Bom Israel di Gaza Tewaskan 60 Tahanan Hamas, Korban Tertimpa Reruntuhan Gedung
Serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh sebanyak 60 sandera yang ditahan Hamas tewas tertima reruntuhan bangunan.
Editor: Galuh Palupi
TRIBUNTRENDS.COM - Serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh rakyatnya sendiri, sebanyak 60 sandera yang ditahan Hamas tewas tertima reruntuhan bangunan.
Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas mengatakan 60 sandera tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
"Masih ada 23 jenazah (sandera) yang hilang di bawah reruntuhan,” kata Abu Obeida seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Menurut dia, sulit menjangkau 23 jenazah tersebut karena Israel tak berhenti membombardir Gaza.
“Sulit menjangkau jenazah mereka karena agresi brutal Gaza sedang berlangsung,” sambungnya.

Brigade Al-Qassam mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa mereka menyandera 200-250 orang, termasuk tentara dan warga sipil.
Baca juga: CARA Warga Palestina di Gaza Bertahan Hidup Memilukan, Makan Cuma 2 Potong Roti, Minum Air Asin
Tentara Israel mengatakan ada 242 warga Israel yang ditahan di Gaza oleh kelompok perlawanan Palestina.
Israel tak akan menghentikan serangan hingga Hamas dihancurkan hingga ke akar.
Dikutip Aljazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tegas menolak seruan gencatan senjata dengan Hamas.
Ia menegaskan bahwa gencatan senjata itu adalah bagian dari “poros kejahatan” dengan Iran.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani memperingatkan pada hari Sabtu bahwa serangan udara Israel di Gaza mempersulit kemungkinan pembebasan tahanan.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya ke Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.
Warga Palestina di Kota Gaza diminta tentara Israel untuk mengungsi karena pemboman terus berlanjut dan tidak ada jalan keluar yang aman.
Hingga saat ini, 9500 orang tewas di Gaza akibat serangan Israel sejak 7 Oktober. Di antaranya 3.900 anak-anak dan 2.509 perempuan.
Sementara lebih dari 1.400 orang tewas di Israel.
Erdogan Marah Tapi Tetap Berhubungan dengan Israel
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Ikut Aksi Bela Palestina di Monas, Baca Puisi Palestina Saudaraku, Menyentuh
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kalau dia memutuskan kontak dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tindakan militer Israel di Gaza.
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” media Turki mengutip pernyataan Erdogan, Sabtu (4/11/2023).

Pernyataan Erdogan muncul seminggu setelah Israel mengatakan pihaknya “mengevaluasi kembali” hubungannya dengan Ankara karena retorika Turki yang semakin memanas mengenai perang Israel-Hamas.
Israel sebelumnya telah menarik semua diplomat dari Turki dan negara-negara regional lainnya sebagai tindakan pencegahan keamanan.
Pasukan Israel telah mengepung kota terbesar di Gaza, mencoba untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober ke Israel.
Serangan Hamas tersebut, menurut para pejabat Israel, menewaskan sekitar 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, mengatakan lebih dari 9.400 warga Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel dan serangan darat yang semakin intensif.
Meski sudah memutus kontak dengan Netanyahu, Erdogan mengatakan Turki tidak memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
“Memutus hubungan sama sekali tidak mungkin dilakukan, terutama dalam diplomasi internasional,” kata Erdogan.
Dia mengatakan, kepala badan intelijen Turki, MIT, Ibrahim Kalin sudah bergerak mempelopori upaya Turki untuk mencoba menengahi diakhirinya perang Israel dan Hamas.
“Ibrahim Kalin berbicara dengan pihak Israel. Tentu saja dia juga sedang bernegosiasi dengan Palestina dan Hamas,” kata Erdogan.
Namun dia mengatakan Netanyahu memikul tanggung jawab utama atas kekerasan tersebut dan telah “kehilangan dukungan dari warganya sendiri”.
“Yang perlu dia lakukan adalah mengambil langkah mundur dan menghentikan hal ini,” kata Erdogan.
Situasi Gaza Miris setelah Diblokade Israel, Listrik Putus, Generator Rumah Sakit Sulit Bertahan
Kondisi Gaza kian memprihatinkan, apalagi sejak diblokade Israel.
Laporan menyebutkan kini listrik putus karena pembangkit listrik ditutup.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Otoritas Energi Palestina mengatakan, kelangkaan bahan bakar membuat pembangkit listrik satu-satunya di wilayah itu tidak berfungsi.
Kondisi tersebut menyebabkan pemadaman total terjadi di Gaza dan menggangu sejumlah fasilitas viral, termasuk rumah sakit.
Padamnya listrik di Jalur Gaza mulai terjadi seiring blokade penuh yang dilakukan Israel.
Blokade dilakukan sebagai respons atas serangan Hamas sejak Sabtu (7/10/2023).
Baca juga: BRUTAL! Israel Tega Bombardir Petugas Kesehatan Gaza Hingga Luka Parah, Yang Menolong Pun Ditembak

Dikutip dari Anadolu, satu-satunya pembangkit listrik di Gaza tak lagi berfungsi sejak Rabu (11/10/2023).
Sebelumnya, Kepala Otoritas Energi Palestina Dhafer Melhem mengumumkan bahwa satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza akan ditutup setelah jam 7 malam.
"Saya menerima laporan hari ini yang menyatakan bahwa sebagian besar sel surya di atap rumah dan fasilitas di Jalur Gaza telah rusak total dan tidak mampu menghasilkan energi," kata Melhem.
Menurutnya, tindakan Israel memblokade penuh Gaza menciptakan krisis kemanusiaan serius, karena menyasar warga sipil yang tidak berdaya.
Oleh karena itu, pihaknya menyerukan komunitas internasional agar bergerak cepat menghentikan ketegangan ini.
Generator rumah sakit bertahan sampai Kamis
Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila mengatakan stok bahan bakar untuk mengoperasikan generator di rumah sakit di Jalur Gaza akan habis pada Kamis (12/10/2023).
Kondisi ini akan semakin memperburuk bencana di rumah sakit yang terus menerima para korban, dikutip dari Aljazeera.
Ia menjelaskan, seluruh jalur penyeberangan di Gaza ditutup, sehingga mustahil mendatangkan bahan bakar untuk pembangkit listrik atau generator yang sudah lama diandalkan oleh warga dan rumah sakit.
Baca juga: PILU Detik-detik Wanita Israel Dikabari Suami Tewas, Terekam saat Wawancara Stasiun TV, Histeris

Stok makanan hanya bertahan dua minggu
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan, mereka memiliki persediaan makanan dan air kurang dari dua minggu untuk membantu lebih dari 180.000 warga yang berlindung di sekolah-sekolah.
"Jalan-jalan diblokir, kami tidak memiliki saluran telepon, jaringan kami terkena serangan udara.
Sangat sulit bagi kami untuk mengetahui apa yang terjadi," kata wakil direktur badan tersebut, Jennifer Austin.
Pihaknya mengandalkan staf yang juga merupakan bagian dari pengungsi dan tetap bertugas memberikan layanan.
"Ini benar-benar situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
(Bangka Pos/Kompas.com)
Sebagian diolah dari artikel Bangka Pos dan Kompas.com
Sumber: Bangka Pos
Daftar 9 Negara yang Keluarkan Peringatan Perjalanan Warga Berkunjung ke Nepal, Indonesia Termasuk |
![]() |
---|
Identitas Tyler Robinson, Pemuda 22 Tahun yang Diduga Menembak Charlie Kirk saat Debat Publik |
![]() |
---|
Kronologi HP Xiaomi 13 Meledak saat Dipakai Balita 3 Tahun, Bocah Alami Luka Bakar Tangan dan Kaki |
![]() |
---|
Soal Temuan Mie Instan Soto Banjar Mengandung Etilen Oksida di Taiwan, BPOM: Bukan Ekspor Resmi |
![]() |
---|
BSU Pekerja Swasta, Apakah Cair Lagi September 2025? Menanti Kabar Baik dari Kemnaker |
![]() |
---|