Breaking News:

Berita Viral

KISAH Samsudin, Pekerja Serabutan Daftar Jadi Relawan Gaza, Tinggalkan Anak Istri: Jangan Khawatir

Samsudin, pria asal Bandung daftar menjadi relawan di Gaza, Palestina. Bersyukur dapat izin dari anak istri, percayakan semuanya pada Allah.

Editor: jonisetiawan
Kolase Tribun Trends/Ist
Samsudin, pria asal Bandung daftar menjadi relawan di Gaza, Palestina. Bersyukur dapat izin dari anak istri. 

TRIBUNTRENDS.COM - Beginilah kisah Samsudin, pria asal Bandung, Jawa Barat yang mendaftarkan diri jadi relawan di Gaza, Palestina.

Beberapa hari terakhir, Masjid Al Muqarrabien membuka pendaftaran bagi masyarakat Indonesia yang ingin menjadi relawan ke Palestina.

Pendaftaran dibuka secara daring dan spot registrasi disediakan di pelataran masjid.

Hingga kini sudah ada hampir 200 orang yang mendaftar.

Pihak masjid juga telah menerima sebanyak 162 pendaftar ulang.

Pendaftar pun berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan.

Baca juga: TRAGIS! Mayat-mayat Hangus Menumpuk & Membusuk di RS Indonesia di Gaza, Israel Tak Izinkan Pemakaman

Petugas medis menangani seorang anak yang terluka di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza setelah Israel menembaki fasilitas medis tersebut pada Senin (20/11/2023).
Petugas medis menangani seorang anak yang terluka di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza setelah Israel menembaki fasilitas medis tersebut pada Senin (20/11/2023). (Instagram/Photo by Muhammad Al-Haddad)

Koordinator Posko Relawan Palestina Masjid Al Muqarrabien, Mochammad Tawakal mengatakan, pendaftaran relawan ini dibuka dengan maksud membantu masyarakat Palestina yang kesulitan di tengah perang Hamas-Israel.

"Ini untuk membantu umat manusia lainnya, terutama rakyat Palestina yang ada di Gaza, mereka itu butuh support, butuh dukungan, mereka juga saat ini butuh relawan-relawan karena kita tahu sendiri di sana itu banyak relawan yang berguguran," kata Tawakal.

Tawakala mengaku sengaja membuka pendaftaran keberangkatan ke Palestina karena hatinya terketuk melihat banyaknya relawan di sana berguguran.

Menurutnya, sudah lebih dari 1.000 formulir yang tersebar baik secara luring maupun daring dan antusias masyarakat Indonesia pun cukup besar untuk menjadi relawan.

"Baru beberapa hari ini sudah hampir 200 yang sudah registrasi ulang, formulir yang sudah keluar hampir 1.000 orang," jelasnya.

Lebih lanjut Tawakal menambahkan, relawan yang sudah mendaftar secara berkala akan diberangkatkan pada bulan Februari dan Maret 2024.

Nantinya para relawan akan berada di Gaza selama enam bulan untuk membantu dalam penanganan medis korban-korban perang di sana.

Sebagai informasi, Masjid Al Muqarrabien bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia untuk memfasilitasi keberangkatan para relawan baik melalui jalur laut maupun udara.

"Kita semua akan persiapkan, mungkin (teknis keberangkatan) itu tidak kita open secara publik, karena kita takutnya ada image yang berbeda dari pihak Israel yang menyebabkan kita itu akan dijegal saat membantu Palestina," ucapnya.

Samsudin, pria asal Bandung nekat daftar menjadi relawan Gaza
Samsudin, pria asal Bandung nekat daftar menjadi relawan kemanusiaan yang akan diberangkatkan ke Gaza, Palestina.

Dari ratusan warga itu ada seorang pria asli Bandung, Jawa Barat mendaftarkan diri bernama Samsudin.

Sehari-hari, Samsudin bekerja serabutan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Pria 49 tahun yang sedang menjalankan pekerjaan bongkar muat itu meluangkan waktunya untuk datang ke Masjid Al Muqrrabien.

Samsudin langsung mengisi formulir yang telah disediakan oleh panitia.

Ia mengaku sudah lelah menjadi pekerja serabutan di Tanjung Priok.

Saat mengetahui ada pendaftaran relawan kemanusiaan ke Palestina, hatinya pun terketuk untuk mendaftar.

"Kita ke sini memang setiap hari ada di Tanjung Priok buat kerja serabutan, mendengar ada spanduk untuk siap relawan ke Palestina, nah saya terketuk hati lah," katanya di lokasi, Rabu (29/11/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.

Baca juga: KARMA Tentara Israel Serang Gaza, Ribuan Pasukan Jadi Cacat Fisik hingga Gangguan Jiwa

Samsudin pun menyebut alasannya ingin menjadi relwan karena soal kemanusiaan.

"Ini sebagai kemanusiaan, makanya saya siap untuk membantu korban-korban daripada yang terjadi di Palestina," sambung dia.

Sebelum memutuskan untuk mendaftar menjadi relawan ke Palestina, Samsudin sudah meminta izin kepada anak dan istrinya.

Ia menyebut istrinya memberikan izin berangkat ke jalur Gaza.

"Kemarin saya telepon sama istri saya dan anak saya, ya kalau itu terserah, kalau memang penginnya seperti itu ya silakan," ucap Samsudin.

"Kalo memang namanya rezeki saya percaya Allah lebih mengetahui, kita jangan khawatir bahwa anak kita akan terlantar, itu semua sudah ada izin Allah," tandasnya.

Kisah Gadis Palestina Dibebaskan Israel

Dengan air mata kegembiraan mengalir di pipinya, Sawsan Bakeer berlari menuruni tangga untuk menyambut kepulangan putrinya yang berusia 24 tahun, Marah Bakeer.

Marah Bakeer baru saja dibebaskan setelah delapan tahun di penjara oleh Israel.

Dia merupakan salah satu dari 39 wanita dan anak-anak Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel pada hari Jumat buntut kesepakatan gencatan senjata empat hari di Gaza.

Sebelum dipenjara, Bakeer adalah seorang siswa sekolah menengah berusia 16 tahun di Sekolah al-Maimouna.

Baca juga: NASIB Nufuth Hammad, Remaja Palestina yang Batal Dibebaskan Israel, Dipukuli dan Dipenjara Lagi

Marah Bakeer, tahanan asal Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel
Marah Bakeer, tahanan asal Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel.

Dilansir TribunTrends.com dari Aljazeera, setiap hari, Bakeer berjalan dari rumah keluarganya di Beit Hanina ke sekolah, dia melintasi jalan tol yang membentang antara Yerusalem Timur dan Barat.

Namun nahas, saat perjalanan pulang pada tanggal 12 Oktober 2015, dia tangkap oleh pasukan Israel.

Pasukan Israel menembak dan menangkap Bakeer karena diduga mencoba menikam seorang petugas Israel.

Saat ditangkap, Bakeer tergeletak di trotoar dengan 12 luka tembak di lengan dan tangannya yang menyebabkan kerusakan permanen. 

Dia dijatuhi hukuman delapan tahun enam bulan penjara.

Meski begitu, Bakeer dan keluarganya sempat membantah tuduhan jika Bakeer mencoba menikam seorang petugas Israel.

Ilustrasi penjara
Ilustrasi penjara. (Kompas)

Hari-hari di penjara, Bakeer dijadwalkan menyelesaikan hukumannya dan kembali ke rumah dalam waktu empat bulan.

Bakeer mengatakan masa-masa di penjaranya sangat berat, namun dia menanggungnya dengan keyakinannya kepada Tuhan dan dukungan dari keluarganya serta sesama tahanan Palestina.

"Ada banyak masa-masa sulit di penjara, tapi sama seperti orang lain yang menjalani hidup, masa-masa itu berlalu.

Penjara sangat sulit karena saya masih muda dan saya membutuhkan kasih sayang ibu dan dukungan keluarga saya.

Meski banyak teman-teman narapidana yang merawat dan membantu saya, tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu,” ujarnya dikutip TribunTrends.com, Selasa, (28/11/2023).

Setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, Israel memindahkan Bakeer, bersama dengan pemimpin penjara lainnya, ke penjara lain, di Jalame, dan menempatkannya di sel isolasi.

Selama lebih dari enam minggu, dia tidak diizinkan berkomunikasi dengan sesama narapidana atau menerima informasi apa pun dari dunia luar.

Bakeer dikeluarkan dari selnya pada hari Rabu tetapi mengatakan dia tidak diberitahu apa yang terjadi.

Dia baru diberitahu pada Jumat pagi bahwa dia akan meninggalkan penjara.

Menjelang pembebasan Bakeer, keluarganya mengatakan mereka tidak memiliki informasi kapan dia akan pulang sampai pasukan Israel menyerbu rumah mereka dan meminta semua kerabat dan tamu untuk pergi.

Pasukan Israel memperingatkan agar tidak menunjukkan kegembiraan atau perayaan apa pun atas kedatangan Bakeer.

Baca juga: KARMA Tentara Israel Serang Gaza, Ribuan Pasukan Jadi Cacat Fisik hingga Gangguan Jiwa

Meski pulang dalam keadaan selamat, namun Bakeer mengatakan bahwa selama ditahan pemerintah Israel banyak tahanan yang mengalami siksaan dan tak pernah mendapatkan perawatan medis selama bertahun-tahun.

“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi saat ditahan,” katanya. Bakeer sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

“Tahun-tahun yang dihabiskan di penjara sangatlah berat. 

Tetapi saya memiliki kepribadian yang kuat dan iman kepada Tuhan. 

Dukungan berkelanjutan dari keluarganya membantunya mengatasi masa-masa sulit, selama dalam tahanan," tandas Bakeer.

***

Sebagian artikel ini diolah dari TribunJabar.id 

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
relawanGazaSamsudin
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved