Pengungsi Pilu, Hujan di Gaza bak Tambah Derita, Tenda Roboh, Anak-anak Terancam Mati Kedinginan
Hujan di Gaza bak menambah penderitaan. Para pengungsi pilu tenda mereka roboh, anak-anak terancam mati kedinginan.
Editor: Monalisa
Seorang pengungsi bernama Hassan Abu Rashed, membeberkan bagaimana kondisi yang dihadapi para pengungsi di tempat penampungan itu.
Tak hanya kelaparan, mereka juga diintai risiko kesehatan karena sistem pembuangan limbah rusak.
"Jika Anda ingin bicara soal ruangan (tempat mengungsi), kami tidur miring karena tidak ada cukup ruang untuk berbaring telentang," kata Rashed, dikutip dari ABC News.
"Jika bicara soal pangan, kami berharap bisa mendapat beberapa potong roti per hari untuk dimakan."
"Jika bicara soal kesehatan, sistem pembuangan limbah di sekilah rusak.
Jika ingin bicara soal penyakit, di sini ada cacar air, kudis, dan kutu. Kami putus asa," beber dia.
Di salah satu sekolah di Deir al-Balah, Khaled Filfel, seorang ayah berusia 42 tahun, sendirian dan stres karena kebutuhan yang sangat spesifik.
Anaknya yang disabilitas membutuhkan popok, namun sejak eskalasi militer meningkat, Filfel tak lagi bisa mendapatkan popok.

“Putri saya yang berusia 21 tahun adalah penyandang disabilitas dan saya tidak bisa membelikan popok untuknya,” ucapnya
Badan pengungsi PBB, UNWRA, sebelumnya mempunyai rencana darurat untuk menampung 1.500 pengungsi di setiap sekolah, kata direktur badan tersebut di Gaza, Thomas White, kepada BBC.
Rata-rata sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan sekarang menampung 6.000 orang – total 670.000 orang di 94 tempat penampungan di wilayah selatan.
“Kami kewalahan dengan jumlah tersebut,” kata White.
"Ada banyak orang di mana-mana. Sanitasi sangat buruk, rata-rata ada sekitar 125 orang per toilet, sekitar 700 orang per unit kamar mandi."
"Anda bisa merasakan kelembapan dari begitu banyak orang yang berdesakan di sekolah-sekolah ini, Anda bisa mencium bau kemanusiaan yang sangat banyak," urainya.
Untuk menghindari ruang kelas dan halaman sekolah yang padat di Deir al-Balah, beberapa pengungsi berjalan kaki singkat ke pantai dan menghabiskan siang hari di sana.
Sumber: Tribunnews.com
Siapa Timotius Alberto Januar, Binaragawan yang Baru Saja Meninggal Dunia, Ini Profil dan Biodatanya |
![]() |
---|
Viral Wanita Hong Kong Melahirkan dengan Selamat di Usia 58 Tahun, Kisahnya Bak Keajaiban |
![]() |
---|
Nasib Nahas Suweni, Tewas Terseret Banjir Bali saat Mau Jualan di Pasar, Ditemukan di Pinggir Sungai |
![]() |
---|
Banjir Bandang di Bali, Puluhan Orang Mengungsi di Banjar Dakdakan, Bantuan Disebut Sudah Mencukupi |
![]() |
---|
Pasrah Saat Terseret Air, Ini Kisah Ketut Anik Korban Selamat Banjir Bandang di Bali, "Saya Hanyut" |
![]() |
---|