'Apa Salah Anak-anak Ini' Tangis Tukang Gali Kubur di Gaza, Pilu Makamkan 600 Jenazah: Ini Kejam!
Tukang gali kubur di Gaza menangis harus makamkan ratusan jasad anak-anak dan perempuan secara massal. Sehari bisa makamkan 600 jenazah
Editor: Monalisa
TRIBUNTRENDS.COM - Seorang tukang gali kubur di Gaza menangis lantaran terus menerus menguburkan jasad anak-anak yang tak berdosa.
Saadi Baraka, seorang tukang gali kubur senior di Gaza mengaku hatinya hancur melihat kekejaman Israel pada Palestina.
Bahkan diakui Saadi Baraka, ia sampai tak bisa tidur dan nafsu makan.
Baca juga: KISAH Yusuf, Anak Dokter Palestina Ditemukan Tewas, Ayahnya Pilu Tak Bisa Selamatkan Anak Sendiri

Bagaimana tidak, akibat serangan brutal Israel, setiap hari Saadi Baraka harus menguburkan ratusan jenazah anak-anak dan perempuan.
Pria 63 tahun ini akhirnya terpaksa memakamkan korban pembunuhan Israel secara massal.
"Kami terpaksa melakukan ini (pemakaman massal).
Tidak ada tempat untuk menampung jumlah jenazah setiap hari, dan tidak ada blok (plat semen yang ditempatkan di atas mayat di makam).
Semuanya sudah habis di Gaza,” kata Baraka.
Baca juga: Tak Ada Tempat Aman Pilu Ketua WHO, 1 Anak di Gaza Tewas per 10 Menit, Dubes Tiongkok: Cukup Sudah
"Saya belum pernah melihat, sampai sekarang pun, kejahatan seperti ini terhadap anak-anak, perempuan dan lansia, bahkan dalam rezim Nazi yang mereka bicarakan,” katanya.
"Kemarin, saya mengubur hampir 600 korban tewas, lebih banyak daripada yang saya kubur dalam lima tahun terakhir.
Saya belum pernah melihat kekejaman seperti ini.
Mayoritas dari yang saya kubur adalah perempuan dan anak-anak,'' katanya.
Menurut Baraka, setiap kuburan massal berukuran sekitar 6 meter, dan sekitar 45 orang dikubur di dalamnya. Kuburan massal terbesar menampung 137 orang.
Tentang kebutuhan menggali kuburan massal, ia mengatakan,

"Tidak ada bahan yang tersisa; tidak ada yang tersisa di Gaza. Bahkan air tidak lagi tersedia."
Tentang mayat yang tidak dikenal, ia mencatat mereka dikubur seperti yang lain, dan ia menolak kemungkinan menggali kuburan setelah perang untuk mengidentifikasi mayat.
Baraka menceritakan kesedihannya selama hari-hari kerjanya yang panjang.
"Saya tidak bisa tidur melihat begitu banyak mayat anak yang sudah saya lihat.
Apa salah anak-anak ini?" ujarnya lirih.
Baca juga: Miris! Israel Tembaki Rumah Sakit Al Quds di Gaza, Korban Kebanyakan Masih Anak-anak
"Kami tidak mencari bantuan dan makanan; kami berusaha untuk perdamaian sejak zaman Abu Ammar (almarhum Presiden Palestina Yasser Arafat). Sementara itu, Netanyahu hanya mengejar pertumpah
an darah,'' katanya.
"Kami berupaya untuk hidup dengan martabat dan kemerdekaan, untuk punya negara, dan kedaulatan. Saya ingin menjadi warga seperti di negara lain di dunia.
Mereka yang mengirim bantuan seharusnya mempertimbangkan untuk membiarkan kami hidup sebagai warga negara di negara kami sendiri, seperti halnya di negara lain,” tambahnya.
Artikel ini diolah dari Kompas.tv
Sumber: Kompas TV
Sosok Giorgio Armani, Meninggal Dunia Usia 91, Tinggalkan Harta Rp198 Triliun, Tak Punya Anak Istri |
![]() |
---|
Hadapi Dinamika Sosial, Bupati Klaten Ingatkan Warga Jangan Terprovokasi |
![]() |
---|
Sosok Figha Lesmana, Selebgram yang Ikut Jadi Tersangka Penghasut Anarkis Demo, Apa Perannya? |
![]() |
---|
11 Bupati, Wakil Bupati hingga Wali Kota yang Ternyata Lulusan Dokter, Ada yang Bergelar Spesialis |
![]() |
---|
Fakta-fakta Pembunuhan Maria WNA Spanyol di Senggigi Lombok, 2 Pelaku Nekat, Incar Harta Buat Judol |
![]() |
---|