Salma bak turun gunung, kirim langsung bantuan ke Gaza.

Anak Raja Yordania yang kini berpangkat letnan satu ikut dalam misi udara.

Bagaimana kabar lengkapnya?

Diketahui, kerajaan Yordania kembali mengirimkan bantuan dari udara ke Gaza utara.

Yang menarik dari misi Kerajaan Yordania mengirim bantuan ini adalah ikut berpartisipasinya Putri Salma, putri dari Raja Yordania, Abdullah II.

Pada Kamis malam, personel Angkatan Udara Kerajaan Yordania melakukan penerjunan kelima bantuan.

Bantuan yang dikirim berupa bahan-bahan dan pasokan medis mendesak menggunakan parasut ke Rumah Sakit Lapangan Yordania/Gaza 76.

Situs berita lokal Al-Mamlaka menyebutkan, awak pesawat Royal Air Force berhasil membongkar kotak-kotak berisi perbekalan medis dan terapeutik demi kelangsungan dan kelangsungan pekerjaan rumah sakit.

Kerajaan Yordania kembali mengirimkan bantuan dari udara ke Gaza utara. Yang menarik dari misi Kerajaan Yordania mengirim bantuan ini adalah ikut berpartisipasinya Putri Salma, putri dari Raja Yordania, Abdullah II.
Kerajaan Yordania kembali mengirimkan bantuan dari udara ke Gaza utara. Yang menarik dari misi Kerajaan Yordania mengirim bantuan ini adalah ikut berpartisipasinya Putri Salma, putri dari Raja Yordania, Abdullah II. (tangkapan layar Twitter/@Timesofgaza)

Ia menambahkan, Putri Salma yang berpangkat letnan satu/pilot di Royal Air Force/ turut mendampingi para awak kapal.

Angkatan Bersenjata Yordania menegaskan terus memberikan berbagai bentuk dukungan dan bantuan kepada masyarakat di Jalur Gaza.

Tujuannya adalah untuk meringankan penderitaan mereka akibat kondisi sulit yang mereka hadapi, akibat berlanjutnya amukan. Perang Israel di Jalur Gaza.

Langkah ini juga merupakan implementasi dari arahan kerajaan untuk meningkatkan kapasitas personel medis dan untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan rumah sakit dalam menyediakan layanan medis dan terapi akibat perang di Jalur Gaza.*)

Kondisi Miris Puluhan Ribu Pengungsi di Gaza Selatan, Kini Terlantar: Tidak Aman dan Tidak Manusiawi

 Perang Israel-Palestina berkecamuk, puluhan ribu warga Palestina dikabarkan mengungsi ke Gaza Selatan.

Namun sayang, kondisinya kian miris dari hari ke hari karena mereka terlantar.

Bagaimana kondisi puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi di Gaza selatan?

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, warga yang berbondong-bondong ke Rafah menghadapi kepadatan yang berlebihan, dan membutuhkan tempat berlindung, Sabtu (9/12/2023).

Al-Mawasi, sebidang tanah sempit di sebelah Mediterania, telah ditetapkan sebagai zona kemanusiaan oleh Israel.

Namun, rumah bagi puluhan ribu pengungsi Palestina, yang tinggal di tenda-tenda di daerah yang lebarnya hanya sekitar 1 km dan panjang 14 km, tidak aman dan tidak manusiawi.

Seorang pengungsi Palestina di Al-Mawasi, Yaser Abu Asi, menyebut tidak ada makanan dan obat-obatan.

“Kami membutuhkan solusi. Jika Anda menunggu kami mati, pastinya dalam waktu tiga minggu orang-orang akan mati karena tidak ada makanan, tidak ada obat, tidak ada pengobatan, tidak ada apa-apa,” ungkapnya, Minggu (10/12/2023), dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Ingat Tentara Israel yang Ledakkan Rumah Buat Kado Anak? Kini Kabarnya Tewas di Tangan Pejuang Hamas

Ilustrasi - Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Khan Yunis mendirikan kamp di Rafah lebih jauh ke selatan dekat perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, pada 6 Desember 2023. Pengungsi di Gaza menghadapi kepadatan yang berlebihan dan membutuhkan tempat berlindung.
Ilustrasi - Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Khan Yunis mendirikan kamp di Rafah lebih jauh ke selatan dekat perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, pada 6 Desember 2023. Pengungsi di Gaza menghadapi kepadatan yang berlebihan dan membutuhkan tempat berlindung. (MAHMUD HAMS / AFP)

Puluhan Ribu Pengungsi Tiba di Gaza Selatan

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, sejak 3 Desember 2023, puluhan ribu pengungsi internal telah tiba di Rafah, ujung selatan Jalur Gaza.

Kebanyakan dari mereka berasal dari kota tetangga Khan Younis, menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pasukan Israel dan pemboman, serta pertempuran yang terus berlanjut.

Para pengungsi baru ini menghadapi kepadatan yang sangat parah di Rafah.

Sehingga, tidak ada ruang kosong untuk berlindung, bahkan di jalan-jalan atau tempat terbuka lainnya.

“Ribuan pengungsi mendirikan bangunan sementara dan tenda di rumah sakit Lapangan Qatar yang sedang dibangun dan kampus Universitas Terbuka Al-Quds di Rafah,” kata badan tersebut, Sabtu, dikutip dari Xinhua.

Bagi warga Palestina, ini adalah pengungsian kedua atau ketiga yang mereka alami sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Menurut PBB, diperkirakan sekitar 1,9 juta orang di Gaza atau sekitar 85 persen populasi, menjadi pengungsi internal.

Hampir 1,2 juta dari pengungsi ini telah terdaftar di 151 fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di seluruh Jalur Gaza.

Baca juga: Tentara Israel di Jalur Gaza Keracunan Massal, Banyak yang Kena Diare, Karena Makanan Sumbangan?

Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada 1 Desember 2023, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional.
Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada 1 Desember 2023, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (MAHMUD HAMS / AFP)

Diberitakan Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi di Jalur Gaza, ketika serangan Israel menewaskan 10 orang di Khan Younis.

Lebih banyak kerusakan terjadi di Tepi Barat yang diduduki seiring dengan berlanjutnya serangan Israel di seluruh wilayah pendudukan.

Sementara, Program Pangan Dunia mengatakan, 36 persen rumah tangga di Gaza kini mengalami kelaparan parah.

Lalu, kelompok Houthi di Yaman memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan semua kapal yang menuju Israel.

Setidaknya 17.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Di Israel, angka kematian resmi yang direvisi mencapai sekitar 1.147 orang.*)

(Sumber: Middle East Monitor)

Diolah dari artikel Tribunnews.com (1) dan Tribunnews.com (2)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Putri SalmaYordaniaGazaPalestinaIsrael
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved