Breaking News:

Berita Viral

Percakapan Wanita Hamil 7 Bulan Sebelum Dibunuh Mertua, Ibu Baru Sadar Firasat: Jenazahnya Senyum

Tengah gempar kasus ibu hamil 7 bulan meninggal dibunuh oleh ayah mertuanya

Editor: Galuh Palupi
Ist/Surya.co.id/Galih Lintartika
Menantu hamil 7 bulan tewas dibunuh ayah mertua 

'Bak petir menyambar di siang bolong', pada malam hari, sekitar pukul 17.30 WIB, ia tak menyangka bakal memperoleh kabar mengagetkan bahwa sang anak tak sadarkan diri hingga dibawa ke Puskesmas Purwoadi.

Ledakan emosi Nurul Afini makin membuncah setibanya di puskesmas tersebut sekitar pukul 21.00 WIB, dan ia harus mendapati anaknya sudah tak bernyawa dengan berbagai kejanggalan.

Baca juga: BEJAT Pria di Aceh Tega Cabuli Anak Kandung, Korban Hamil dan Kini Melahirkan, Dilakukan 5 Kali

Firasat wanita hamil 7 bulan sebelum dibunuh mertua
Firasat wanita hamil 7 bulan sebelum dibunuh mertua (Instagram - TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI)

Kejanggalan yang diketahuinya seperti luka robek pada leher sisi kanan, dan kondisi memar pada bagian bawah perut anaknya yang membuncit karena hamil tujuh bulan.

"Aku tatak (berusaha kuat) di Puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya. Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya (saat meninggal) senyum. Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," ujarnya.

Nurul Afini mengaku bahwa anaknya bak memiliki firasat akan kepergiannya.

Fitri disebutnya memohon maaf kepada dirinya meskipun tidak jelas kesalahannya.

Ia menceritakan isi percakapan terakhir bersama sang anak pada hari itu.

Pertama, sang anak sempat berupaya untuk menjual televisi beserta STB-nya untuk membeli motor agar bisa beraktivitas ke luar rumah.

Kedua, sang anak juga sempat bercerita bahwa pada hari itu telah resmi memiliki Kartu Keluarga (KK) tersendiri dengan suaminya, Sueb.

Sehingga keduanya telah resmi sebagai pasangan suami istri yang berdomisili di Pasuruan.

Khoiri alias Satir bunuh menantu yang hamil 7 bulan di Purwodadi.
Khoiri alias Satir bunuh menantu yang hamil 7 bulan di Purwodadi. (Kolase Tribun Trends/ist)

Itulah yang membuat korban Fitria Almuniroh Hafidloh akhirnya dimakamkan di kompleks permakaman umum setempat atau sesuai dengan domisili catatan kependudukan terbaru, yakni di Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.

"Ya di hari itu, dia dan suaminya dapat KK sendiri," katanya.

Kemudian, disela percakapan tersebut, lanjut Nurul Afini, sang anak kerap beberapa kali menyampaikan permohonan maaf yang tak jelas peruntukkan atas kesalahan apa.

"Dia bilang lagi; bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu. Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang; ibu Baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu," terangnya.

Ucapan aneh dari sang anak itu tak hanya disampaikan saat berkomunikasi terakhir pada siang kemarin.

Halaman
123
Tags:
FitriaSurabayaPurwodadi
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved