Breaking News:

Pilpres 2024

Sentilan Ganjar untuk 6 Program Presiden Jokowi, Dianggap Meleset: Infrastruktur, SDM, hingga BUMN

Ganjar Pranowo sentil 6 program Presiden Jokowi yang dianggap meleset, soal infrastruktur hingga SDM, janji perbaiki.

Editor: ninda iswara
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Ganjar Pranowo sentil 6 program Presiden Jokowi yang dianggap meleset, soal infrastruktur hingga SDM, janji perbaiki. 

TRIBUNTRENDS.COM - Enam program Presiden Jokowi selama masa kepemimpinannya ini dianggap meleset oleh Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo pun menyatakan akan memperbaiki kekeliruan yang dianggapnya selama kepemimpinan Presiden Jokowi.

Dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, capres pasangan Mahfud MD ini menyampaikan sederet langkah yang akan diambil.

Ia menegaskan kesiapannya untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai tidak tepat dalam program-program tersebut.

"Di Infrastruktur itu 10 tahun pak Jokowi sudah lakukan itu. Tapi ada protes,” tutur Ganjar.

Baca juga: Masa, Hakim MK Di-angket Ganjar Pranowo Heran Dengar Usulan Hak Angket Masinton

Berikut enam hal yang disebut Ganjar sebagai kekeliruan pemerintahan Jokowi.

1. Infrastruktur Dibangun Namun Sepi Pengguna

Sejumlah mega proyek infrastruktur telah dibangun oleh Jokowi dengan anggaran sekitar Rp 391,7 triliun, dari target Rp 177,9 triliun di tahun 2023. Salah satu proyek andalan Jokowi ialah pembangunan jalan tol hingga 35 bandara baru.

Ganjar tidak menyalahkan dengan adanya pembangunan yang dilakukan, karena telah memberikan akses baru. Namun kekeliuran Jokowi dipandang dari sektor ekosistem masyarakat di wilayah tersebut.

Tingkat ekonomi masyarakat antar daerah di kawasan pembangunan tersebut dinilai sangat timpang, dan pada akhirnya, infrastruktur yang telah dibangun tidak termanfaatkan dengan baik.

"Jadi nilai tambah infrastruktur yang ada dan kota tidak makin berat dengan migrasi, dan desanya bisa tumbuh, dan jangan dijadikan kota, biarkan kearifannya mucul. Istilahnya, negoro moro toto, Desa moro coro," ucap Ganjar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023, kemiskinan di perdesaan 12,22 persen, sementara di perkotaan 7,29 persen. Secara total, kemiskinan populasi Indonesia setara dengan 25,90 juta orang.

2. Pengembangan Sektor Krusial yang Tidak Optimal

Kemudian Ganjar juga menyoroti bagaimana upaya Jokowi dalam membangun industri seperti pertambangan dan perkebunan. Dua sektor penting ini dianggap hanya memberikan keuntungan pada pemilik modal, sementara masyarakat hanya sebagai penonton dan korban.

Ganjar menilai kalau baiknya pemerintah hadir sebagai jembatan antara pengusaha besar dan lokal, sehingga bisa melakukan pemberian tepat sasaran, yang kini belum terwujud. Menurut Ganjar, seharunya pemerintah pusat bisa menjembatani antara pengusaha besar dengan lokal, pemanfaatan riset dan pemberian yang kini belum tepat sasaran.

Lebih dari itu, Ganjar juga menyinggung perihal pembangunan sektor maritim yang selama sembilan tahun terakhir tidak memiliki perubahan signifikan. Misalnya pada kekuatan sumber daya kelautan dan perikanan, dimana Indonesia saat ini memiliki jumlah tangkapan ikan yang masih kalah dibanding negara tetangga.

“Pemerintah harus membantu sekalipun diperlukan perubahan regulasi. Kemudian terjun langsung ke lokasi untuk mengetahui kendala dunia usaha di bidang tersebut, termasuk pemberian subsidi solar untuk nelayan,” papar Ganjar.

Baca juga: Makan Siang Bareng, Susi Pudjiastuti Gabung TPN Ganjar-Mahfud? Andika Perkasa: Kita Lihat Nanti

Bakal calon presiden (bacapres) PDI-P, PPP, Perindo, Hanura, Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Bakal calon presiden (bacapres) PDI-P, PPP, Perindo, Hanura, Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023). (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

3. Transisi Energi dengan Biaya Tinggi

Rencana pemerintah dalam memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan generator pembaruan dengan potensi 3.700 GW yang terbangun secara bertahap. Namun disamping itu, ada biaya yang harus ditanggung demi menyelamatkan Indonesia dari malapetaka lingkungan.

Ganjar menyebut kalau EBT memang akan mampu mengurangi polisi di Indonesia, tapi kalau tidak diimbangi dengan investasi sebesar Rp 1.300 triliun, maka hal tersebut justru akan mendatangan bencana bagi negara.

"Di transisi hijau, kalau mau mengurangi kerusakan lingkungan angkanya Rp 1.300 triliun, padahal kalau ada polusi ini duitnya terserap segitu juga,” ungkap Ganjar.

Maka dari itu, Ganjar berencana untuk mengundang investor dunia untuk berinvestasi di Indonesia terkait EBT.

"Mau gak investasi ke EBT Indonesia, Anda butuh investasi ke sini. Tapi Anda butuh energi yang besar,” jelasnya.

4. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Ganjar akan memperbaiki sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan mengevaluasi sistem pendidikan, serta menekan angka stunting ke 12

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Ganjar PranowoJokowiBUMN
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved